Tiga Unsur Utama Penyebab Langsung Kematian Ibu
Mei 28, 2010 14 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat.– Matanya memerah, sedikit lagi ia akan meneteskan air matanya, ketika saya Tanya “Bidan! Satu lagi yach, Kematian Ibu?. Iya! Jawaban ibu bidan lemah. Sang Bidan yang biasa kupanggil, “Bidan” menjabat Kepala UPT Kesehatan Keluarga yang membawahi unit Pembinaan gizi dan Unit Kesehatan ibu-Anak.
UPT yang merupakan singkatan dari Unit Pelaksana Tehnis, Dibuat Oleh Dinas Kesehatan kabupaten Polewali Mandar, dibawahi langsung Oleh Kepala Dinas Kesehatan sebagai unit penunjang Dinas Kesehatan yang tidak dibawahi oleh Bidang menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan telah serius untuk menata Status Kesehatan dan Gizi Ibu dan Anak karena langsung dibawah kendali Kepala Dinas Kesehatan.
Saya bertanya lebih lanjut ke Ibu Bidan, “Dimana Meninggalnya?” tanyaku serius, jawabnya adalah “Di Rumah Sakit Umum Polewali, belum sempat dilayani ibu langsung meninggalkan dunia, Ia tinggal Di Rea,———sekitar 2 km dari RSUD Polewali——– Ia Tetanggaku, Saya tidak sempat menolongnya. Karena Ada Pertemuanku di Mamuju, ada pesan yang kutinggal sama bidan Puskesmas untuk memantaunya karena beberapa hari lagi Ia akan melahirkan. Karena ia orang miskin, saya sarankan untuk mengurus keterangan miskin di kelurahan” demikian jawaban Sang Bidan Teman Saya yang sekaligus juga Kepala UPT Kesehatan Keluarga pada Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar.
Dalam beberapa tulisan saya di blog ini, Penyebab kematian ibu Maternal di Polewali Mandar sebenarnya telah di ketahui penyebabnya bahkan solusi untuk mengatasi penyebabnya. Hal ini bisa dilihat dalam lima tahun terakhir, “Memang!” kematian ibu masih sering terjadi, ada fluktuatif dengan kecenderungan turun, Namun di awal tahun 2010 ini medio Mei 2010 sudah terjadi 9 kematian. Kematian yang terakhir seperti yang saya ceritakan diatas, sama halnya juga dengan kematian-kematian sebelumnya, sepertinya dapat menunjukkan secara jelas pola kematian ibu di Polewali Mandar.
Ada dua Pola yang terlihat jelas, kedua Pola itu adalah
Pertama : Kematian ibu terjadi disekitar tenaga kesehatan. Pernyataan ini sudah sering saya kemukakan pada diskusi-diskusi untuk menanggulangi dan menurunkan kematian ibu di Polewali Mandar. Bahkan untuk meyakinkan peserta diskusi saya sajikan peta dimana lokasi-lokasi terjadi kematian ibu selama lima tahun di Polewali Mandar. Lokasi-lokasi menunjukkan dengan jelas Kematian ibu terjadi disekitar tenaga kesehatan, terjadi disekitar fasilitas pelayanan kesehatan yang tentunya dekat dengan ibu hamil yang meninggal. Tapi kadang jawaban yang saya terima, menafikan apa yang saya jelaskan. Mereka mengatakan “ahk tidak! Kematian lebih banyak terjadi di daerah-daerah pegunungan Polewali Mandar yang tidak ada bidannya, yang dukunnya tidak terlatih dan sarana kesehatan yang jauh”. Bagi penulis, terserah dengan pendapat mereka, penulis hanya menyajikan fakta bahwa gambaran kematian bayi dan ibu di Polewali Mandar demikian adanya.
Kedua; Perhatian kepada ibu hamil ketika mendekati Persalinan kurang di Perhatikan. Bidan telah memberikan pelayanan kepada ibu hamil, mulai dari Kunjungan pertama kehamilan, sampai dengan kunjungan keempat ketika ibu hamil mendekati proses persalinan. Ibu hamil dan keluarganya telah mendapat pelayanan dari bidan, data kematian yang terjadi ibu dan keluarga tidak mempunyai kemampuan untuk menindak lanjuti saran dari bidan. Bidan juga kadang telah bekerja sama dengan sesama bidan dan juga dukun (kemitraan dukun). Tapi kadang juga bidan tidak mempunyai kemampuan menindak lanjuti apa yang disarankan kepada ibu hamil dan keluarganya.
Dari kedua pola ini terlihat dengan jelas bahwa yang berperan terhadap kematian ibu maternal (bc. hamil- partus-nifas) di Polewali Mandar adalah IBU Bidan, Keluarga Ibu hamil dan Dukun, seperti yang terlihat pada gambar diatas. Saya ingin jelaskan satu persatu ke tiga unsur ini karena posisinya sangat lemah dalam kedudukan kesehatan komunitas kesehatan masyarakat.
Keluarga Ibu Hamil
Keluarga ibu hamil baik kaya maupun miskin walaupun di pengaruhi dan mempengaruhi oleh bidan dan dukun, apabila tidak di difasilitasi/didukung oleh komponen komunitas yang ada disekitar misalnya keluarga dekatnya, tetangganya maupun orang-orang yang pedulinya terhadapnya, sangatlah beresiko terjadinya pilihan yang tidak tepat dalam pelayanan keperawatan kehamilan, persalinan dan nifas (bc. Perawatan maternal) yang mengakibatkan kematian ibu.
Bidan (Penolong Persalinan Profesional)
Bidan senior maupun yunior, profesional maupun baru belajar profesional, dalam memberikan pelayanan mempengaruhi maupun di pengaruhi ibu hamil atau keluarganya maupun melalui dukun yang sekarang dikenal dengan kemitraan bidan dan dukun, apabila tidak difasilitasi/didukung oleh komponen-komponen disekitarnya misalnya, masyarakat yang ada disekitarnya, bidan sesamanya maupun orang-orang yang peduli terhadap keberadaan bidan, sangatlah beresiko terjadi kelalaian yang mengakibatkan kematian ibu.
Dukun (Penolong Persalinan Tradisional)
Dukun, terlatih maupun tidak terlatih, bermitra maupun tidak bermitra, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keluarga ibu hamil dan bidan, apabila tidak difasilitasi/dukung oleh komponen komunitas disekitarnya semisal masyarakat di sekitarnya terutama tokoh masyarakat, tokoh agama dan orang-orang yang peduli terhadap keberadaan dukun, sangatlah beresiko terjadinya kesalahan pelayanan dan perawatan kehamilan, persalinan dan nifas yang mengakibatkan kematian ibu maternal.
Dari gambaran ketiga unsur ini, bidan walaupun dia profesional, keluarga walaupun dia kaya, dukun walaupun dia telah bermitra dan terlatih, kematian ibu tetap akan terjadi, karena ketiga komponen atau unsur yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi diatas dalam posisi yang lemah pada pelayanan kesehatan maternal komunitas.
Faktor-faktor diluar dari ketiga komponen atau unsur tersebut sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan maternal (ibu hamil, persalinan dan nifas). Faktor-faktor inilah yang tidak berkembang (bukan tidak ada) di Polewali Mandar. Sehingga kematian ibu seperti yang saya sebutkan sebagai pola kematian ibu di Polewali Mandar yaitu pola dimana kematian ibu sering terjadi disekitar tenaga kesehatan dan Pola dimana kepedulian terhadap ibu hamil ketika mendekati persalinan, tidak ditemukan, dan ini harusnya menjadi perhatian utama.
Oleh Karena itu, kematian ibu dalam lima tahun terakhir yang fluktuatif dan cenderung turun, bukan menunjukkan keberhasilan, tetapi memperlihatkan kelemahan dari sistem yang dibangun, sistem yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi yang diperlihat dari tiga unsur (sub sistem) yaitu bidan, keluarga ibu hamil dan dukun adalah posisi yang sangat lemah, tidak kuat untuk membentuk sistem yang kokoh untuk menopang penurunan kematian ibu di Polewali Mandar, bahkan kalau diamati lebih jauh lagi bidan yang merupakan sub sistem dari ketiga unsur yang ada, bila dijadikan sistem pelayanan yang dilakukan oleh bidan sendiri (mandiri-profesional) masih dalam posisi yang tetap lemah, karena ia bekerja dalam lingkup komunitas yang setiap saat selalu berubah, tidak seperti pelayanan bidan yang telah baku dalam suatu institusi semisal klinik bersalin.
Disamping itu juga sarana pelayanan maternal yang bidan kembangkan tidak akan bisa memenuhi standar APN (Asuhan Persalinan Normal) karena ia berada di rumah, bahkan di poskesdes sekalipun, karena sekali lagi di pengaruhi lingkungan komunitas yang setiap saat selalu berubah, setiap keluarga ibu hamil, bidan maupun dukun ketika berinteraksi mempunyai masalah yang berbeda-beda.
Diperlukan fasilitasi dan dukungan yang utuh dari ketiga unsur bidan, ibu hamil dan dukun dalam menjalin kehamilan dan persalinan serta nifas yang aman serta bayi yang dilahirkan normal, sehat dan bersih. Fasilitasi dan dukungan itu berupa tenaga yang dapat masuk ketiga unsur seperti gambar dibawah ini
Tenaga ini sebagai fasilitator, sebagai seorang motivator, seorang MANAJER dalam pengembangan masyarakat bidang kesehatan, khususnya tenaga yang mampu menjamin kehamilan, persalinan yang aman, dan bayi normal dan sehat serta bersih masyarakat difungsikan, masyarakat dimotivasi, dan akhirnya masyarakat atau komponen/unsur yang seharusnya peduli kepada ibu hamil, bidan dan dukun dapat berbuat (aktif) lebih banyak untuk menurunkan kematian ibu.
Fasilitator ini, yang juga sebagai seorang manajer, akan bekerja dengan bidan, ibu hamil dan juga dukun, pada saat tertentu yang terjadwal melakukan pertemuan——- bukan satu dua kali tapi sampai masalahnya bisa terpecahkan—— menfasilitasi bidan, mengfasilitasi ibu hamil dan keluarganya dan menfasilitasi peran dukun. Kemudian mencoba melibatkan masyarakat, menfungsikan masyarakat bahkan memotivasi masyarakat untuk bisa terlibat langsung dengan bidan, keluarga ibu hamil dan dukun. Intinya fasilitator disini adalah mempermudah bidan, ibu hamil dan dukun, dengan sumber daya yang ada disekitarnya yaitu masyarakat dapat difungsikan (over behavior bukan cover behavior) dan masyarakat termotivasi (over motivation bukan cover motivation).
—————————————————
Baca Juga artikel terkait
- Perdebatan Angka Kematian Ibu
- Hasil Audit Non Klinis Kematian Ibu dan Bayi
- Mama Aku Mau Mati
- Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil
- Kebutuhan Gizi pada masa embrio dan janin.
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Aku suka ketika orang-orang berkumpul dan berbagi pendapat. Situs web yang besar, terus bekerja dengan baik!
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas tulisan-tulisan Anda yang sangat baik! Aku benar-benar mencintai cara tulis Anda. Aku punya buku yang berisikan tulisan-tulisan Anda ………
I like this template, would you mind to tell me where can I get it? thanks
Nice blog here! Also your website loads up very fast! What host are you using? Can I get your affiliate link to your host? I wish my site loaded up as quickly as yours lol
I’m still learning from you, however I’m bettering myself. I actually love studying every little thing that’s written on your blog.Keep the stories coming. I loved it!
Magnificent beat ! I wish to apprentice while you amend your site, how can i subscribe for a blog site? The account aided me a acceptable deal. I had been tiny bit acquainted of this your broadcast offered bright clear concept
This is something I have to do more research into, thank you for the post.
I have been examinating out some of your posts and i can claim pretty good stuff. I will definitely bookmark your blog.
Precisely what I was searching for, regards for posting .
Pay no attention to what the critics say… Remember, a statue has never been set up in honor of a critic!
Dari sisi bidanya, Skill dan pengetahuannnya memang harus standar, dilengkapi dengan fasilitasnya yang standar juga, terlepas dari itu semua, ia kadang tidak berdaya berhadapan dengan pihak keluarga ibu hamil, dukun mungkin bisa dirangkul, tetapi untuk keluarga ibu hamil sangat sulit apalagi keluarga tersebut miskin yang terabaikan oleh program Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan program-program sejenis lainnya.
Yang harus di tingkatkan berarti sdm bidan dan segala fasilitasnya
Pa’arsad! melihat tulisannya mending pak Arsad yang jadi Fasilitator karena sudah tahu semua prolematikanya. tapi saya dengar pa” arsad di kantor tidak terlalu difungsikan , apalagi informasi terakhir ada oknum tertentu yang menghalangi untuk menjadi Jabatan fungsional epidemiologi kesehatan ahli….. bahkan untuk menjadi pejabat struktural. Sabar..yach paK. …..mending memang pengetahuan pak Arsad dituangkan saja di Blog ini… orang bisa membacanya dan mendapatkan pencerahan.
Bidan juga manusia…. perlu juga fasilitator ya?