Menghitung Kebutuhan Obat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas

Obat-obatan puskesmas

Logistik obat dan bahan habis pakai di puskesmas

POLEWALI MANDAR SULAWESI BARAT @Arali2008.– Sebenarnya kunci manajemen logistik obat dan bahan habis pakai di Puskesmas dan klinik-klinik pelayanan pengobatan kesehatan adalah sistem informasi  dari arus obat dan alat, kondisi stok serta hasil kegiatannya, merupakan dasar untuk mengadakan, mendistribusikan obat dan alat dalam menghitung-hitung kebutuhan obat Puskesmas ataupun klinik pelayanan pengobatan kesehatan

Di Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Obat yang digunakan di Puskesmas atau penyediaan obat di Puskesmas ataupun di klinik-klinik pelayanan kesehatan pemerintah selalu didistribusikan dari Gudang Obat Kabupaten, namun sebelum petugas gudang obat mendistribusikannya, petugas obat puskesmas membuat laporan penggunaan obat dan rencana permintaan obat bulanan atau triwulan.

Masih sering ditemukan Puskesmas yang selalu kehabisan obat ditengah bulan, sehingga pasien yang datang berobat diakhir bulan kadang hanya menerima resep dan membelinya di apotik, tentunya harganya akan sangat mahal dibandingkan di Puskesmas yang hanya membayar biaya retribusi  dua ribuan rupiah bahkan dibeberapa kabupaten penggunaan obat di puskesmas digratiskan alias ditanggung pemerintah daerah justru semakin memberatkan masyarakat.

Agar permasalahan  arus obat dan alat, kondisi stok serta hasil kegiatannya tidak terjadi seperti yang digambarkan diatas. Berikut cara praktis menghitung kebutuhan obat dan bahan habis pakai puskesmas sebagai berikut:

Langkah Pertama : VALIDASI

Tahapannya adalah

  1. Cek setiap jenis obat dan bahan habis pakai yang ada di Puskesmas (ingat! Semua jenis obat  dan bahan habis pakai yang ada)
  2. Berapa banyak yang digunakan selama waktu tertentu  bisa dalam Bulanan atau Triwulan sesuai dengan stok  obat dan bahan habis pakai yang dihabiskan di Puskesmas
  3. Cek jumlah pasien yang diobati dan jumlah dosis yang diberikan.

————-Kunci manajemen logistik di Puskesmas diantaranya penggunaan obat di Puskesmas adalah perencanaan ke depan (forecasting) terhadap pelayanan pengobatan untuk memprediksi kebutuhan akan obat dan alat habis pakai. Untuk mendukung  keberhasilan kegiatan ini, perlu dilakukan validasi terhadap data  obat  dan penggunaannya—————- (A.Mappatoba, 2008)

Ini penting karena jika ada perbedaan berarti ada yang terbuang atau ada yang menggunakan obat tetapi lupa tercatat, ingat yang terbuang atau tidak tercatat tetap dinyatakan sebagai obat yang dikeluarkan. Dan juga penting untuk melakukan evaluasi ketersediaan obat dan bahan habis pakai Puskesmas.

Langkah Kedua : HITUNG KEBUTUHAN

Setelah data obat dan bahan habis pakai lengkap dan tercatat, selanjutnya dapat dihitung kebutuhan obat dan bahan habis pakai Puskesmas untuk bulan-bulan berikutnya,  sebagai contoh  perhitungan  salah satu jenis obat seperti yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Pemakaian parasetamol pada bulan Oktober 2008 sebanyak 1000 tablet, Sisa stok per 30 Oktober 2008 = 200 tablet
  • Tercatat hari kerja puskesmas selama 25 hari kerja
  • Maka pemakaian rata-rata  adaalah obat yang digunakan pada bulan Oktober  dibagi dengan jumlah hari kerja  yaitu = 1000 / 25 hr = 40 tablet
  • Perlu diperhatikan juga stok pengamanan obat yang selalu harus tersedia bila terjadi peningkatan pasien, biasanya stok pengaman berkisar 10 – 20 %.  diambil saja 10 % jadi stok pengaman adalah 10/100 x 1000 tablet = 100 tablet
  • Sering petugas kalau mau mengampra obat (mengambil obat kegudang obat kabupaten/kota) biasanya waktu tunggu yang digunakan adalah  2 – 3 hari,  jadi kalau diambil 3 hari tunggu maka  3 x 40 tablet = 120 tablet  (Ingat ! bahwa penggunaan obat diatas rata-rata 40 tablet perhari seperti perhitungan diatas)
  • Dan selanjutnya kebutuhan obat parasetamol untuk  bulan Nopember 2008 = (1000 + 100 + 120 ) – sisa stok (200) = 1020 tablet

Contoh perhitungan obat ini  berlaku juga untuk kebutuhan jenis obat dan bahan habis pakai lainnya yang ada di Puskesmas atau berlaku juga pada klinik-klinik pelayanan kesehatan swasta yang melakukan pengadaan obat dan bahan/alat habis pakai setiap bulannya.

Langkah Ke Tiga : Membuat Laporan

Membuat laporan penggunaan obat dan rencana permintaan obat bulanan atau triwulan. Laporan Pengeluaran dan Laporan Penggunaan Obat (LPLPO) KIA kepada pengelola gudang obat Puskesmas dan selanjutnya diteruskan ke bagian Obat Dinas Kesehatan Kabupaten.

Demikian tulisan yang sederhana tapi sangat bermanfaat terhadap pertanggung jawaban penggunaan obat dan bahan habis pakai puskesmas. Silakan mempraktekkan cara  menghitung kebutuhan obat dan bahan habis pakai  Puskesmas ayaupun pada klinik pelayanan pengobatan kesehatan.

Catatan : Materi ini adalah salah materi praktek pelatihan Manajemen Logistik bagi  Bidan Puskesmas dan Polindes/Poskesdes kerja sama Penda Polewali Mandar cq Dinas Kesehatan dengan Unicef, yang difasilitasi oleh Penulis.

Semoga bermanfaat !?

Baca juga tulisan terkait

  1. Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas
  2. Petugas Kesehatan belum Memahami Kebutuhan Gizi Induvidu
  3. Tahun Ke II Pengobatan Massal filaria di Polewali Mandar.
  4. Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil.
  5. Dukun Ponari Salah Satu Bukti Kegagalan “Pendekatan Medis” dalam Kesehatan Masyarakat
  6. Pemberian Vitamin A pada Balita Di Polewali Mandar

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

4 Responses to Menghitung Kebutuhan Obat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas

  1. ERVINA JULIA says:

    apakah ada rumus tertentu terkait perencanaan obat, kalau boleh tau rumus perencanaan nya gimana yah ?

  2. Eka says:

    saya mau tanya..
    bagaimana pengelolaan pembukuan tentang obat yg masuk dan keluar di klinik?

    arali2008 menjawab
    pada prinsipnya sama seperti yang saya jelaskan diatas.tinggal dikreasikan sesuai kebutuhan.

  3. Yuliam says:

    Terima kasih atas tulisannya, sangat membantu dalam pembelajaran dan perhitungan kebutuhan obat.
    Saya bermaksud menggunakan tulisan bapak sebagai salah satu pustaka dalam skripsi saya. Oleh karena itu, apabila bapak tidak berkeberatan saya ingin mengetahui referensi dan sumber tulisan ini, khususnya (Mappatoba, 2008) dan contoh perhitungan kebutuhan obat diatas.
    Saya tunggu balasannya melalui e-mail (saya kirimkan alamat email saya).
    Terima kasih banyak sebelumnya.

    arali2008 menjawab
    Sumbernya : Mappatoba, 2008. “——Modul Manajemen Obat di Puskesmas, Pada pelatihan Fasilitator distribusi Obat dan alat kesehatan Habis Pakai di Puskesmas tahun 2008. —– Dinkes Sulsel-Unicef, Makassar 2008.

  4. ahda says:

    sya mau tnya apa saja langkah2 pengelolaan apotek???? plizzz jwb

    arali2008 menjawab
    Coba Anda Baca Tulisan dibawah ini (diklik saja)
    https://arali2008.wordpress.com/2009/09/10/gambaran-pengelolaan-obat-dan-bahan-habis-pakai-serta-alat-puskesmas-di-polewali-mandar/

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: