Determinan Kemiskinan dan Status Kesehatan Yang Tidak Prima.

Polewali Mandar Sulawesi Barat. @arali2008.-– Berawal dari presentase Tim Penyusun Rencana Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Polewali Mandar yang mengatakan bahwa “Determinan Kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Polewali Mandar adalah rendahnya Derajat Kesehatan yang diukur dari adanya stunting yang tinggi, Angka Kematian Ibu yang tinggi dan Kematian bayi masih tinggi pula”. Sayapun memberikan tanggapan akan pernyataan ini. “Tidaklah Benar!!.. Bukan Demikian!!?”

Regresi penurunan Kemiskinan di Polewali Mandar

Determinan adalah faktor-faktor penyebab yang menentukan terjadinya akibat, ada hubungan kausal sebab musebab. Kemiskinan adalah keadaan miskin dari pengeluaran pendapatan yang rendah berada dibawah garis pengeluaran pendapatan yang dinyatakan miskin, yang tidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan dasar pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.

Jadi determinan Kemiskinan adalah faktor-faktor penyebab yang terjadi pada kelompok usia produktif yang memiliki pendapatan tidak cukup untuk dikeluarkan memenuhi kebutuhan makanan dan non makanan atau  berada dibawah garis pengeluaran normal (bc. Uang Rp. 366.355.- perkapita untuk Kab. Polewali Mandar, BPS Sulbar 2018) yang dinyatakan miskin atau tidak cukup membiayai dirinya atau keluarganya akan kebutuhan dasar pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.

Dari berbagai faktor penyebab kemiskinan yaitu rendahnya produktifitas dalam menghasilkan pendapatan, salah satu penyebabnya adalah status kesehatan yang tidak prima. Status Kesehatan artinya keadaan sehat atau sakit. Sehat artinya keadaan sehat jasmani mental dan spritual yang memungkinkan seseorang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan sakit adalah kebalikan dari sehat yaitu keadaan sakit jasmani, mental dan spritual tidak memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Dalam suatu populasi penduduk diperkirakan 10-20 % penduduknya mengalami sakit, normalnya berada diantara 10%. berbanding lurus dengan presentase kemiskinan pada wilayah dengan presentase kemiskinan masih tinggi, misalnya saja Kabupaten Polewali Mandar dengan presentase kemiskinan 15.59% di tahun 2019. Bisa diperkirakan sebagian besar dari penduduk Polewali Mandar tersebut mengalami sakit pula yaitu sebesar 15% penduduk dengan keadaan yang tidak memungkinkan mereka yang sakit dapat hidup sehat secara produktif, sosial dan ekonomis.

Data Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan  Kabupaten Polewali Mandar, bahkan menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan pada usia produkti (15-59 Tahun) ditemukan mereka yang beresiko sakit tidak produktif secara sosial dan ekonomi sebesar 33.55 %  dari jumlah usia produktif (92.802 yang beresiko dari 276.595 jiwa usia produktif 15-59 tahun). Inilah faktor penyebab dari status kesehatan sebagai salah satu determinan Kemiskinan, mereka yang usia produktif mempunyai pendapatan untuk pengeluaran masih dibawah garis rata-rata pendapatan yang dinyatakan miskin.

resiko sakit usia produktif

Melihat angka kesakitan dalam suatu populasi penduduk yang biasa tinggi diwilayah miskin yaitu diantara 10-20%  maka Penurunan Angka kesakitan populasi penduduk sampai berada di posisi normal  dibawah 10%, atau diturunkan 5-10% setidaknya dapat menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Polewali Mandar dari 15,97% ditahun 2018 menjadi dibawah 9.00% ditahun 2024 Sebagaimana yang telah dituangkan dalam pencapaian Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Polewali Mandar periode 2019-2024.

Penyebab keadaan sakit yang masih tinggi atatu 33.5 %  mereka yang beresiko  tidak produktif secara sosial dan ekonomi pada kelompok umur produktif penduduk Polewali Mandar adalah pelayanan kesehatan yang belum menyeluruh pada mereka yang miskin, fisik mereka yang miskin tidak terlalu kuat untuk bekerja secara optimal, mental mereka tidak cukup semangat untuk termotivasi bekerja lebih dari biasanya. Dan juga keadaan spritual mereka yang miskin tidak cukup baik — bertawakal– untuk melihat karunia Allah Tuhan Yang Maha Pemberi Rahmat di bumi yang mereka pijak.

“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).

Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda. ”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad Tirmidzi no 2344)

Mereka yang miskin berada diusia produktif harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima, mendapatkan kecukupan gizi energi baik, pelayanan kesehatan jasmani, pelayanan kesehatan mental dan spritual pada mereka yang miskin harus dapat dilakukan pada unit-unit pelayanan kesehatan yang tersedia, Puskesmas dan jaringannya, poliklinik swasta dan rumah sakit sebagai unit rujukan. Penyediaan sumber daya yaitu tenaga medis-kesehatan, obat, alat dan bahan kesehatan serta prosedur yang telah ada tapi kurang maksimal dalam pelaksanaannya harus segera di fungsikan dengan sebaik baiknya dalam suatu program khusus pelayanan kesehatan pada mereka usia produktif yang dikategorikan miskin, seperti yang akan dikembangkan oleh Kementerian Sosial yaitu Sistem Layanan Terpadu dan Rujukan (SLTR) pada mereka yang miskin.

Tidak ada alasan untuk tidak memberikan layanan kesehatan kepada mereka yang miskin, karena negara telah memberikan Jaminan Kesehatan sebagai Penerima Bantuan iuran Jaminan Kesehatan. Mereka yang miskin dilarang sakit karena jika sakit mereka tidak akan produktif, dan jikalaupun sakit cukup 3 hari, sehingga mereka tidak terpuruk dalam pendapatan yang kurang.

Jadi apa yang dinyatakan oleh Tim Penyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Polewali Mandar bahwa, “….. Anak balita yang Stunting, ibu yang meninggal karena kehamilan, bersalin dan nifas yang tidak sehat dan bersih, bayi yang meninggal dan sakit merupakan penyebab kemiskinan di Polewali Mandar yang tertinggi di Sulawesi Barat”…. (Tim Penyusun SPKD).

Apa yang dinyatakan oleh Tim Penyusun SPKD itu, “Tidaklah Benar!!.. Bukan Demikian!!?” Tapi kemiskinanlah yang menyebabkan mereka anak balita jadi Stunting, ibu meninggal karena kehamilan, bersalin dan nifas serta bayi meninggal yang tidak sehat dan bersih. Dan mereka miskin dengan pendapatan yang rendah, karena mereka memiliki resiko sakit tidak produktif secara sosial dan ekonomis.

Dan oleh karenanya mereka yang miskin tidak produktif diusia produktif secara sosial dan ekonomi alias pendapatannya dibawah garis kemiskinan harus dijamin kesehatannya alias tidak sakit jadi sehat, dapat produktif secara sosial dan ekonomis dalam peningkatan pendapatan, sehingga pengeluaran pendapatan selalu cukup dalam menjaga bayi dan ibu agar selalu sehat dan bersih. Determinan Kemiskinannya, salah satunya adalah Status Kesehatan yang tidak Prima. Demikian ditulis Status Pembangunan Polewali Mandar dalam Pengendalian Progam Badan Penelitian Pengembangan dan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Polewali Mandar.

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi, Kesehatan dan Sosial
di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

2 Responses to Determinan Kemiskinan dan Status Kesehatan Yang Tidak Prima.

  1. iya pola hidup sehat, menjaga sehat menjadi lebih sehata, pola hidup tidak sehat, menjadi resiko jadi sakit ….

  2. Dan memang, samkin maju zaman maka semakin canggih juga segala sarana dan prasarana dalam dunia kesehatan / medis, dan berimbas juga pada semakin mahalnya baya kesehatan atau untuk pengobatan.
    Mungkin salah satu solusi untuk mereka yang minim biaya hidup agar tetap bisa menjaga kesehatan serta pengobatan yaitu dengan cara menerapkan pola hidup sehat serta pemanfaatan sumber daya alam. Back to Nature.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: