Silsilah Keluarga
LA TONDIKA pada tahun 1620 mengunjungi Mekkah dan Madinah untuk menunaikan Ibadah Haji dan belajar Agama, sebelum pulang, berziara ke makam Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam, singgah di kesultanan Aceh, bergabung dalam majelis Ilmu Syaikh Syamsudin ibnu Abdullah As Sumatrani mufti di kesultanan Aceh. Mansyur dengan Nama H. Sulaiman dan kemudian kembali ke negerinya Kesultanan Buton untuk melakukan siar Islam, mansyur dengan nama Haji Padha Al Butuni Rahimahullah. Salah satu dari 4 pejabat ahli spiritual kesultanan peletakan dasar UUD Martabat Tujuh Kesultanan Buton yang didalaminya dari kitab ‘At Tuhfat Al Mursalah ila Ruh an Nabiy’ karya Muhammad ibnu Fadhlullah Al Burhanfuri Al Hindi (Gujarat) ketika berada di Kesultanan Aceh
***
ARSAD RAHIM ALI, dalam penamaan silsilah (bc. nasab) adalah Arsad Rahim Ali bin Rahim Ali bin Muhammad Ali bin Abdul Rahim Al Butuni, dan seterusnya ditulis dengan latar belakang cerita sejarah mulai dan berakhirnya Kesultanan Buton.
Lahir di Kota Bau-Bau. Ketika lahir kota ini berstatus kota administarsi Bau-Bau Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara adalah salah satu kota tua di Kawasan Timur Indonesia. Berdasarkan data administrasi Hindia Belanda (Staatblad no. 325 tahun 1916) Bau-Bau adalah onderafdeling ibu kota dari afdeling Buton, salah satu dari 11 Afdeling yang ada di Pulau Selebes (Sulawesi) khususnya Selebes bagian Tenggara (Pen; Sekarang Provinsi Sulawesi Tenggara). Tercatat dalam staatblad Hindia Belanda tersebut (perjanjian Korte Verklaring 18 April 1906) afdeling Buton dibedakan dengan afdeling lainnya yaitu dibawah kekuasaan kesultanan Buton yang merdeka dan berdaulat sebagai suatu negara (red. Sebelum adanya NKRI sebagai bentuk pengakuan) Negara sahabat dari kerajaan Belanda, setelah Indonesia Merdeka sampai dengan tahun 1962.
Dalam catatan lainnya Belanda membagi negeri-negeri di Sulawesi menjadi tiga kategori. Pertama, negeri-negeri yang langsung dibawah kekuasaan Belanda. Kedua, negeri-negeri dan kerajaan-kerajaan yang tidak langsung dibawah pemerintahannya tapi belanda memiliki hak dalam perwilayahannya. Ketiga, kerajaan-kerajaan merdeka yang hubungannya dengan Belanda didasarkan pada perjanjian, khususnya Perjanjian Bungaya yang diperbaharui, dimana kesultanan Buton adalah negara yang mengakui kedaulatan Belanda demikian sebaliknya, Belanda mengakui Kesultanan Buton yang berdaulat sebagai suatu Negara (ANRI 1973: ciii; Resink 1987).
Sejak lima atau enam abad yang silam, Kota Bau-Bau telah menjadi kota Bandar Kesultanan Buton yang berpusat di Wolio, Mitra kerja kerajaan Bone di Kabupaten Bone, Kota Tua Makassar Kerajaan Goa Sulawesi Selatan, dan Kerajaan Ternate Provinsi Ternate serta beberapa kerajaan kecil di kawasan Buton dan sekitarnya, termasuk jauh sebelumnya Kerajaan Majapahit telah mengenal Kerajaan Buton.
Butun (Buton) adalah memiliki desa “ibu kota dari kerajaan butun” tempat tinggal para resi “orang-orang yang terhormat” yang dilengkapi dengan taman, lingga dan saluran air, rajanya bergelar Yang Mulya Maha Guru. (Mpu Prapanca, 1365, Negara Kertagama. Mesium Indonesia)
Pemukiman pertama (nenek moyang penulis) kota Bau-Bau di mulai sekitar awal abad ke 13, oleh migrasi kelompok orang yang datang dari Johor, (pencari agama Islam dari kawasan Asia Tengah). mereka adalah mencari agama Allah SWT yang telah lama mereka dengar tetapi mereka belum menganutnya, belum ada yang mengajarkannya, mereka sangat rindu akan agama ini, Mereka ini terdiri dari empat kelompok (Si Empat Orang), mereka sepakat mencari agama ini dengan berlayar, setelah melalui perjalanan laut dan singgah di berbagai daratan, tibalah mereka diselat Buton, mereka sangat tertarik dengan wilayah ini (Pulau Buton), mereka sepakat menunggu agama Islam di pulau ini, mereka membagi pendaratan menjadi empat bagian yaitu
- Kelompok pertama dipimpin oleh Si-Panjonga. Mereka mendarat di Sula sekitar kota Bau-Bau sekarang
- Kelompok yang dipimpin oleh Si-Tamanajo mendarat di Kapontori (sekitar wilayah Kabupaten Bombona sekarang ini, yang dulu adalah wilayah Kerajaan Buton)
- Kelompok yang dipimpin oleh Si-Simalui yang mendarat di Kamaru (Bagian selatan)
- Dan kelompok Si-Jawangkati di Wawasangka (Masih sekitar wilayah kabupaten Buton bagian timur)
Beberapa tahun kemudian (awal abad ke 13) setelah masing-masing mendirikan pemukinan diwilayah pendaratannya, mereka kemudian berkumpul diwilayah yang dipimpin oleh Sipanjonga. Mereka sepakat membangun perkampungan bersama di wilayah Wolio, yang kemudian menjadi cikal bakal pusat pemerintahan kesultanan kerajaan Buton. Sekarang wilayah ini dikelilingi oleh Benteng Keraton Kesultanan Kerajaan Buton, Benteng (Kastil) terluas di Dunia Fersi Buku Musium Rekor Indonesia (MURI) dan Guines Book of Recor versi Dunia sebagai peninggalan asli peradaban sistem pertahanan militer kesultanan Buton.
Setelah perkampungan Wolio yang dipimping oleh Si Panjonga berkembang, datanglah kelompok putri raja yang datang melalui Negeri Tiongkok yaitu Kelompok Putri Raja Wakaka. Kelompok Putri Raja Wakaka ini diterima dengan baik oleh kempat kelompok sebelumnya. Mereka (Kelima Kelompok ini) kemudian sepakat membentuk suatu kerajaan Buton, karena kelompok ini sangat memuliakan yang namanya wanita maka Putri Wakaka sendiri kemudian diangkat menjadi Ratu. Yang Mulya Maha Guru Batara yi Butuni.
Ketika Abdi Negeri Butuni membutuhkan Pimpinan maka ditemukanlah seorang putri dari dalam benteng bambunya, sang putri menampahkan diri sebagai seorang ratu, — Batara yi Butuni —- para Abdi begitu mengabdi, inilah pimpinan kita, Wakaka. dia sang ratu dari kita sebagai Abdi Butuni untuk saling memelihara negeri Butuni. Ketika sang Ratu dilantik menjadi Raja Pertama Butuni, sang Ratu dan para Abdi Butuni bersumpah.
Qul, “Ana Rabbi maa Abdi”,
Katakanlah, “saya Wakaka sebagai raja, yang diamanatkan oleh Allah Ta’ala untuk memelihara negeri Butuni bersama para abdi negeri”.
Qul, “Abdi maa Rabbi”,
Katakanlah, “Kami Abdi Negeri Butuni bersama Raja Wakaka diamanatkan Allah Ta’ala untuk Memelihara Negeri Butuni”.
Qul, “Rabbi wal Abdi waa Wahid”,
Katakanlah, “Allah Ta’ala Yang Maha memellihara Negeri Butuni mengamanatkan kepada Wakaka sebagai raja dan para Abdi Negeri Butuni untuk selalu bersatu”.
Jadilah sang putri Wakaka sebagai Raja Pertama dari para Abdi bersatu dalam Kerajaan Butuni diawal tahun 1330an Masehi dengan sebutan Yang Mulya Raja Batara Yi Butuni.
Wakaka juga masih merupakan keturunan Raja dari Negeri Tiongkok, berasal dari dinasty KHAN dari Dinasti Fatimiyah Negeri Persia (Timur Tengah) dengan silsilah berasal dari Yastrib Madina. Putri Raja Wakaka datang ke Buton dengan pengawalan dari panglima perang Dungku Cangia dan prajuritnya dari Negeri Tiongkok karena ketika mereka datang pertamakali di wilayah Buton, atribut kerajaan diikutkan, misalnya saja lambang-lambang kerajaan berupa Naga sebagai Simbol kerajaan, lambang Nenas sebagai simbol kemakmuran, pakaian-pakaian kerajaan, termasuk ajaran kepercayaan pengikutnya yaitu ajaran agama Hindu ——walaupun Ratu Wakaka sendiri telah menganut islam—— dan atribut-atribut wanita lainnya yang sekarang telah dijadikan pakaian adat Buton.
Beberapa tahun kemudian, datang pula kelompok dari kerajaan Mataram, putra-putri dan para pembesar dari Raja Raden Wijaya kerajaan Mataram yaitu Sibatara (Sri Batara), dan anak dari Raja Raden Wijaya yaitu Raden Jutubun dan saudara perempuannya Lailan Mangrani yang dipanggil dengan Putri Lasem. Sibatara (Sri Batara Seorang Musafir/panglima dari Dinasti Fatimiyah di Timur Tengah telah menjadi Pembesar di Kerajaan Mataram) kemudian mempersunting Ratu Wakaka sebagai Istrinya,
Sang Raja/putri Wakaka melalui wali nikah saudara misannya sekaligus sebagai pengawal pribadinya “Sri Aden” menerima Sri Batara sebagai suami karena kesamaan/kejelasan asal usul dan bahasa yang digunakan ketika melamar sang Raja/Putri yaitu bahasa dan cucu dari penguasa Dinasti Fatimiyah di Timur Tengah. Mereka adalah jodoh dari seorang putri dan pangeran dari negeri 1001 malam yang ditakdirkan menjadi raja dan ratu di negri Buton.
Ratu Wakaka dan Suaminya Sibatara tak lama kemudian melahirkan seorang putri yang diberi nama Bulawambona, bersamaan dengan itu Sipanjango (seorang yang sangat dihormati) mendapatkan cucu La Baaluwu
Putri Raja Bulawambona dan La Baaluwu ini kemudian dijodohkan, setelah mereka dewasa, Putri Bulawambona diangkat menjadi Ratu II oleh ibunya Ratu Wakaka, Ratu Bulawambona kemudian dinikahkan dengan La Baaluwu, mereka mempunyai anak (putra) yang diberi nama Bataraguru, merupakan cucu dari Sang Ratu Wakaka, yang juga sekaligus sebagai putra makota dari kerajaan Buton ini. Setelah Ratu Bulawambona meninggal, Bataraguru kemudian menjadi Raja ke III, ia mempunyai beberapa putra salah satunya adalah putra Rajamanguntu, bersaudara dengan raja buton ke 4 pengganti ayahandanya Bataraguru yaitu Tuan Raden.
Rajamanguntu kemudian nikah dengan anak putri dari Raja Bone (Kerajaan Bone) —- sekarang Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan yaitu Putri Walilangke. Dan selanjutnya turunan dari Rajamanguntu dan Walilangke secara silsila (turunan) adalah :
- La Karahamba putra dari Rajamanguntu
- La Sampula putra dari La Karahamba. Ia dan istrinya bersama penjaga keluarganya, tukang kebunnya, nelayannya dan para saudagarnya tercatat sebagai penghuni pertama pulau siompu, —-Kata Siompu di ambila dari Nama Penghuni Pertamanya La Sampula dengan sebutan Si Ompu —– salah satu pulau yang berada pada bagian depan wilayah selatan kota Bau-Bau Buton. Pulau yang dikenal sebagai penghasil jeruk terbaik di wilayah Buton
- La Ladja salah satu putra dari La Sampula, dikenal sebagai Lakina Siompu digelar sebagai Kosokana Bonto Ogena Pertama di Negri Butuni pada masa peralihan transisi kerajaan butuni menjadi Kesultanan Buton
Mereka bertiga ini bukan putra makota, tetapi putra makotanya adalah saudara-saudara laki-laki sekandung, dan telah datang yang kedua kalinya dari Syaikh Maulana Sayid Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman Al Fathani dari Jahor seorang ahli tasawuf Arab-Persia melalui Gujarat dengan membawa amanat dari kesultanan Dinasty Fatimiya yang telah berubah menjadi Kekhalifahan Dinasty Ustmani berkedudukan di Turki, agar singgah di kerajaan Buton dimana ratu dan rajanya berasal dari para pembesar dinasti Fatimiya agar mulai mengajarkan syariat Islam, dan menempatkan agama islam dalam posisi tertinggi …Qaim ad-Din….. dalam pemerintahan kerajaan buton. Pada tahun 1491, berkat peran Syaikh Maulana Sayid Abdul Wahid,——Semoga Allah Swt Memberkatihnya——– pilihan raja tidak didasarkan lagi pada putra makota karena kerajaan Buton ini telah berubah menjadi Kesultanan Buton, yang mana sultannya diambil (dipilih) dari Orang Pilihan Insan Kamil sebagai Khalifatul Khamis.
Kesultanan Buton (1500- 1960) adalah satu dari sedikit tradisi demokrasi tertua di dunia. 38 orang sultan yang pernah bertahta di Kesultanan Buton dipilih dan diangkat secara demokratis bukan berdasarkan keturunan sebagaimana lazimnya pemerintahan monarchi seperti hal kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Setelah dipilih secara demokratis oleh lembaga siolimbona Sultan (Dewan Sultan) dilantik di batupopaua suatu lokasi di sekitar Mesjid Keraton Buton yang masih terpelihara hingga saat ini.

Mesjid Keraton Buton yang berada dalam Benteng (kastil) berkedudukan di Wolio sebagai pusat kerja kesultanan Buton Urusan keagamaan (Islam)
Sultan Pertamanya adalah Sultan Murhum Kaimuddin, dilantik pada tanggal 1 Safar 948 H atau Jumat, 27 Mei 1541, namanya yang identik dengan gelarnya Qaim ad-Din=Penegak Agama Islam (1541-1558).
Agama Islampun dijadikan dasar Kesultanan, oleh Sultan keempat, Sultan Dayanu Ikhsanuddin (1596 – 1632 M) dengan tim empatnya mensyarahkan Martabat Tujuh menjadi dasar dan falsafah kesultanan diundangkan dengan sebutan Undang-Undang Dasar (UUD) Martabat Tujuh —-–yakni Undang-Undang Dasar yang berisi penyelenggaranan kesultanan dengan Syara Ogena yang terdiri dari tiga dewan (eksekutif, legislatif dan yudikatif) dan satu dewan keagamaan (Syara Khidina) dengan pendekatan sufisme Tujuh Martabat yang harus dijalankan seluruh rakyat kesultanan Buton yaitu : Ahadiyah, Wahdah, Wahidiyah, (Sebagai Martabat Ketuhanan) dan Alam Ruh, Alam Misal, Alam Ajsam dan Alam Insan (Sebagai Martabat Kehambaan). Para Pejabatnya ketika dilantik wajib di i’tiqadkan dengan sifat 20 (Allah Subhanahu Wa Ta’ala) dan sifat 4 (Rasul Allah). ——– Wilayahnya terdiri dari empat Barata dengan pemerintahannya bersifat otonom, dan 72 Kadie dengan pusat pemerintahan berada di Wolio. Berkehidupan bernegara dan bermasyarakat dengan prinsip kemanusiaan, “BHINCI-BHINCI KULI, dengan empat syara : Satu, POMAA MAASIAKA (saling sayang menyayangilah kalian karena Allah Ta’ala) Dua; PO MAE MAEKA (saling takut dan taatlah kalian pada Allah Ta’ala dan RasulNya), Tiga: POPIA PIARA (saling peliharalah kalian atas apa yang telah Allah Anugrahkan padamu). Empat POANGKA ANGKATAKA (Saling angkat mengangkatlah kalian karena Allah Ta’ala).
Pembangunan Mesjid Agung Keraton pun mulai dilaksanakan dan selesai pada tahun 1712. Mesjid ini berkedudukan sebagai pusat kerja kesultanan Buton Urusan keagamaan (Islam) — Syara Khidina — dengan 60 ketenagaan (1 Pimpinan, 1 Imam, 4 khatib, 12 bilal/muazim, 40 staf (makmun) 2 staf lainnya, Sampai sekarang masih tetap difungsikan. Struktur organisasi menggunakan Struktur Martabat Tujuh dengan amanat tugas dengan menggunakan prinsip sifat 20 dan empat sifat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dengan amalan zikir tujuh martabat.
La Ladja sebagai Bonto Ogena yang dikenal sebagai Lakina Siompu dengan Gelar Kosokana (karena ia sangai pandai dalam mengatur sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran keuangan keluarga besarnya di pulau siompu, ia kemudian membagi Jabatanya Bonto Ogena Pertama menjadi Bonto Ogena wilayah Barat dan Timur. Dan ditunjuk sebagai Bonto Bonto Ogene wilayah timur kerajaan dalam struktur pemerintahan Kesultanan Buton. Sementara wilayah barat diserahkan kepada putranya
Di Pusat Kesultanan Buton, La Ladja dengan Jabatan Bonto Ogene Matanaeyo (wilayah Timur Kesultanan) kemudian mendidik putra-putrinya dengan ajaran islam yang sudah sekian lama mereka rindukan, putra-putri turunannya disamping ahli dalam agama juga merupakan menteri dalam kesultanan Buton, secara silsila atau turunan mereka itu adalah
- Bonto Ogena Rakia Bungku (red: tokoh perwakilan/pimpinan seluruh rakyat pribumi dalam dewan kesultanan siolimbona). Rakia Buku melanjutkan pendidikan dari Ayahandanya kepada putra-putranya salah satunya adalah La Tondika yang khusus mendalami Tasawuf dan putra lainnya meneruskankan jabatannya sebagai Bonto Ogena.
- Bonto Ogena Malaika Tuda
- Bonto Ogena Gundu-Gundu Mancuana
- Maa Hasimu (red: “Maa” nama panggilan bagi anggota dewan kesultanan siolimbona yang terhormat), lebih kosentrasi pada pendalaman pengenalan Allah SWT yaitu orang yang selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepadaNya, Usaha yang utama yang dilakukan yaitu menuntut Ilmu, agar bisa berbuat taat dan takwa serta menyerjakan semua kewajiban kemudian menjadi Wara (saleh), zuhud dan tawakkal.

Tulisan (Alfabet) Bahasa Wolio, sebagai tulisan resmi Kerajaan Islam Butuni Khalifatul Khamis
Pada zaman ini juga (akhir abab ke 17) alfabet kesultanan mulai diperkenalkan (red. Buri Wolio), setelah sebelumnya penggunaan bahasa arab dan Melayu, maka tutur towolio yang digunakan pusat pemerintahan kesultanan (Keraton Wolio), kemudian mulai diaksarakan sebagai suatu alfabet (red. ada vokal dan ada konsonan), dan telah menjadi tulisan dan bahasa resmi kesultanan butuni, Aksara ini memiliki jumlah huruf sebanyak 22 huruf, yaitu 17 huruf dari abjad Arab dan 5 huruf dari aksara Jawi, digunakan mengayomi beberapa bahasa yang dipergunakan di wilayah kesultanan buton, tak terkeculai turunan dari silsilah penulis.
- Maa Mondo yang nikah dengan Inna Mando Wedahari, menjabat Bonto Ogena pada masa Sultan Muhammad Idrus (1824-1851) Sultan buton ke 29, sedikit catatan tentang sultan pada masa Bonto Ogena Maa Mondo, yaitu Sultan Idrus disamping kedudukannya sebagai sultan, beliau juga sebagai seorang ulama. Pada masa kecilnya beliau belajar agama dari kakeknya sultan La Jampi — Sultan Buton ke 24– Ketika dewasa, beliau berguru agama islam Syeikh Muhammad bin Syais Sumbul Al Makki ketika berada di kesultanan buton. Sebagai seorang ulama beliau sangat produktif mengajarkan islam dan menulis beberapa kitab, untuk dijadikan pedoman hidup bagi rakyat yang dipimpinnya, ada sekitar 23 kitab diketahui, ditulis dan diajarkannya pada muridnya di pesantren (bc. Zawiyah) yang didirikannya. Padanya saya ucapkan semoga Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin selalu dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, silsilah dan turunannya
- Inna La yi ndi, (Wa Saponto) putri dari Maa Mondo seorang Ibu yang mengajarkan kasih sayang, saling hormat menghormati, saling berkorban, saling menjaga dan saling memelihara antar sesama adalah istri dari La yi ndi (Bontona Barangka Topa)
- LA Yi NDI adalah Putra dari Maa Sahari (Bontona Siompu) bin La Hirimani (Bontona ogena yi waaruma) bin Bontona Padha Jambe —bersaudara La Konce, La Palu dan La Ace —– bin La Tondika.
- LA TONDIKA pada tahun 1620 mengunjungi Mekkah dan Madina untuk menunaikan Ibadah Haji dan belajar Agama, sebelum pulang mendapatkan syarah dari Al Arif Billah Al Allamah Al Muhaqqiq Saiyidi Manla Ibrahim Al Kurani Al Kurdi Al Madani yaitu Tahiyyatul Mas’alah syarah Tuhfatul Mursalah, berziara ke makam Nabi. Pulang dari haji singgah di kesultanan Aceh, bergabung dalam majelis Ilmu Syaikh Syamsudin ibnu Abdullah As Sumtrani mufti di kesultanan Aceh. Mansyur dengan Nama H. Sulaiman dan Kemudian kembali ke Negerinya Kesultanan Buton untuk melakukan siar islam, mansyur dengan nama Haji Padha Al Butuni. Karena beristrikan wanita Aceh, beberapa tahun kemudian turut bergabung juga dengan majelis ilmu Syaikh Nurudin Ar Raniri Kesultanan Aceh. La Tondika (H. Sulaiman).
Dalam struktur pemerintahan kesultanan Buton La Tondika merupakan salah satu dari 4 pejabat ahli spiritual kesultanan diantaranya Syarif Muhammad (Saidi Raba) pada masa sultan ke empat Sultan Dayanu Ikhsanuddin adalah menyusun syarah Undang-Undang Dasar (UUD) Martabat Tujuh Kesultanan Buton yang mentranformasikan kitab ‘At Tuhfat Al Mursalah ila Ruh an Nabiy’ — sebuah Kitab yang di hadiahkan dengan Kebesaran ke atas Ruh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam— Karya Muhammad ibnu Fadhlullah Al Burhanfuri Al Hindi (Gujarat), berdasarkan syarah dari Saiyidi Manla Ibrahim Al Kurani Al Kurdi Al Madani bahwa Tahiyyatul Mas’alah syarah Tuhfatul Mursalah, untuk syarahkan menjadi Syarah Kesultanan Buton.
- Haji yi Pada (La Tondika) bin Bontona Rakia Bungku bin La Laja (Kosokana) bin La Saomopula bin La Karahamba bin Rajamanguntu bin Bataraguru bin Bulawambona + La Bhaluwu —> Wa Kaa-Kaa+Sibatara
- Maa Bungke (bersaudara dengan ibunya La Efu) putra dari LAYNDY (Bontona Barangka Topa)
- La Asa, adalah seorang yang alim bersaudara dengan La Abu (Maa Zahara) putra dari Maa Bungke
- H. Abdul Rahim (Bonto Lanto atau biasa dipanggil Yarona Lanto atau La Mane’e) Putra dari La Asa, dikenal sebagai salah satu dari wali empat (Bisa Patamiana atau ahli kebatinan/islam kesultanan yang terakhir) yang wafat tahun 1980 (tanggal 26-3-1980), Beliau menduduki jabatan di Syara Ogena (Syara Kesultanan). Menjadi Bontona Galampa Periode Tahun 1931- 1935 dan Bontona Lanto periode Tahun 1935 – 1948. Tahun 1949 Beliau menunaikan Ibadah Haji bersama 2 Putranya. Yakni: La Asira (H. Muhammad Ali) dan La Huzuni (H. Abdul Kadir” plus kemanakan sepupu dua kalinya H. Abdul Razak. Semoga Allah Swt menempatkan mereka sebagai hamba-hamba yang sholeh.
Sebagai seorang Bhisa Patamiana (tahun 1948-1960), ahli dalam pertahanan spritual kesultanan Buton, Beliau mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara menguraikan eksitensi Tuhan menurut pendekatan nurani (batin, bukan logika). “ Batin yang telah dekat dengan Tuhan menghasilkan suatu presepsi mengenai sifat-sifat Tuhan (makrifat), pada Tingkat makrifat inilah manusia menjadi refleksi kuasa Tuhan”. Pada zamannya ini juga berakhir kesultanan Buton, dengan sultan terakhir Muhammad Falihi (1937-1960) dan kemudian kesultanan Buton sebagai negara merdeka dan berdaulat menyatakan diri sebagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kini yang tersisa dan masih terus dipertahankan adalah Lembaga Agama Kesultanan Buton. Agama dijadikan Lembaga Negara (bc. Syara Khidina) tidak boleh hilang ditiadakan atau dihilangkan, atau berada dibawa negara, seperti di NKRI, hanya dijadikan kementerian dibawa lembaga presiden atau lembaga pemerintahan. Di kesultanan Buton lembaga Agama harus –mutlak– mempunyai kedudukan sangat tinggi, lembaga negara lainnya bisa saja ditiadakan atau berganti asal jangan lembaga Agama, sebagai fondasi utama negara.
Syara Agama Negri Kesultanan Buton, akan terus bertahan sampai akhir zaman menunggui kembalinya periode khilafah ‘Ala minhaj nubuwwah. “…. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).
Falsafah terakhir dari negeri Butuni benar-benar telah diterapkan : “Pemerintah, diri dan harta dapat dikorbankan demi keselamatan Agama”. Agama menempati posisi tertinggi setelah pemerintah, negeri, diri dan harta. Itulah Buton, Negeri Butuni, tak salah bila dikatakan bahwa peradaban tertinggi orang-orang buton adalah Undang-Undang Dasar Martabat Tujuh Kesultanan Buton, masih tetap berada dalam batin orang-orang buton sampai saat ini.
Syara Khidina, dalam diam terus bertahan dan mengkontrol secara bathin alam ruh kehidupan berbangsa dan bernegara, di negeri Khalifatul Khamis Qaim ad-Din Kesultanan Buton dengan sifat dua puluh dan empat sifat Nabi serta bertawakal dengan amalan zikir dan bermahrifat martabat tujuh keatas kebesaran Ruhaniya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.
Selanjutnya H. Abdul Rahim (Yarona Lanto) mempunyai 4 Putra, salah satunya adalah
- H. Muhammad Ali (wafat 04-10-1992) yang tertua dari empat bersaudara, kakek dari penulis,
- Ayahanda Rahim Ali (seorang saudagar) ——-ayahanda dari penulis, putra kempat dari H. Muhammad Ali—— Nikah dengan Ibunda Rosina warga turunan dari pasukan Raja Bone Arung Pallaka. Karena Raja Bone Arung Pallaka yang berselisih dengan Raja Makassar Sultan Hasanuddin, ——- padahal masa kecil kedua raja ini adalah teman sepermainan di instana kerajaan Gowa Makassar——- Arung Pallaka bersama pasukannya bermukim di Kerajaan Buton kurang lebih 3 tahun lamanya. Turunan Pasukan Arung Pallaka sekarang bermukin di Pulau Makassar di depan Kota Bau-Bau sekarang (sekitar 15 menit ditempu dengan motor laut).
Dinamakan Pulau Makassar karena pulau ini tempat tawanan perang dari prajurit dan beberapa pimpinan dari Pasukan Sultan Hasanuddin dengan dukungan Pasukan Ternate, mencoba memperluas wilayahnya dengan menyerang Kesultanan Buton. Pertempuran yang dasyat yang menelan banyak korban dari kedua belah pihak, bentengnya kokoh dan sulit ditembus pasukan Sultan Hasanuddin, perang itu akhirnya, berkesudahan dengan gagalnya kerajaan Goa Makassar menduduki Kesultanan Buton. Mereka hanya berhasil menduduki Selayar yang masih wilayah Kesultanan Buton. Sementara pasukan Ternate hanya berhasil menduduki wilayah Muna. Seluruh pasukan Sultan Hasanudin asal Makassar yang tidak sempat lolos, menjadi tawanan perang dan ditempatkan di pulau ini dibawah pengawasan Arung Palakka dan pasukannya, kemudian tercatat dalam sejarah pulau ini dengan nama Pulau Makassar. Arung Pallaka selama kurang lebih tiga tahun berada di Pusat Kesultanan Buton, oleh pembesar kesultanan Buton mencoba mengisinya dengan belajar tentang strategi perang, ketatanegaraan dan ajaran-ajaran sufistik keislaman. Dengan pengetahuan dan pemahaman ini, Arung Palaka, kemudian mencoba melobi VOC untuk menyerang balik Sultan Hasanuddin, Ia berhasil dan kembali memperbesar kerajaannnya. Kesultanan Buton juga berhasil merebut wilayah Muna dari Pasukan Ternate, kecuali selayar lebih memilih Arung Pallaka dan menyerahkannya ke kerajaan Goa.
- Arsad Rahim Ali (Penulis) adalah salah satu sembilan bersaudara, putra-putri dari Ayahanda Rahim Ali. Nikah dengan Andi Wiwi Riani pada tanggal 3 Maret 2002, putri dari Pasangan H. Andi Burhanuddin dan Hj. Hasnia Dalle (almarhuma, wafat pada tanggal 3 Maret 2007)
- H. Andi Burhanuddin adalah putra dari Opu Andi Baso, neneknya saudara dengan Opu Andi Jemma (tercatat sebagai Pahlawan Nasional NKRI) Raja Terakhir dari Kerajaan Luwu Palopo, Sulawesi Selatan, Turunan dari Raja-raja dari negeri Sawerigading. Di duga ada hubungan perkawinan putra-putri dari kerajaan buton dan kerajaan Luwu dari zaman dulu sampai sekarang.
- Hj. Hasnia Dalle putri dari Pasangan H. Ambo Dalle dan Hj. Makkarena Bt. H. Bocing, cucu dari Raja Appanang Kerajaan Soppeng di Sulawesi Selatan
Dan inilah putra-putriku, turunanku (Arsad Rahim Ali) bersama istri tercinta (Andi Wiwi Riani) :
- Anak Pertama : Aflah Syafi Rahmatullah lahir, 17 Juni 2003, ketika lahir adik iparku bertanya “Siapa yang lahir !?” aku termenunung sejenak dan kemudian kujawab “yang lahir adalah Aflah Syafi Rahmatullah
- Anak Kedua : Muhammad Qalby Al Arsad lahir, 28 Agustus 2006) ketika istriku mengandung aku selalu berdoa “Yaaa. muqallibalquluub sabitqalbi aladiinika ya Rahmanirrahim” Ya Allah yang membolak-balikan hati manusia, tetapkannlah hatiku pada agamamu (islam) wahai yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.) Hingga kuberi nama padanya Muhammad Qalby Al Arsad
- Anak Ketiga : Atifah Putri Dalle (lahir, 10 Desember 2007) nama yang kuberikan sebagai penghormatan tertinggi kepada Almarhuma ibunda dari istriku yang meninggal tepat pada tanggal dan bulan hari ulang tahun perkawinanku 3 Maret, dengan mengambil nama almarhum ayahnya H. Ambo Dalle di belakang nama putriku Atifah Putri Dalle.
- Anak Kempat : Husnul Khatimah (lahir, 22 September 2009. Suatu harapan semoga semua yang terjadi dari mulai leluhur nenek moyangku (baik dariku maupun istriku) sampai kepada Turunan terakhirku akan selalu berakhir dengan kebahagian yang di Ridhoi oleh Allah Swt.
Demikian Silsilah Keluarga dari Penulis @arali2008. Arsad Rahim Ali. Dengan Latar Belakang Cerita Sejarah Kesultanan Buton dan Negara Republik Indonesia.
Hormat kami
BLOGGER @arali2008
Salam untuk semua, terima kasih.
Identitas penulis baca di : Autobiografi Penulis Penulis Lahir di Buton Sulawesi Tenggara, 19 Januari 1971, oleh orang tua diberi nama Arsad Rahim Ali. Keluarga Penulis AFI,ABI, IFA dan NUNU serta Istriku Tercinta adalah keluargaku, sengaja ditunjukkan disini karena inilah keluargaku, apa yang penulis tulis dalam blog ini merupakan bagian dari keluarga.
Sumber :
- Kitab Yarona Lanto. Ditulis oleh H. Abdul Rahim, bapak dari H. Muhammad Ali, kakek dari Penulis (Arsad Rahim Ali) dialih bahasakan oleh Abdul Hakim, 9 September 1999, 30 Jumadil Awal 1420 Hijriah. Dan ditulis kembali oleh Arsad Rahim Ali tanggal 26 Juni 2009.
- Achadiati Ikram dkk, Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari, diterbitkan Oleh Yayasan Obor Indonesia 2001
- Tentang Kesultanan Buton Anda Bisa baca di wikipedia Indonesia
Assalam malaikum… bagus sekali tulisannya pak 👍👍
kalau boleh tau siapa nama bonto gena katapi dan bonto gena gampi karo??
Sy dgr cerita dari orang tua kami punya keturunan dari haji yi pada.🙏
Saya juga punya cerita tentang Haji Pada yang di kisahkan atau di turunkan oleh keluarga saya dari kakek buyut, bahwa Haji Pada itu Beranakan Haji Pada Jambe dan Haji Pada Jambe beranakan La Taheri, La Ace, La Konce, La Palu (keterangan; urutan persaudaraan masih menjadi tanda tanya saya)
Dari La Taheri ia Beranakan La Daha (Hidup di pulau Makassar) La Daha beranakan Lakaumbai (Hidup di Kadatua) Lakaumbai beranakan La zylu, La Zylu beranakan La Husu, La Husu beranakan La Muzuli, dan La Muzuli Beranakan saya sendiri.
Kisahnya Kakek saya memiliki Kasoda di masjid keraton Buton namun ia tanggalkan kasodanya (jabatannya) dan hidup di pulau Makassar kemudian berkeluarga dipulau tersebut dan beranakan La Daha, La Daha kemudian memiliki anak bernama la kaumbai yang menikah dengan orang kadatua dan menetap dikadatua sampai anak dan turunannya saat ini berkembang dikadatua.
Kalau salah mohon diluruskan..
Mungkin sy yang keliru mendengarkan cerita tentang silsilah dari leluhur saya 🙏🙏🙏
Masyallah tulisan yg aangat jelas, kita masih saudara berarti pak. Nasab kita bertemu di haji yi padha.
@arali2008 menjawab
Alhamdulillah
saya membaca ini ditahun 2022, sy dan keluarga di maluku, kami dan leluhur sudah disini kurang lebih 4 generasi, ayahya kakek saya bernama la masi, keturunannya adalah kakek saya la tarima – ayah saya bernama saiful bachri, dan saya bernama yusman masi.
hanya sampai disitu saya mengetahui asal usul saya bahwa kami dari berasal dari buton. sy bangga dengan tulisan ini, tepatnya ketika sy membaca ini sy berusia 29 mendekati 30 sudah tidak mengerti lagi bahasa buton, kecuali beberapa kata. dan saya bangga dengan sejarah leluhur kami di buton. semoga kelak insha Allah sy bisa pergi ke buton melacak kembali nasab keluarga yang terputus. agar anak cucu kami tidak buta akan sejarah para leluhurnya yg gemilang dan tangguh.
Maaf saya tinggal di Jambi…ayah kecewa atas ketidak benarkan yg ada dlm kerjaan Buton…di meninggal Buton umur 18th ..merantua akhir nya netap di Jambi..sampai ajalnya .berumur 140th..sampai umur segitu ia TDK mau lihat Buton….peninggalannya selebar kayu tahta kerajaan Buton..setempel Buton kayu Garu yg wangi..itu di bakar supaya jgn bertanya ….kita sebangai anak ..akhir peninggal nya ..x ada cucu Sultan Buton la loji.bin laode polio..dari Hasan bin shaidina alin bin Abdul mutalib.istrinya Siti Zahara patimah.bin Muhammad Rasulullah…cuman itu ygdi ksh tau…
Ma syaa Allah
Ada beberapa sejarah yang baru saya ketahui
Syukron ilmu nya
1. Dalam legenda lisan buton, wa kaa ka adalah putri raja cina dgn seorang istrei selirnya yg merupakan putri raja melayu. Dalam legenda melayu, satu2nya puteri melayu yg dipersunting raja cina adalah puteri seri dewi binti sang sapurba, raja bukit siguntang atau sriwijaya pedalaman. Dlm legenda melayu disebutkan bahwa lamaran raja cina tersebut dilakukan melalui utusan.
2. Dlm kronik cina, hubungan antara kerajaan bukit siguntang terjadi pada abad ke13 yaitu dimasa kubhilai khan sbg pendiri dinasti yuan dicina. Utusan tsb dgn jelas disebut bernama syamsuddin dan sulaeman; cina muslim keturunan bangsa semu (uighur). Penaklukan cina pd saat itu dilakukan dgn cara mengirim utusan kpd raja2 disekitarnya utk tunduk dan membayar upeti kpd bangsa mongol. Biasanya diikuti dgn dihadiahkannya putri raja atau bangsawan dari calon raja bawahan kpd kubhilai khan sbg tanda bukti takluk. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa puteri seri dewi adalah putri boyongan yg dihadiahkan ayahnya sendiri kpd kubhilai khan ut dinikahi. (Kesimpulan ini berbeda dgn klaim sejarawan melayu yg mengidentikan raja cina tsb adakah khulug khan)
3. Dari timeline sejarah bisa disimpulkan bahwa peristiwa tsb terjadi disekitar tahun ekspedisi pamalayu kerajaan singosari th 1275-1293. Atau terjadi disekitar puncak Perebutan dominasi politik dan kekuasaan antara cina dan singasari di perairan selat melaka yg berujung pada peperangan antara cina dan jawa thn 1292-1293.
4. Pengidentikan wa kaa ka sbg musarafatul izzati yg konon berasal dari dinasti syi’ah fatimiyah dimesir tdk dapat diterima karena masa tahun berakhirnya kekuasaan dinasti ini terlalu jauh dgn peristiwa perang tersebut yg sipercayai penutur sejarah buton terjadi menjelang berdirinya kerajaan buton.
5. Pengidentikan musarafatul izzati sbg wa kaa ka menyalahi kodrat wa kaa ka sbg seorang perempuan. Dimana setelah menikah dg sibetara, wa kaa ka msh dikaruniai 7 orang anak kandung. Ini berarti, jika wa kaa ka berasal dari dinasti fatimiyah maka sama saja mengatakan bahwa wa kaa ka masih berada diusia subur diusia sekitar 100 tahun.
6. Dgn merujuk pd peristiwa perang cina dan jawa sbg peristiwa yg terjadi menjelang berdirinya kerajaan buton, maka patokan tahun kejadian tsb mengindikasikan bahwa kerajaan buton telah berdiri tdk lama setelah kerajaan majapahit berdiri (majapahit berdiri no ember 1293). Maka sejarawan buton yg mengklaim kerajaan buton berdiri tahun 1311 atau 1322 harus ditinjau kembali.
7. Penulisan tahun berdiri diatas disinyalir hy berpegang pada klaim sejarawan melayu dalam buku sulalatus salatin yg mengklain putri melayu dinikahi oleh khulug khan (masa kekuasaan berakhir th 1311); sekaligus mengatakan anak dari pernikahan tsb adalah khusala khan (kekuasaan berakhir th 1322). Dan wa kaa ka juga diklaim sbg anak dari khulug khan atau bersaudara dgn khusala khan. Fakta dari penelusuran saya, wa kaa ka adalah anak tunggal dari puteri seri dewi yg dinikahi oleh kubhilai khan yg saat itu sdh berusia tua. Barangkali usia tua ini yg membuat sejarawan melayu (sumatera, malaysia dan songapur) merasa malu. Pdhal adalah merupakan sebuah kehormatan besar pada zaman itu jika seorang perempuan bisa dinikahi oleh seorang raja besar seperti kubhilai khan.
8. Silahkan jika komentar ini ingin disanggah dgn bukti ilmiah dan argumen yg kuat
Salam : La Ode Rahmad Gunanto bin La Ode Abdul Malik. Alamat Pasarwajo Kambulabulana Buton
Seoseorang yg menulis sejarah hendaknya berhati hati dan memperhatikan kesesuaian waktu. Sebab sejarah suatu negri pastilah akan beriringan dgn sejarah negri lain.
(1) dalam tulisan ini disebut bahwa wa kaaka berasal dari dinasti fatimiyah di persia. Sejarah dunia mencatat, dinasti fatimiyah terletak di afrika utara dari tunisia sampai mesir (syiah) yg ingin memisahkan diri dari dinasti abasiyah di bagdad (sunni). Wilayah dinasti abasiyah termasuk persia yg merupakan daerah akar lahirnya syiah.
Dinasti fatimiyah tdk pernah berhasil meruntuhkan kekuasaan dinasti abasiyah di bagdad sampai dihancurkan oleh salahuddin al ayubi sementara dinasti abasiyah baru dihancurkan oleh hulagu khan krn penghianatan perdana mentrinya yg merupakan orang yg beragama syiah.
(2) ditulis pula bahwa sibatara berasal dari mataram, pdhal tercatat bahwa kerajaan buton berdiri pd tahun 1332. Itu artinya bahwa kerajaan buton berdiri pada saat ratu tribuana tunggadewi, raja ketiga kerajaan majapahit berkuasa.
Jadi penyebutan asal sibatara yg berasal dari mataram adalah tanda tanya besar. Krn kerajaan mataram di jawa ada dua, yaitu mataram kuno yg berdiri jauh sebelum kerajaan singasari, dan mataram islam yg berdiri jauh setelah kerajaan majapahit runtuh.
SARAN SAYA, sebelum mempublikasikan sejarah perlu ditelaah kembali kesesuaian waktu dgn kerajaan lain di nusantara dan dunia, sebab kerajaan/kesultanan buton tdk mungkin tiba tiba ada begitu saja. Termasuk menelusuri kembali jejak silsilah para pendirinya.
SEBAB menerima begitu saja cerita sejarah hanya berdasarkan penuturan lisan dan cerita masyarakat sangat menyalahi kaidah ilmiah.
Mari kita menulis kembali sejarah nenek moyang kita secara benar agar dapat diterima oleh ahli sejarah nusantara
–
Arali2008. Menjawab
Terima kasih atas komentarnya, berikut beberapa konfirmasi dari komentarnya dan tulisan silsilah diatas sbb
Pertama, Tulisan diatas adalah adalah tulisan tentang Silsilah Penulis (Keluarga) bukan tulisan khusus tentang sejarah. Catatan sejarah yang menyertainya hanya merupakan pengantar tulisan tentang Silsilah Keluarga
Point satu sebagaimana komentarnya dan juga merupakan sarannya, perlu saya konfirmasi bahwa yang dimaksud dinasti Fatimiyah negeri persia (timur tengah) ini menunjukkan erah sejarah yaitu sebelum erah dinasti Fatimiyah berdiri ada era dinasti persia sebagai negeri persia. Jadi ditulis Dinasti Fatimiyah Negeri Persia artinya ada wilayah dinasti Fatimiyah yang masih disebut Negeri Persia.
–
Kedua, demikian point dua itu juga hanya sebagai pengantar latar belakang, memang sii kurang tepat kalo dilihat sudut pandang catatan sejarah. Tetapi hanya sebagai pengantar latar belakang yang starnya mulai dari akhir-akhir runtuhnya kerajaan mataram kuno, yang kemudian berlanjut ke kerajaan majapahit.
–
Intinya tulisan tentang sejarah pada Slsilah Penulis diatas hanya merupakan pengantar latar belakang silsilah yang lebih menekan pada alur Silsilah Bukan merupakan uraian sejarah secara utuh. Kalo ada yang menjadikan tulisan sebagai catatan sejarah apa lagi tulisan ilmiah kuranglah tepat karena cakupan sejarah itu lebih luas dari sekedar silsilah. yang tentu kalo mengikuti irama tulisan silsilah bisa dipastikan tidak akan sesuai persis.. misalnya saja saya lahir dibuton di tahun 1971. Maka catatan tentang sejarah buton terlalu bias kalau hanya kalau disandingkan dengan kelahiran saya. Lainnya artinya tulisan tentang autobiografi, maka sejarah yang menyertainya harus benar-adanya.
Atau lebih jelasnya lagi tulisan catatan sejarah dalam alur Silsilah diatas bersifat romantisme sejarah. Yang namanya tulisan sejarah yang bersifat roman di kategori sebagai tulisan fiksi artinya hanya sebagai latar.
–
Namun demikian terima kasih sarannya, untuk sebagai masukan.
kalau kita memahami sejarah buto dari internet, banyak fersi/berbeda2 tidak ada refrensi yg kuat selain sejarah buto yang ada di baadia.
sebagai koreksi bahwa wa kaa kaa itu bukan dari cina tapi Beliau berasal dari Negeri Yastrib.atau Negeri Madinah. Nama Aslinya “MUSYARAFATUL IZZATI AL FAKHRI” Bin Abdullah Badiy uz Zamani bin Abubakar bin Muhammad dan seterusnya.
di ambil dari salinan buku tembaga ASSAJARU HULIQA DAARUL BATNIY WA DAARUL MUNAJAT,yang di alih bahakan oleh UZTAZ AKBAR MAULANA SAYID ABDIL RAHMAN HADAD Pada Tahun 1863. di salin dan susun oleh:
1. LA ODE MUHAMMAD AHMADI
Mantan Qadhi Masjid Agung Keraton.
2. LA ODE MUHAMMAD AMIR
Mantan Qadhi Masjid Agung Keraton.
3. LA ODE MUHAMMAD TANZIYLU FAISAL AMIR
Mantan Imamm LIPU MALANGA/WANTIRO.
jangan menyerah saudaraku teruskan siarkan yang dianggap benar sesuai dengan referensi dan bukti yang ada biar katong orang buton yang ada di perantauan dapat membaca dan mengenal bagaimana kesaktian kemampuan katong pung nenek moyang dulu. ternyata katong orang buton sesuai dgn yang beta baca lorong semua di buton sana adalah pendatang pantasan ganteng2 dan cantik2
Wah mantap om, sekarang saya tau silsilah keluarga om
Terima kasih
Apakah ada yang bisa ceritakan silsilah syekh abdul mojina kalau kebawah dan ke atas krna ayah dan paman kami menyebut nama beliau.. hasil penelusuran saya ada 2 nama yang terputus 🙏🙏🙏
Apakah ada yang bisa ceritakan silsilah syekh abdul mojina kalau kebawah dan ke atas krna ayah dan paman kami menyebut nama beliau.. hasil penelusuran saya ada 2 nama yang terputus 🙏🙏🙏
–
Arali2008 menjawab
Silakan gabung di group https://m.facebook.com/groups/1523134067739718?multi_permalinks=3207741165945658¬if_t=group_activity¬if_id=1599175688506607&ref=m_notif
Kalau boleh tau siapa kakaknya yang tinggal di Baubau Pak kebetulan saya sering ke Baubau akan saya temui beliau. Terima kasih Pak .
–
@arali2008 menjawab
Silakan gabung di group buton senasib
https://m.facebook.com/groups/1523134067739718?multi_permalinks=3207741165945658¬if_t=group_activity¬if_id=1599175688506607&ref=m_notif
Mohon informasiny mngenai datuk abdul kader bin abdul wahid/wahid zaelani.(salam dri manado)
@arali2008 menjawab
Maaf saya belum menenukan datanya
ana mo tanya perihal apa arti kata SANGIA KAMBAU/ SANGIA KOPEA ? . KAMI HANYA MENGETAHUI GELARNYA SJA TAPI TDK MENGETHUI NAMA ASLINYA. aku mencatat silsilah kelurga leluhurkuu kutemukan nama nama itu yang saya sendiri tidak faham. apa ada data yang otentik yang bisa dijdikan referensi. semisal keturunan SANGIA KOPEA. atau SANGIA KAMBAU. kekek buyutku BERNAMA ARO WAKUMPULU/MONGKITO ASAL BUTON MENJADI BONTO DIMUNA (PENGGANTI RAJA) SELAMA 10 TAHUN. buku MARTABAT 7 berisi tarekat-maarifat buton.sayangnya buku itu hilang. bila penulis mengetahui silsilah keluarga yang tersebut diatas mohon dibagi pengetahuanya.
Maaf terlambat saya baca tulisan anda dan terima kasih telah menulis tentang silsilah keturunan Maa Mondo. Konon kabarnya saya juga turunan Maa Mondo tapi belum 100 % saya percaya sebelum saya liat langsung sumber aslinya karena hanya saya dengar dari cerita dari mulut kemulut. Apakah Bpk berkenan intuk membantu saya untuk mendapatkan silsilah keturunan Maa Mondo yang asli dari garis atas kebawah maupun dari samping kanan dan kiri.
Nama saya La Atjeh Amin cucu dari La Asa (Maa Manuru) bonto Ogena Bharata Kaedhupa kira2 tahun 1911 – 1919 M. Terima kadih atas bantuannya.
—
Arali2008 menjawab
Iya itu ada, disimpan oleh paman saya dibau-bau, sementara sekarang posisi di sulawesi barat.
trimakasih telah menulis tentang bonto oegena Maa Mondo .beliau adalah kakek turunan kami.dan kami adalah turunan beliau yg bermukim di Melai di area benteng kesultanan Buton depan mesjid kesultanan
saya mau bertanya ayah La baaluwu itu adalah sangia rana kah? jika benar istri sangia rana itu berasal dari?
@arali2008 menjawab
bukan
makinsimpang siur sejarah mia pata miana….dari semua budayawan buton brbeda beda….gimana mau percaya
apakah mgkin sosok mia pata miana ni cuman fiksi belaka
Ini….sejarah baru betul….Wakaka itu dari keturunan Arab……bukan dari cina👍
Makasih buat infonya, tapi saya lagi cari keluarga kakek saya, nama kakek saya Lawali dan bapak dari kakek saya adalah lamarua. Barangkali anda bisa bantu saya. Terimakasih sebelumnya
Alhamdulillah.. Terimakasih pak Arali atas pemaparan sejarah singkat tentang kesultanan Buton & silsilah keluarga pak Arali yg berasal dari Bonto Ogena Lakina Siompu, dst nya sampai ke Bonto Lanto H. Abdul Rahim dari Siompu, apakah suatu kebetulan leluhur saya juga ada yg bernama H. Abdul Rahim yg makam nya ada di Molona Siompu, apakah yg dimaksud dalam tulisan ini beliau atau org yg berbeda? Mohon penjelasannya pak Arali, karena saya juga anak Buton kelahiran Siompu yg hidup di rantau (Semarang) yg saat ini sedang mencari silsilah/nashab keluarga saya yg di Buton. Terimakasih
Assalamualaikum wr.wb, saya anwar janisar cucu dari alm. Lanisa, kalo saya boleh tau. Apakah kakek saya juga dari garis keturunan raja buton. Terima kasih, wassalammualaikum wr.wb
Achadiati Ikram dkk, Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari, diterbitkan Oleh Yayasan Obor Indonesia 2001
Pak mulku ini anak atau cucunya bontoogena, rumahnya di baadia, dekat lawa pintu gerbang ke luar keraton,
rumahnya ada pohon sawo besar,
Saya keturunan bonto family, sodara2 kakeku adalah bonto, kakeku ada dalam peta silsilah dr nenek wa ka ka dst, warisan kakek ada sebidang tanah di dekat mesjid keraton buton serta di baadia, setidaknya ada jejak bahwa kami adalah pewaris dan penjaga keraton buton, sebagai keluarga bonto kami tdk pakai gelar laode krn laode adalah gelar ut sultan dan keturunannya, sy pernah baca kalau laode hanya berhak digunakan sampe keturunan ke 40 jika melanggar akan kena kutuk, laode atau raja seperti presiden yg akan keluar kompleks istana ketika jabatan selesai, biasanya diberikan sebidang tanah di suatu daerah/kampung sbg penghargaan sekaligus beserta pelayan2 budak2nya, namun sering terjadi keturunan budak2 pelayan ini setelah majikan mereka meninggal dunia, mrk yg sdh mandiri beranak pinak, tiba2 mencantumkan gelar laode waode ut anak cucunya,,, fenomena ini sempat jd modus sbg cara menaikan derajat, apalagi ketika kesultanan buton telah berakhir,,
tidak ada lagi yg berwenang menegakkan aturan tata negara kesultanan buton.
Sy setuju dgn tulisan bapak @arali2008 meskipun ada bagian2 yg berbeda dgn yg sy ketahui, wajar saja, sejarah adalah catatan masa lampau, bisa beda narasumber, beda cerita, namun tulisan bapak cukup lengkap dan detail, juga kpd bapak yg menyalin martabat tumuh di atas,
Hal yg sy keceea dgn keadaan saat ini adalah keturunan keraton buton tdk lagi memiliki apa yg dibanggakan terutama soal integritas, banyak kepalsuan, dr gelar palsu sampai perebutan harta warisan.
Membedakan keturunan keraton asli sbg ode atau non ode adalah kharismanya, tata kramanya, yg tdk bsa dibeli dan dipalsukan,,
Sebagai keturunan keraton buton, saya bertanya apakah saudara2 , bapak2 disini merasa ada keistimewaan hubungan dgn leluhur?
Beda dgn keturunan sultan yg kakeknya hanya kebetulan jd raja lalu turun jabatan, dan tinggal dluar benteng keraton,
Dalam keluargaku, hub antara leluhur dan keturunannya masih ada lewat komunikasi bathin, bapaku saban hari bercakap2 dgn mereka yg tdk berbentuk, sering tengah malam, magrib atau pagi, mnurut bapak /mama mereka adalah kakek, nenek dan pamannya, apalagi menjelang kematiannya, mereka/leluhur datang menjemput alm bapakku, shg kami smua tau kapan beliau akan meninggal, saat beliau dimandikan, setiap kali air disiramkan bersamaan pula dgn hujan yg mengguyur atap rumah dan hanya sebatas halaman rumahku, aneh tapi nyata. Pamanku semasa hidup, kakaku yg lain juga menjalani hidup bathin, dua alam,,,hal begini bagi keturunan keluarga keraton buton adalah hal lumrah, bukan sesuatu yg aneh, sayangnya tidak smua keluarga keturunan keraton buton msh memegang tradisi kebathinan buton, shg hubungan dgn leluhur terputus, berkah, karomah dr leluhur tidak hadir lagi dalam keluarga, apalagi bagi muda mudi saat ini.
Leluhur kita menjadi aulia masih hidup di dimensi lain, sy tdk bisa sebut di sini, mereka lah yg menjaga dan melindungi keturunannya, ketika sakit mrk hadir, kasih solusi, berdoa kpd Allah juga wajib, berkah dr leluhur menjaga kita sesuai janji Allah menjaga aulia dan keturunannya, seperti abraham yg memberkati keturunannya.
Assalaamu’alaikum, ma’af adakah hubungan bapak ke bapak hasan bin arsyad bin jamal di bima, karena saya cucunya
mohon maaf penulis apa saya boleh bertanya apa ada anak raja buton yang pada saat itu di culik oleh suku bajo yang bernamah hamida
saya mohon penjelasan atau mungkin itu hanya cerita sejarah saja dari pada nenek2 saya kalau memang penulis mengetahui tolong bantuannya terima kasih
Aslmkm,
Apakah bisa sy dapat copy dr kitab tembaga tersebut?
Setau saya kerajaan muna tdk perna mengakui sebagai batara kesultanan buton.. dan kerajaan muna tdk pernah dikuasai dgn kerajaan ternate maupun kesultanan buton.
Tidak benar JENGHIS KHAN TIDAK PUNYA KETURUNAN dan TIDAK PUNYA ISTRI, perhatikan : Jenghis khan (Temujin) bin Yesugei lahir th.1162 -1167, menjadi raja th.1206. Istri : 1. Borto Ujin. 2. Khulan. 3.Yisugen. 4. Yisui, dll. Anak : Jochi, Chagatai, Ogedei. Cucu terkenal yg menjadi Raja adalah Kubilai khan bin Tului bin Jenghis Khan, lahir ; 23 sep.1215 s/d 18 feb 1294, menjadi raja th.1260. Menyerang Jawa tahun 1292 s/d1293. Ratu Wa ka ka tiba dibuton th.1298, Perlu diketahui bahwa gelar raja bagi bangsa mongol adalah dua kata : Kha Khan, maka besar kemungkinannya dengan nama wa Ka ka. Demikian juga melihat tahun penyerangan mongol ke jawa th.1293 dibandingkan dengan tahun kedatangan wa ka ka di buton th,1298 sekitar 5 tahun setelah dijawa. Hal lain Dinasti Fatimiayah bukan di persia tapi di Mesir dan syam th.5 jan 910 M s/d 1171 M. Koreksi selanjutnya adalah silsilah pada kitab tambaga banyak yang keliru baik nama maupun tahun terkhusus tentang silsilah keturunan Nabi s.a.w dan Ali bin Abu thalib, kitab tambaga tidak bisa dijadikan rujukan utama dalam penulisan sejarah dan lainnya, perlu pembanding sejarah lain. Contoh kekeliruan itu adalah Bunda Fatimah azzahrah disebut sebagai Siti Aisyah ra., padahal yg benar adalah Bunda Saidah Khadijah Al Khubro ra. Mengenai Musyaraftul Izati Al Fakhriy boleh jadi pribadi yg berbeda dengan wa ka ka, dan jika dianggap satu pribadi hal ini masih sulit diterima karena lemahnya argumentasi, misalnya kemustahilan keturunan nabi (Habib, Syarifah, Sayid) untuk bisa menerima seorang yang beragama paganisme sebagai suami atau istri, sementara Sri batara suami wa ka ka adalah seorang Hindu. Walaupun dalam pasukan Jenghis Khan yg menyerang jawa terkenal dengan panglima Hajinya (Sih PI, Ikemase dan Koh sing= mrk Muslim), Namun jelas adanya bahwa Sri Batara adalah seorang Hindu sang putra Raden Wijaya (Hindu) berkuasa th.1293-1309. dan masih banyak yg perlu pengujian ilmiah. Mohon maaf kepada La Ode Husain, Arali dan Sapraham atas koreksi ini. Ini hanya pendapat juga. Trimakasih.
Melihat terjemahan kitab tambaga yang diterjemahkan oleh Ali Husain, jika benar maka buku tambaga tidak bisa dijadikan sumber referensi sejarah ilmiah, krn banyak bercampur antara mitos. selain itu banyak kesalahan sejarahnya, contohnya adalah Ibunda fatimah azzahrah disebutkan sebagai Siti Aisyah, padahal yang benar adalah Saidah Khadijah Al Kubro, Aisyah tidak pernah melahirkan anak hingga wafatnya. Kemudian wa ka ka disebutkan bertapa selama 13 tahun, padahal jika dihitung lama bertapa antara th.1228 s/d 1331 adalah 103 tahun lamanya kemudian baru menikah. di usia diatas 100 tahun bagi wanita mustahil dapat melahirkan secara medis, dan jika ini benar maka wa ka ka adalah manusia pertama yg dikenali melahirkan anak di usia lebih 100 tahun. Dan masih banyak kerancuan ceritanya jika ditelusuri berdasarkan ilmu epistemologi sejarah, banyak yang tidak berkesesuaian secara ilmiah.
Mohon maaf atas koreksi ini, setidaknya kita berhati2 dan cukup menjadi referensi atau acuan untuk penulisan ilmiah ttg buton dan muna. Saya menurut sejarah silsilah dari kakek buyutku adalah turunan yg ke 13 dari sultan Murhum, namun saya selalu ragu ttg asal muasal wa ka ka krn perlu pengujian DNA antara kaum turunan arab (sayid) gen mitokondria (dalam gen ibu) dan turunan wa ka ka, demikian juga bagi turunan raja jawa (raden wijaya).
salam hangat sesama wolio…sy adi faoka wibowo,,,cukup antusias bc tulisan ini..sejalan dengan kisah sejarah keluarga sy sndiri terutama bonto ogena…
dari tulisan diatas saya teringat dengan nama laode karambau…maaf sebeumnya,,,,saya ingin bercerita SEDIKIT…kejadiannya sekitar tahun 2008 menjelang idul fitri tepatnya diatas kapal lambelu…saya naik dari bitung sulawessi utara…dan setelah transit di namlea ada dua orang tua yang pertama bernama Lakandari, dia dari pulau buruh…. berasal dari desa wakengku kecamatan mawasangka timur kabupaten buton, dia mengaku turunan dari Laode Karambau….dan yang ke dua bernama la abdul rahman dari namlea,,,,,, dia mengaku cucunya yaro kino bula atau yaro bula (maaf kalau salah), dia pulang ke buton hanya untuk shalat idul fitri..hal2 yang prinsip maaf saya tidak tulis,,,tapi saya butuh informasi tentang mereka….ini nomor hp saya 085340980429….saya juga orang buton…orang tua saya bilang: turunan dari LA ODE NDOHA, tapi maaf saya tidak bisa bahasa boton…..saya ada di sulawesi utara teepatnya di daerah sanger…trimakasih sebelumnya
salam kenal abang, senang bisa baca tulisan anda, belajar sejarah itu penting aplg yg berhubungan dengan silsilah keluarga, saya sekarng berdomisili Kuningan Jabar, tahun 2011 sy menengok kluarga sy di bau-bau dan di wanci. Senang bertemu n berkumpul dengan kluarga disana, hnya syg saya g bisa berbahsa buton. Singkatnya saya tertarik dengan mencoba menelusuri silsilah kluarga info awal yg saya dapat bahwa kakek sy (La Ode Endo alm.) lahir di wanci th 1911 masih berasal dari badia yg letaknya didalam keraton buton dan saya masih punya famili di badia menurut mereka, saya sempat berkunjung ke keraton di badia. Mengapa beliau bisa dilahirkan di wanci karena leluhurnya dulu ditugaskan untuk mendamaikan wanci yang disaat itu terjadi pertumpahan darah. nah datnglah utusan dari keraton yang berhasil mendamaikan kedua pihak yg bertikai, sehingga diberi hadiah sebidang tanah yang menurut saya begitu luas dan letaknya juga berdekatan dengan pusat pemerintahan di wanci (dilokasi tersebut ada gua dibawah tanah yg dijadikan tempat mandi dan cuci masyarakat sekitar), sy lupa walau sempat di sebutin nama2 org yg ada kaitannya dengan silsilah kakek saya. Tp saya ada pertanyaan barangkali abang atau rekan ada yg tau, tentang sebenarnya siapa yg dikirim ke Wanci oleh kesultanan Buton untuk mendamaikan pertikaian disana dan kejadiannya kapan? Mudah2n adanya rubrik ini dapat menyambung silahturahmi umat muslim, suku buton yg dirantau atau bisa jadi bertemu dengan kerabat yg masih memiliki hubungan kluarga.
bila mungkin bisa di kirimkan alamat la ode husain, saya ingin menanyakan beberapa hal yang berhubungan dengan “kombo”_pakaian. saya lagi studi laraingi. salah satu tarian yang melegenda di Buton. bila ada informasi, harap di posting. jika berkenan alamat yang kami minta dapat dikirmkan ke : devisihpp@gmail.com
Dalam Sastra Bugis Kuno yang tersimpan di Museum I LA GALIGO, bhw Saweringading Kembar Siam dengan WE TENRI ABENG. Tidak ada Saudara Lain termasuk La Baa Luwu.
Bila dicermati Epos Besar Sawerigading tersirat Kejadian itu berlangsung saat di mulainya Peradaban Manusia di Tanah Bugis Sebelum Masehi (Episode: MULA RITEBBANGNA WELENRENGNGE).
Pertanyaan:
Anda Dapat Referensi darimana ataukah Anda Hanya Kait-kaitkan saja karena Kebetulan istri Anda Orang Luwu.
Maaf ya? mau nanya, sebelum datangnya mia patamiana atau katakan saja sebelum raja wakaka memerintah, Bangunan Kerajaan Buton sudah ada atau belum?, yang bangun siapa?, nama bangunan itu apa?, atau katakan saja archa apakah,….tolong ceritakan sy sebelum masuknya raja wakaka (sebelum islam)
Saya mau tanya, kakej saya bergelar la ode mas yusuf dari keturunan kesultanan ke 13, dan anak saya sekarang mewarisi sifat. Keturunan kesultanan buton dan kerajaan majapahit.
saya bangga jadi orang buton….
terima kasih untuk bacaanx,,,
sukses buat penulis….
SIGENTAR ALAM SEBENARNYA AKU
BANTAL SERAGA LAYANG KUNING KU
TUNGGAK SINGGAHSANA MAHAMERU KU
TUJUH PETALA BUMI MEMERINTAH AKU
Ancestor father side – Raden Wijaya from Majapahit to Penarikan. Ancestor mother side – Abdul Karim b MAT SIDEK @ MD SIDDIQUE bin Abu Bakar bin Daeng Sopo bin Karaeng Agang bin To’ Tuan @Karaeng Aji yang datang kepada tahun 1722.
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. About Arya – YM Dato’ Mangkubumi Shahrin Bin Rajapati Kamarulzaman Bin Rajapati Habib Bin YM Rajapati Dato Mohamaed (ADC to Tuanku Antah 1874,Tuanku Mohamed 1901) Bin Rajapatii Ismail Bin Pengiran Arya Adipati Mangkubumi Salleh
Sy juga senang baca silsilah keluarga pa arali dari buton. Yang lebih senang lagi karena sy pernah ada kegiatan survey disana saat para pengungsi dari maluku datang ke Buton. bahkan para pengungsi maluku tsb yang PNS/TNI mutasi ke Buton, membanagun komplek perumahan baru. Sy juga sering jalan-jalan di sepanjang benteng kerajaan Buton…, sy sangat bersyukur menjadi bangsa Indonesia yg sangat kaya dg beragam kebudayaan, pribadi, talenta suku dan adat istiadat yg berbeda-beda, tetapi tetap bersatu menuju satu tujuan yg pasti…yaitu untuk mencari ketenangan hidup yg hakiki di dunia dan akhirat nanti…Tetap semangat dan berkarya ya boss…
Alhamdulilah sy bisa ketemu dan mengenal lebih dekat dg Pa arali2008. Gara-gara ditinggal monev PDBK ke mamasa oleh pak Fatih, sy bingung di Polman mau ketemu siapa yg benar2 aktif dalam mendukung PDBK Polman, krn ternyata di polman banyak strategi yg diucapkan tp tidak berfungsi dan teamwork yg dibentuk juga tdk jelas. Semoga dg adanya posisi penting pa arali dalam “lokomotif perencanaan” dinas kesehatan Polman, teamwork Polman dalam kegiatan Pendampingan Daerah Bermasalah Kesehatan menjadilebih jelas dan bisa terukur keberhasilannya. Sy saluut dg blog pa arali yg mantaap.sy akan belajar banyak ke pa arali yaa. Pengalamannya dalam menangani epidemiologi gizi dan kesehatan di masyarakat Polman menjadi sinar terang dan harapan yg tidak boleh pudar. Selama ini sy seakan tersesat sendirian mencari mitra kerja yg benar-benar mau bekerja dan bertanggungjawab secara moril maupun material. Sukses ya dan tetap semangat membangun harapan baru untuk Polman. Doa dan harapan sy selalu menyertai mu….hehe…., hebat., tks..
maap sebelumnya , saya seorang pambaca yang tertarik dengan sejarah buton , sislsilah dan juga bentengnya yang katanya mempunyai 12 pintu masuk. konon 12 pintu itu untuk masuknya 12 bangsa apakah itu betul, jika benar bangsa apa saja dan apa sebabnya
Ya. Satu nukilan yang bermaklumat. Terima Kasih
Lasuboh Lanuru
Buton Malaysia.
Asal Bapak dari Mawasangka
saya sangat bingung dengan sejarah buton itu sendiri, dilain pihak mengatakan wakaka adalah raja yang pertama sekitar tahun 1332 M – 1350 M dan yang membawa islam ke buton adalah syekh abdul wahid yang ayahnya bernama syekh sulaiman dan ibunya putri sultan johor syekh abdul wahid datang ke buton pad tahun 1538m pada masa pemerintahan raja ke 6 raja murhum yang diberi gelar sultan qaimuddin, sedangkan persi saudara arsad bahwa raja pertama wakaka ke buton islam sudah ada di tanah buton, mohon maaf saudara arsad tolong di cek kebenaran tentang silsilah kerajaan buton yg anda ceritakan itu sebaba saya lihat beberapa referensi seperti cerita dari sulawesi selatan dan versi cerita orang buton yang lian sama hanya cerita mas arsad saja yang sangat jauh perbedaannya tolong diluruskan kebenarannya kalau memang cerita mas arsad itu benar tolong buktikan dengan referensi yg jelas jangan mengatas namakan keturunan dari kerjaan dan kesultanan ………………………………………………………
Aslmkm wr wb,
alhmdlh terimakaseh atas tulisan dan segala infomasi yg saudaraku curahkn.
Mohon kiranya bt saudaraku utk berikn tulisan
mengenai raja butun yg ke 6.
Terimaseh
Salut buat saudara Arali, sangat menambah pengetahuan.
Buat sdr La Ode Husain : Tahun 1995 sy menghabiskan masa libur di tempat Bapak La Ode Muhammad Tanziylu Faizal Amir. Sangat beruntung mendengar langsung isi kitab “Assajaru Huliqa Daarul Bathniy Wa Daarul Munajat dari beliau. Beliau juga menceritakan sebab2 mengapa sampai kitab tsb di ‘sita’ dan akhirnya ikut karam. Disini, terdapat sedikit perbedaan dengan cerita yang sdr tulis di atas.
Salam.
Assalamu alaikum Wr. Wb.
salut untuk blog anda dan sejarah keluargax….
kalo berkenan saya ingin minta petunjuk tentang metode penelusuran silsilah keluarga.
saya lahir dan besar di makassar, dan beberapa tahun lalu saya membaca catatan tentang silsilah keluarga, namun sangat sederhana dan tanpa penjelasan yg berarti. ayah saya asli muna, tapi menurut silsilah beberapa generasi keatas berasal dr buton, yang berujung kepada Laode Karambau(Oputaiko).
Insya Allah tahun saya berencana berkunjung ke Pulau Buton dan Pulau Muna. yang menjadi pertanyaan saya, dimana kira2 saya bisa mendapat referensi atau literatur resmi tentang silsilah dari Laode Karambau(oputaiko)?
mudah2an Bang Arsad berkenan memberi pencerahan.
wassalam.
Saya suka tulisan anda.. Menakjubkan dan Luarbiasa
terimakasih dari penjabaran silsilahnya.Dapatkah saya sedikit diberi gambaran tentang siapa itu LaOde Una.Terimaksih
I’ve only just found your blog – I can’t believe it! So many posts which I can relate to. Added you to my favourites so I can come back here and read the rest of them in full!
This article is worth reading off. After the read, you may sure say that it was not a waste of time. Great.
This is a great post! Are you looking for some good workout ideas?
klo ada d jelas jg silsilah la saumpula..thanks..
assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
klo bsa saya sarankan kita baca sejarah buton di zaman nabi muhammad atau sejarah buton di belanda,. trimakasih,.
wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatu
Saya sangat Berterima kasih bisa menikmati sajian anda, saya juga orang buton yang ada di rantauan dan sangat minim pengetahuan tentang daerah sendiri, saya akan lebih banyak lagi cerita-cerita tentang buton dan saya sangat ingin tahu tentang kapita waloindi yang ada di Pulau Binongko yang koknon sangat sakti.
Saya tunggu kisah-kisah selanjutnya,
rocky di singapore
Admin or Moder!
WARNING!
If you will not delete this topic within 5 days – Spam will be here, I promise!
Goot Lak! God Fak!
Indeed great blog u have here. I’d like to read a bit more about such topic. Thanks for posting such information.
@saprahamjaya. karena Anda punya rujukan (fersi Laporo Siuwa Limbono), saya masukan/tambahkan demi kesempurnaan tulisan tentang Puri Raja Wakaka diatas. Terima Kasih atas Masukannya.. Bagi pengunjung yang lain ingin menyempurnakan tulisan silsilah penulis dengan sumber yang jelas, dengan senang hati akan penulis terima.
Hi, from Toronto, Canada
Just a quick hello from as I’m new to the board. I’ve seen some interesting posts so far.
To be honest I’m new to forums and computers in general 🙂
Mike
setau sy dlm sejarah fersi Laporo siuwa limbono, bahwa wakaka berasal dari dinasti KHAN. Dinasti Fatimiyah… silsilah beliau berasal dari persia, belau seorang putri raja persia.
I agree with most of what is said here.
sangat bagussss……..
saya sebagai orang Buton-SIOMPU, merasakan manfaat dari tulisan ini. Saya jadi tau tentang banyak hal. Tapi, apa Lakina siompu berarti orang yang memerintah Siompu?
arali2008 menjawab
saya kurang tahu dengan pasti arti kata “Lakina” tetapi sepertinya itu pangkat atau jabatan atau keahlian dalam struktur kesultanan akan kemampuan bisa dari segi pemerintahan, agama atau urusan-urusan kerajaan lainnya
mas, ratu wakakaa tu, bukannya keturunan dari genghis khan, raja mongol.? thanks
“Bolimo Karo Somanamo Lipu” Data silsilah turut mensosialisasikan pembentukan Prov.Buton Raya ke seluruh Indonesia tentang sejarah Buton.
@arali2008 menjawab
yach! semoga demikian.
silsilahnya singkat tp jelas, bs jd 1 masukn..sukses slalu…
Terima kasih dengan silsilah keluarganya, jadi satu pengeyahuan tersendiri untuk saya sangat bermanfaat, maklum saya anak kemarin, jadi pengetahuan silsilah buton baru tahu walapun saya berasal dari sana, tetapi sedikitnya saya sudah punya gambaran. Kalau dikaitkan dengan semboyang yang muncul kalimat “bolimo karo sombanamo lipu” yang jadi falsafah orang buton? Nanti kalau seandainya dalam falsafah itu ” tidak usah untuk diri sendiri yang penting untuk negara” kayaknya bisa makmur negara??? Tidak ada KKNnya coy