Masalah Gizi Buruk dan Tanda-Tanda Klinisnya
Juli 16, 2011 1 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat.@arali2008.— Gizi buruk di Polewali Mandar terlaporkan Januari s/d Juni 2011 adalah 63 kasus (47 marasmus, 2 kwashiorkor, 14 Marasmus-kwashiorkor). Adalah laporan dari Penanggung Jawab Program Perbaikan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, yang penulis kumpulkan sebagai laporan bulanan untuk pengisian Bank Data Depkes RI dalam jaringan Siknasonline.
Ketika Data ini penulis konfirmasi kepada penanggung jawab programnya, “Begitulah laporan yang dikirimkan Petugas Gizi Puskesmas” dan ketika penulis mencoba mengkonfirmasikan kepada petugas gizi puskesmas “Apakah gizi buruk dengan gejala klinis marasmus dan kwashiorkor telah dilakukan investigasi oleh petugas Survailans dan Penanggung jawab Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar ? serta “apakah setiap satu gizi buruk dengan gejala klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor dinyatakan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa)?
Jawaban dari sang petugas gizi puskesmas adalah “Saya cuma melaporkan kasus yang ada dan gizi buruk ini cuma kejadian yang biasa saja”. (Penulis: bukan KLB). Penulis tidak mengetahui dengan pasti “Apa sebenarnya yang terjadi dalam pelaksanaan Program Perbaikan Gizi di Kabupaten Polewalu Mandar? bisa jadi ini adalah kesalahan dalam sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak dikelola dengan baik dan benar, atau bisa jadi juga kesalahan dalam interpretasi penetapan status gizi buruk. Namun demikian Rencananya penulis akan melakukan investigasi lebih lanjut terhadap permasalahan gizi buruk ini.
Sebenarnya terjadinya Kurang Energi Protein pada seseorang selalu diawali dengan adanya kelaparan. ——-apakah telah terjadi kelaparan di Polewali Mandar ? Mustahil——–Pada tubuh seseorang yang tidak makan dengan layak biasanya akan muncul adanya sensasi lapar, yang menunjukkan intake makanan telah kurang dari yang dibutuhan tubuh. Secara fisiologis dalam keadaan lapar yaitu bila lambung kosong dalam waktu lama, akan terjadi kontraksi peristaltik ritmis yang merupakan gelombang pencampur tambahan pada korpus lambung. Jika gelombang pencampur sangat kuat akan menimbulkan kontraksi tetani yang terus-menerus 2-3 menit, paling kuat terjadi pada orang muda sehat, — pada anak-anak tidak terlalu terasa—— kemudian kadar gula darah akan turun sampai tingkat yang rendah. Dan kemudian setelah 3-4 hari makan terakhir muncul sensasi sakit berupa perih karena lapar.
Dari berbagai penelitian epidemiologi masalah Kurang Energi Protein selalu diawali dengan keadaan lapar yaitu Rasa “tidak enak” dan sakit akibat kurang /tidak makan,baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar kehendak dan terjadi berulang-ulang, serta dalam jangka waktu tertentu menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan kesehatan. Selanjutnya keadaan ini didefiniskan dengan istilah kelaparan (E. Kennedy, 2002)
Jadi sangatlah jelas penyebab dari kurang energy protein (KEP) adalah makanan yang tidak adekuat maksudnya intake makanan yang sangat kurang dari kebutuhan akan zat gizi tubuh. Walaupun pada dasarnya Kejadian Kurang Energi Protein (KEP) sangat tergantung dari :
- Karakteristik individu (umur, cadangan nutrient)
- Waktu dan hebatnya berlangsung defisiensi
- Jenis makanan yang tersedia /dikonsumsi
- Lingkungan terutama sanitasi lingkungan
- Kesehatan perorangan
- Dan pada anak sangat tergantung dari pola asuh orang tua yang diberikan kepada sang anak.
Tetapi tetap saja Kurang Energi Protein disebabkan intake makanan yang sangat kurang dari kebutuhan akan zat gizi tubuh yang telah berlangsung lama (kronis). Bentuk KEP tergantung dari zat gizi utama kurang edekuat, bila kurang dalam hal protein dan tubuh diharuskan menggunakan protein tubuh maka gejala-gejala klinis dari kekurangan protein akan muncul, keadaan ini biasa diistilahkan dengan Kwashiorkor. Dan bila kekurangan Energi saja —–terutama energi yang bersumber dari karbohidrat——-maka gejala klinis yang muncul adalah kekurangan cadangan energy atau energy tubuh benar-benar habis bahkan sel-sel dan jaringan tubuh dirombak untuk dipergunakan sebagai energi, tubuhnya akan terlihat sangat buruk, keadaan ini biasa diistilahkan dengan Marasmus. Tidak jarang juga ditemukan bentuk KEP sebagai akibat kurang adekuat makanan akan protein dan energy (Marasmus-Kwashiorkor). Kesemua itu adalah bentuk-bentuk dari Malnutrisi (kurang Energi Protein).
Bentuk Malnutrisi (Kurang Energi Protein)
- Dewasa dibagi dalam dua bentuk yaitu Undernutrition (Kurang Zat Gizi) dan Starvation (Kelaparan)
- Anak-anak dalam bentuk PEM- Protein Energi Malnutrition ( menurut JELLIFFE mencakup seluruh kelompok umur anak) dikelompok menjadi : PEM ringan, PEM sedang dan PEM berat yang terdiri dari Merasmus, Kwashiorkor dan Merasmus –kwashiorkor.
Gejala Klinis dari Marasmus
Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari marasmus adalah
- Wajah seperti orang tua
- Cengen dan Rewel
- Sering disertai: peny. infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC)
- Tampak sangat kurus (tulang terbungkus kulit)
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar-baggy pants)
- Perut cekung
- Iga gambang
Gejala Klinis Kwashiorkor
Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari kwashiorkor adalah
- Rambut tipis, merah spt warna
- Edema (pd kedua punggung kaki, bisa seluruh tubuh)
- rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
- Kelainan kulit (dermatosis)
- Wajah membulat dan sembab
- Pandangan mata sayu
- Pembesaran hati
- Sering disertai: peny. infeksi akut, diare, ISPA dll
- Apatis & rewel
- Otot mengecil (hipotrofi),
Gejala Klinis Marasmus-Kwashiorkor
Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari Marasmus-kwashiorkor pada dasarnya adalah campuran dari gejala marasmus dan kwashiorkor, cirri khas yang dapat terlihat secara klinis yakni :
- Beberapa gejala klinik marasmus, terlihat sangat buruk dalam hal Berat Badan (BB/U) berada dibawah < -3 SD dan bila di konfirmasi dengan BB/TB dikategorikan sangat kurus: BB/TB < – 3 SD).
- Kwashiorkorm secara klinis terlihat disertai edema yang tidak mencolok pada kedua punggung kaki
Anak-anak gizi buruk dengan tanda-tanda klinis ini dapat di deteksi keKurangan Energi Proteinnya melalui
- Penimbangan bulanan di Posyandu termasuk upaya-upaya kejar timbangnya
- Surveilens gizi/KLB Gizi Buruk
- Manajemen Terpadu Balita Sakit
- Poliklinik KIA/Tumbuh Kembang
Tidak jarang hasil deteksi Gizi Buruk pada anak dikarenakan telah terjadi gagal pertumbuhan yang penyebabnya hanya karena kurang perhatian dan pedulinya orang tua terhadap tumbuh-kembang sang anak. Dari hasil penelitian ahli tumbuh kembang anak, ada empat alasan mengapa terjadi gagal pertumbuhan yaitu
- Bayi tidak cukup mendapat makanan, khususnya makanan pendamping
- Anak-anak memerlukan kata-kata lembut dan sentuhan-sentuhan penuh kasih sayang yang dapat merangsang peningkatan hormon pertumbuhan dan daya tahan tubuh.
- Bayi bertambah aktif ketika mulai belajar berjalan. Kebutuhan makanan perlu ditambah, namun banyak ibu tidak memberikan tambahan. Output tidak sesuai dengan input
- Penyakit dan infeksi mempengaruhi penggunaan zat gizi dalam makanan. Selain itu juga menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat makanan yang masuk dalam tubuh sedikit.
Seharusnya ini tidak boleh terjadi……..
Baca juga tulisan terkait
- Apakah Berat Badan Balita BGM-KMS adalah Gizi Buruk?
- Investigasi dan Intervensi Gizi Buruk
- Nafsu Makan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
- Laporan Status Gizi dan Pemantauan Pertumbuhan Balita.
- Apakah Masalah Gizi Itu ?
- Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi
- MITOS GIZI BURUK yang dibuat oleh Petugas Kesehatan
- Pola Pertumbuhan Berat Badan Ideal Balita
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi, Kesehatan dan Sosial
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Balita dgn Gizi buruk adalah puncak gunung es dari permasalahan gizi (balita). Upaya penanggulangan seharusnya ada keterpaduan dari upaya-upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Keterpaduan ini yang perlu ditingkatkan. Sekedar bahan pemikiran karena saya sudah tidak terlibat langsung dalam “arena”. Saya menunggu hasil Riskesdas 2013. Semoga tidak mengagetkan.
dr. Syamsa Latief,M.Kes. (pernah membantu pemerintah di Kab Sidrap 1994-2009)