Sejarah Perkembangan dan Ruang Lingkup Ilmu Gizi

Polewali Mandar Sulawesi Barat.– Ilmu gizi Menurut komite Thomas dan Earl (1994)  adalah “The nutrition sciences are the most interdisciplinary of all sciences”. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa  ilmu gizi merupakan  ilmu yang melibatkan  berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Dari Soekirman, (2000), Ilmu Gizi yang juga menulis sejarah ilmu gizi di Indonesia, mengatakan bahwa Ilmu Gizi diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul  bila terdapat kekurangan-kelebihan zat gizi. Dalam ilmu gizi terapan, Gizi diartikan sebagai  segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan. Setiap makanan mengandung unsur-unsur gizi (zat gizi). Unsur-unsur gizi ini dikelompokkan atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu (1) Karbohidrat, (2). Protein, (3).Lemak, (4) Vitamin, (5) Mineral dan (6) air.

Bagaimana Sejarah Perkembangan  dan Ruang Lingkup Ilmu Gizi ini. Khususnya perkembangan Ilmu Gizi di Dunia  Internasional, Indonesia termasuk perkembangan dan ruang ilmu gizi  di Kabaupaten Polewali Mandar yang dilihat dari pelaksanaan program gizi dan penyakit yang berhubungan dengan makanan. Berikut beberapa kutipan dari berbagai reteratur ilmu gizi yang penulis coba tuangkan sebagai informasi untuk pengunjung blog ini terutama pengunjung yang  berminat mempelajari Ilmu Gizi dan terkhusus untuk para mahasiswa (STIKES BIGES POLEWALI)  sebagai pengantar untuk mengenal ilmu gizi dalam kesehatan reproduksi.

Perkembangan Ilmu Gizi. Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi.

Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan  adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah mencari makanan dengan berburu.

Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih  sering  atau berlaku bagi sebagian penduduk modern sekarang.

Di abad-abad sebelum masehi filosof Junani bernama Hippocrates (460-377 SM), yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam salah satu tulisannya berspekulasi tentang peran makanan dalam “pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit” yang menjadi dasar perkembangan ilmu dietetika  yang belakangan dikenal dengan “Terapi Diit’

Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan kesehatan  yang dapat dicapai dengan pengaturan makanan tetapi kemudian berkembang juga tentang hubungan antara makanan dan panjang umur.

Misalnya Cornaro, yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-1464) dan Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa “makan yang diatur dengan baik dapat memperpanjang umur”.

Memasuki abad ke-17 dan ke-18, tercatat berbagai penemuan tentang  sesuatu yang dimakan (makanan) yang  berhubungan dengan kesehatan semakin banyak dan jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang yang kemudian mendorong berbagai ahli kesehatan waktu itu  untuk melakukan berbagai percobaan.

Pada Abad ke-18 berbagai penemuan ilmiah dimulai, termasuk ilmu-ilmu yang mendasari ilmu gizi. Satu diantaranya yang terpenting adalah penemuan adanya hubungan antara proses pernapasan yaitu proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2, dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).

Lavoisier bersama seorang ahli fisika Laplace merintis untuk pertama kalinya penelitian kuantitatif mengenai pernapasan dengan percobaan binatang (kelinci). Oleh karena itu Lavoisier selain sebagai Bapak Ilmu Kimia, dikalangan ilmuwan gizi dikenal juga sebagai Bapak Ilmu Gizi Dunia.

Penemuan Ilmu-Ilmu yang mendasari terbentuknya Ilmu Gizi itu diantaranya :

  1. Tahun 1687 = Penetapan standar makanan. Dimana penetapan ini mengatur tentang  makanan yang baik untuk tubuh dan yang tidak baik untuk tubuh.
  2. Dr. lind (1747) menemukan jeruk manis untuk menanggulangi sariawan / scorbut, belakangan diketahui jeruk manis banyak mengandung vitamin C. Sehingga Vitamin C dikenal juga sebagai pencegah Sariawan/Scorbut.
  3. Suster Florence Nightingale (1854 ) menyimpulkan penderita-penderita akibat perang yang merupakan pasiennya, dalam hal Pemberian makanan kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mempercepat proses penyembuhannya.  Suster Florence Nightingale dikenal juga sebagai Tokoh Keperawatan Dunia
  4. Liebig (1803-1873) Analisis Protein, KH dan Lemak. Yang merupakan Komponen utama penghasil energi tubuh.
  5. Vait (1831-1908), Rubner (1854-1982), Atwater (1844-1907), Lusk (1866-1932) dikenal sebagai Pakar dalam pengukuran energi dengan kalorimeter. (kkal)
  6. Hopkin (1861-1947), Eljkman (1858-1930) = perintis penemuan vitamin dan membedakannya vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
  7. Mendel (1872-1935), Osborn (1859-1929)= penemuan vitamin dan analisis kualitas protein. Memperjelas posisi vitamin dalam makanan dan peranannya dalam tubuh manusia serta  kualitas protein yang dilihat dari struktur yaitu asam amino yang essensial maupun yang non essensial.

Pada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King, melanjutkan penelitian vitamin kemudian terus berkembang hingga muncul SCIENCE of NUTRION. Adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul  bila terdapat kekurangan zat gizi, (Soekirman, 2000),

Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermunculan  secara kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi  dan sarjana gizi saja, sehingga muncul  Ilmu gizi yang menurut komite Thomas dan Earl (1994)  adalah “The NUTRITION SCIENCES are the most interdisciplinary of all sciences”. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa  ilmu gizi merupakan  ilmu yang melibatkan  berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Ringkasan Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi Indonesia dan Dunia

Bangaimana Perkembangan Ilmu Gizi di Indonesia, berikut beberapa hasil penelitian dalam sejarah perkebangan Ilmu Gizi di Indonesia.

  1. Belanda mendirikan “Laboratorium Kesehatan (15-1-1888) di Jakarta. Tujuannya Menanggulangi Penyakit Beri-Beri di Indonesia dan Asia
  2. Tahun 1934 = Lembaga Makanan Rakyat
  3. Tahun 1938, bermula dari Tahun 1919, Jansen dan Donath  meneliti masalah Gondok di wonosobo, kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda menfaslitasi pembentukan Lembaga Eijkman. Beberapa Kegiatannya berupa survai gizi di tahun 1927-1942, oleh Jansen dan Kawan-kawan pada  7 lokasi bertempat di jawa,  seram dan lampung yang bertujuan Mengamati Pola Makan, Keadaan Gizi, Pertanian dan perekonomian. Lembaga ini juga berhasil melakukan Analisis Bahan Makanan  yang sekarang dikenal sebagai Daftar Komposisi Bahan Makanan disingkat  atau dikenal dengan DKBM
  4. Tahun 1930, De Hass dkk menemukan defisiensi Vitamin A, (1935) meneliti tentang KEP (Kurang Energi Protein)
  5. Tahun 1950, Lembaga Makanan Rakyat berada dibawah Kementerian Kesehatan RI ( diketuai  Prof. Poerwo Soedarmo Pendiri PERSAGI atau dikenal juga sebagai Bapak Gizi Indonesia. Bapak Poerwo Soedarmo juga berhasil memperkenalkan promosi gizi yang baik dengan istilah “Empat Sehat Lima Sempurna” yang begitu populer pada waktu itu sampai pada pemerintahan Orde Baru.

Penelitian-Penelitian di Indonesia  ini yang kemudian menarik  perhatian WHO  dan dijadikan sebagai rekomendasinya adalah

  1. Domen (1952-1955)  penelitian tentang  kwashiorkor (istilah gizi buruk karena kekuranagn protein) dan Xeropthalmia (Istilah Kebutaan Akibat kekurangan Vitamin A)
  2. Klerk (1956)  penelitian tentang Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) anak Sekolah yang dapat memberikan gambaran Status Gizi Anak SD pada masa balitanya.
  3. Gailey ( 1957 – 1958 ) tentang  Kelaparan di Gunung Kidul menghasilkan teori Kelaparan
    • KELAPARAN  (Hunger) menurut E.Kennedy,(2002) sebagai kutipan dari penelitian Prof Soekirman Ph.D Guru Besar Ilmu Gizi IPB Bogor tentang kelaparan adalah Rasa “tidak enak” dan sakit, akibat kurang /tidak makan,baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar kehendak dan terjadi berulang-ulang, serta dalam jangka waktu tertentu menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan kesehatan.
  4. Prof. Poerwo Soedarmo Mencetak Tenaga Ahli Gizi ( AKZI dan FKUI)
  5. Dan tahun 1950-2010 perkembangan ilmu gizi di Indonesia  sangat pesat, sampai –sampai teori-teori gizi yang baru ditemukan belum sampai diterapkan muncul lagi ilmu yang terbaru dari hasil penelitian terbaru dari ilmu gizi.

Dari Perkembangan Ilmu Gizi tersebut diatas baik di Indonesia maupun di Luar Negeri, Penjelasan mengenai makanan dan hubungannya dengan kesehatan semakin jelas yaitu  makanan  atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari  makanan meliputi Vitamin, Mineral, Asam amino, Asam lemak  Dan sejumlah Karbohidart  sebagai energy. Dan unsur-unsur (zat-zat) gizi non essensial dapat disistesis oleh tubuh dari senyawa atau zat gizi tertentu. Unsur-unsur gizi ini dikelompokkan atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu (1) Karbohidrat, (2). Protein, (3).Lemak, (4) Vitamin, (5) Mineral dan (6) air.

Khusus untuk “air” berbagai pakar gizi dan kesehatan masih berbeda pendapat, ada yang mengatakan sebagai unsur gizi ada juga yang mengatakan bukan unsur gizi. Penulis sendiri masuk dalam kelompok yang mengatakan air adalah salah satu komponen gizi, teorinya ada bisa membacanya dalam tulisan lain dalam blog ini—–Menghitung Kebutuhan (Gizi) Air—– Ada juga yang mengatakan air sebagai zat gizi namun tidak dapat memahami dengan baik dan benar tentang zat gizi air.

Melihat perkembangan yang begitu pesat baik di Indonesia maupun di Dunia  Badan Dunia  WHO membagi ruang lingkup ilmu gizi ke dalam tiga kelompok besar.  Pertama, kelompok gizi biologi dan metabolik. Kedua, kelompok gizi perorangan, sepanjang siklus hidup. Ketiga, kelompok gizi masyarakat, baik bersifat lokal, nasional, regional dan global

Ilmu Gizi Kemudian dibagi menurut Ruang Lingkupnya yaitu Ilmu gizi  dibagi dalam dua bidang keilmuan yang dilihat dari segi sifatnya yakni :

  1. Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan  disebut Gizi kesehatan perorangan(Clinical Nutrition) yaitu Gizi Klinik lebih menitikberatkan pada kuratif daripada preventif dan promotifnya. Dengan pendekatan kuratif  prosesnya dimulai dari Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien, Pemeriksaan antropomotri beserta tindak lanjut terhadap gangguannya, Pemeriksaan radiologi dan tes laboratoium yang bertalian dengan status nutrisi pasien, Suplementasi Oral, enteral dan parenteral, Interaksi timbal balik antara nutrien dan obat-obatan
  2. Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut Gizi kesehatan masyarakat (Public Health Nutrition) Yaitu Gizi Masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat, oleh sebab itu sifatnya lebih ditekankan pada pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) . Termasuk juga tentang Bahan Tambahan makanan ( Pewarna, penyedap dan bahan-bahan kontaminan lainnya

Catatan dari sejarah dan ruang lingkup ilmu gizi ini ada beberapa istilah dan pengertian dari ilmu gizi  yang perlu diketahui yaitu

  1. Kesehatan adalah keadaan sehat (normal) secara fisik, mental, spiritual  dan social yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup produktif secara social dan ekonomis (UU Kesehatan 2009)
  2. Makanan  adalah Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi berguna bila dimasukan kedalam tubuh.
  3. Zat gizi  adalah unsur yang terdapat dalam bahan makanan
  4. Gizi  adalah  segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan
  5. Diet  adalah  Kecukupan makanan dan minuman seseorang yang dimakan sehari-hari yang dibagi dalam tiga pengertian. Pertama; makanan yang dimakan sehari, Kedua; makanan yang dimakan menurut aturan tertentu dan Ketiga: makanan yang ditentukan macam dan jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh atau untuk kepentingan pnyembuhan penyakit.
  6. Kecukupan Diet (dietary Allowance)  adalah   Batas dan intake yang direkomendasikan kepada semua orang dengan memperhatikan kebutuhan induvidu dan keadaan fisiologis induvidu
  7. Pelayanan Gizi adalah Pelayanan yang membantu masyarakat —— baik individu maupun kelompok masyarakat——  dalam keadaan sehat maupun sakit untuk mendapat makanan yang sesuai guna mencapai status gizi yang sebaik-baiknya
  8. Asuhan Gizi adalah Suatu kegiatan pelayanan gizi kepada seseorang pasien, yang melibatkan berbagai bidang keahlian yang didalam terdapat kegiatan : Membuat diagnosa masalah gizi, Menentukan kebutuhan gizi, Memilih alternatif bentuk sediaan zat gizi, dan Memilih cara pemberian zat gizi, pengendalian dan evaluasi perubahan  status asuhan gizi sebagaimana yang telah direncanakan.

***

Khusus untuk perkembangan ilmu Gizi di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat, tidak terlepas dari perkembangan ilmu gizi di Indonesia. Perkembangan ilmu Gizi di Polewali Mandar,  lebih terlihat pada perkembangan dari Pelaksanaan Program Gizi  atau program perbaikan gizi masyarakat dan beberapa penyakit pada masyarakat yang berhubungan dengan makanan yaitu

  1. Ilmu gizi dalam pelaksanaannya dituangkan dalam program gizi pada struktur Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar (1992-2000) sebagai sub seksi gizi dibawah seksi Kesehatan ibu dan anak, yang di Jabat oleh Ibu Kamariah Rostuti. Pada periode ini kegiatan utamanya adalah Kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga). Pada periode ini ada keberhasilan dalam pelaksanaan program gizi dan juga ada kegagalan yang tragis yaitu  pada masa krisis ekonomi ditahun 1998 -2004, ditemukan melonjaknya kasus GAKI  yang mencapai 34 %   (status pembesaran kelenjar gondok dengan status endemik berat), dalam waktu yang bersamaan ditemukan juga meningkatnya kasus GIZI BURUK yang mencapai  8%. Ibu Kamariah langsung dimutasi dan digantikan oleh Pejabat yang mempunyai kompetensi, (Sdr. Arsad Rahim Ali) dalam jangka waktu tiga tahun kedua kasus ini turun sampai batas ambang yang tidak dinyatakan sebagai masalah gizi masyarakat.
  2. Setelah periode desentraslisasi perkembangan program gizi  bukan lagi ditempat sebagai struktur dalam organisasi Dinas Kesehatan tetapi hanya ditempat sebagai Program Bina Gizi dengan beberapa sub program SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi), Program Pencegahan dan penanggulangan Kurang Vitamin A, Kurang Anemia Gizi, GAKI dan Program Pencegahan dan penanggulangan KEK serta Program Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di Posyandu.
  3. Selain ilmu gizi yang dilihat dari perkembangan program gizi, Ilmu gizi di Polewali Mandar juga ditemukan beberapa istilah ilmu gizi yang dilihat dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan makanan pada masyarakat Polewali Mandar diantaranya Sawangan (Gizi Buruk) istilah yang menunjukkan bahwa penyakit yang terjadi sebagai refleksi dari nenek-moyang masyarakat Polewali Mandar tempo doelue yang menderita kelaparan. Istilah lainnya yang cukup populer adalah Buta Rarang yaitu suatu penyakit yang tidak dapat melihat pada sore harinya atau kesulitan melihat anak-anak ketika masuk dalam rumah.  Penyakit ini pada masyarakat cenderung menghubungkannya dengan kurang nafsu makan pada anak. Penyakit ini dalam istilah medisnya dikenal sebagai xeropthalmia.
Bersama sang guru Prof. dr. H. Veni Hadju, M.Sc., Ph.D

Bersama sang guru Prof. dr. H. Veni Hadju, M.Sc., Ph.D – Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS – Disamping guru diwaktu kuliah. Juga sebagai guru dalam kerja-kerja program perbaikan gizi masyarakat di Polewali Mandar ( dulu; Polewali Mamasa) — Perna wilayah ini (bc. Polewali Mandar) Hasil survei GAKI Nasional dinyatakan sebagai wilayah endemik tingkat berat. Bersama sang guru dengan bantuan Unicef merancang program perbaikan. Hanya butuh 3 tahun. Hasil survei ulang. Kab Polewali Mandar dinyatakan bebas dari masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) tingkat berat.

Demikian catatan sejarah perkembangan dan ruang lingkup ilmu gizi. Ditulis dari berbagai pengalaman penulis dalam pelaksanaan program dan kegiatan  perbaikan gizi masyarakat di Kabupaten Polewali Mandar. Demikian juga Ilmu Gizi yang penulis dapatkan dari mengikuti perkuliahan di Akademi Gizi Malang ditahun 1996-1999 dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar ditahun 2004-2006.

———————————————————————————————

Baca juga tulisan terkait

  1. Konsep Dasar Nutrisi
  2. Petugas Kesehatan belum Memahami Kebutuhan Gizi Induvidu
  3. Gizi Buruk diantara Kelebihan Berat Badan Orang Dewasa
  4. Mendeteksi Gizi Buruk dengan Berat Badan Ideal Anak Balita
  5. Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil.
  6. Pemberian Vitamin A pada Balita Di Polewali Mandar
  7. Menghitung Kebutuhan (Gizi) Air
  8. Kebutuhan Gizi Embrio dan Paradigma Baru Perbaikan Gizi Masyarakat
  9. Status Gizi Anak Balita Di Polewali Mandar Tahun 2006-2008
  10. Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi
  11. Interelasi Metabolisme dan Penentuan Kalori Total
  12. Apakah Masalah Gizi Itu ?
  13. Pedoman Pengelolaan Program Gizi Puskesmas
  14. Laporan Status Gizi dan Pemantauan Pertumbuhan Balita.

———————————————————————————————–

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemilogi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat.

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah Pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

9 Responses to Sejarah Perkembangan dan Ruang Lingkup Ilmu Gizi

  1. polizi says:

    hey sertakan sumbernya inikan dari GBRP Evidence Base Learning
    Mata Kuliah Ilmu Gizi Dasar

    Pengasuh MK : 1. Prof. dr. Veni Hadju, M.Sc, Ph.D (Penanggungjawab)
    2. Dr. Nurhaedar Jafar, Apt., M.Kes,
    3. Andi Imam Arundhana, S.Gz., MPH
    sertakan sumber

    ———-
    @arali2008 menjawab

    GBRP Evidence Base Learning
    Mata Kuliah Ilmu Gizi Dasar oleh Prof. dr. Veni Hadju, M.Sc, Ph.D dkk itu dikembangkan ditahun 2015 sampai sekarang.

    Sementara tulisan saya dengan bentuk artikel populer itu terbit di web blog ini sejak tahun 2010. Dimana sebelumnya dari tahun 2007-2010 itu sudah dipraktekkan oleh Penulis berdasarkan sumber-sumber yang sudah dapat dibaca di badan tulisan misalnya oleh Soekirman, (2000), Ilmu Gizi yang juga menulis sejarah ilmu gizi di Indonesia,

    Jadi tulisan saya ini lebih duluan ada 5 tahun dari pada GBRP Evidence Base Learning Mata Kuliah Ilmu Gizi Dasar yang dikembangkan pada tahun 2015. Jadi kritik anda untuk Mencantum sumber dari tulisan ditahun 2015 sebagai sumber tulisan yang lebih tua (2010) itu hal yang tidak masuk akal.

    Perlu diketahui juga apa yang dikembangkan oleh Prof Veni dkk dalam hal, “Evidence Base Learning” itu salah satu sumbernya adalah dari interaksi prof veni dengan para pelaksana program gizi yang berkerja di wilayah sulselbar termasuk saya . yang sudah bekerja dibidang gizi (Nutritonist) mulai dari tingkat posyandu, polindes, pustu, puskesmas sampai tingkat kabupaten khususnya Kab. Polewali Mandar, (sebagai pemekaran dari kabupaten Polewali Mamasa)

    Jika ada kesamaan seharusnya ada bersyukur karena ilmu gizi terpelihara dengan baik dalam sejarah perkembangannya oleh para pelaksana lapangannya

  2. iya,saya akan mencoba mencari bahannya di ceritakan disini Blog ini

  3. Untung Supariadi Widodo says:

    BAGAIMANA DENGAN LMR YANG KEMUDIAN MENJADI PUSLITBANG GIZI KOK NGGAK ADA SAMA SEKALI CERITANYA?

  4. terima kasih infonya pak, saya izin copy utk referensi belajar 🙂

  5. sudo says:

    Nice post, thank you!

  6. A very useful and helpful site with great articles for everyone and for me too. I discovered your website from a link posted on a forum. I will Come here regularly because i like your site.

  7. tires says:

    Thank you so much regarding giving me an update on this issue on your web site. Please realize that if a brand-new post becomes available or in case any adjustments occur about the current write-up, I would want to consider reading a lot more and learning how to make good use of those strategies you reveal. Thanks for your efforts and consideration of other folks by making this blog available.

  8. sari says:

    nice post
    jangan lupa kunjungi ini yaaaaa

Tinggalkan komentar