Survailans Epidemiologi Kesehatan Harus Menjadi Kegiatan Pokok Puskesmas.
Oktober 11, 2010 1 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat.-– Ada dua issu yang menjadi catatan penting penulis ketika menfasilitasi salah satu materi pertemuan rutin tahunan Survailans Epidemiologi bagi petugas Puskesmas se Kabupaten Polewali Mandar tanggal 7 Oktober 2010 yang juga dihadiri sebagian petugas laboratorium puskesmas Kabupaten Polewali Mandar. Kedua issu tersebut adalah
- Pada tingkat puskesmas Survailans Epidemiologi belum menjadi kegiatan Pokok Puskesmas.
- Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan survailans di Puskesmas dilaksanakan oleh program lainnya, sementara petugas survailans epidemiologi tidak difungsikan, namun ketika KLB (Kejadian Luar Biasa) terjadi maka serta merta petugas survailans epidemiologi disalahkan dan diharuskan mempertanggung-jawabkan semua kejadian KLB.
Melihat bahwa tidak ada program kesehatan lain yang dapat mengendalikan program kesehatan (penyakit dan masalah kesehatan), tetapi hanya program survalians epidemiologi kesehatan ——— penulis ulangi dengan kata “mengendalikan” ———– maka tidaklah salah bila issu tentang dijadikannnya Survalians Epidemiologi Kesehatan sebagai Salah Satu Kegiatan Pokok Puskesmas. Tetapi semua ini tidak terlepas dari pemahaman para pengambil kebijakan untuk menjadikanya sebagai sebagai salah satu kegiatan Pokok Puskesmas.
Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan yang paling efektif untuk memantau penyakit dan masalah kesehatan yang terjadi di Puskesmas adalah kegiatan Survailans Epidemiologi. Data-data yang didapat dari kegiatan survailans epidemiologi ini merupakan data epidemiologi yang akan dipergunakan untuk :
Pertama ; Mendukung program penanggulangan penyakit dan masalah kesehatan maksudnya fungsi survailans epidemiologi sekarang bukan saja membahas tentang penyakit tetapi juga masalah-masalah kesehatan misalnnya masalah program KIA, Gizi, Perilaku juga masalah pelayanan pengobatan.
Kedua : Menentukan prioritas, kebijaksanaan, perencanaan. pelaksanaan dan evaluasi dan monitoring program pembangunan kesehatan di Kecamatan-kecamatan di Suatu Kabupaten. Dan yang Ketiga: kegunaan dari data-data epidemiologi adalah Pengendalian penyakit dan masalah keseatan serta Deteksi dini Kejadian Luar Biasa (KLB)
Ada kenangan Penulis tentang peranan epidemiologi tentang penempatan seorang dokter spesialis. Diawal tahun 199an dr Safri Makka Sp Anak (Almarhum) di tempatkan di RSUD Majene dan beliau membuka praktek di rumah Dinasnya. Namun beberapa bulan kemudian ia mengevaluasi secara epidemiologi kunjungan pasiennya, terlihat bahwa alamat pasien sebagian besar berasal dari wilayah kabupaten Polewali Mamasa (sekarang Polewali Mandar). Ia kemudian mencoba membuka praktek di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mamasa. Alhasil bahwa kunjungan pasien pada klinik keduanya di Wonomulyo lebih besar dua kali lipat dari pada kunjungan pasien di RSUD Mejene dan prakteknya di rumah dinasnya. Dengan data epidemiologi ini dr Safri Makka Sp Anak (Almarhum) mengusulkan Ke Depkes, melalui rekomendasinya untuk di tempatkan di RSUD Polewali Mandar. Suatu Fakta penggunaan data epidemiologi untuk penempatan Dokter Spesialis yang lebih efektif dan efisien.
Kenyataan membuktikan bahwa kegunaan dari data-data epidemiologi yang terjadi di Kabupaten Polewali Mandar belumlah berjalan sebagaimana mestinya, surveilans epidemiologi di Polewali Mandar saat ini belum terlalu difungsikan dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan, Surveilans kurang mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dan Pemahaman tentang surveilans hanya terbatas pada pencatatan dan pelaporan belaka.
Disamping itu permasalahan yang sering muncul adalah banyak laporan-laporan survailans yang walaupun telah mencapai tingkat kelengkapan data yang maksimal (80%), masih saja ditemukan : data tidak ditindak lanjuti dengan hasil analisis, karena ketiadaan analisis hasil dari data survailans ini tidak diumpan balikan ke puskesmas (Feed back kesumber Data). Ironisnya data-data survalians yang begitu banyak dan menjadi beban Puskesmas kurang mendapat perhatian dari Pimpinan Puskesmas, lebih diperpara lagi setelah di kirim Ke Dinas Kesehatan Kabupaten, hanya dijadikan sebagai wadah untuk rekapitulasi sebagai laporan Kabupaten. Hasil Analisis, dari Pimpinan sama sekali tidak mendapat perhatian untuk mendukung program penanggulangan penyakit dan masalah kesehatan dalam pembangunan kesehatan termasuk upaya-upaya pengendalian deteksi dini KLB.
Para petugas kesehatan di Puskesmas maupun pengelolah Petugas survalians pada Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, selalu saja masih memahami survailans dengan pengertian dan pemahaman yang lama yaitu
Survailans adalah suatu rangkaian proses pengamatan yang terus menerus, sistematik, dan berkesinambungan terhadap terjadinya penyebaran penyakit, kondisi yang memperbesar resiko penularan, dan masalah –masalah kesehatan lainnya dengan melakukan pengumpulan data, analisis dan interpretasi dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan.
Dari pengertian ini petugas Puskesmas dan juga Koordinator di Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar hanya ditugas sebagai pengamatan yang diartikan sebagai pengumpul data bagi Petugas Puskesmas dan Rekapitulasi data di tingkat Kabupaten. ———- semata-mata hanya di fungsikan sebagai salah satu indicator survailans yaitu kelengkapan laporan saja————-Sementara proses-proses yang lainnya (Kajian dan rekomendasi serta penyebaran informasi yang merupakan unsur yang sangat penting) bukan lagi merupakan tanggung jawab petugas survalians baik Puskesmas maupun koodinator di Tingkat Kabupaten. Proses-proses lainnya dari survalians tersebut telah diambil oleh program-program kesehatan lain, dimana ditingkat Puskesmas telah dilaksanakan oleh program Pokok Puskesmas yaitu Gizi, KIA, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta pengobatan.
Jadi tidak mengherankan kalau kemudian muncul issu pada pertemuan rutin tahunan petugas survailans epidemiologi se Kabupaten Polewali Mandar bahwa “Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan survailans di Puskesmas dilaksanakan oleh program lainnya, sementara petugas survailans epidemiologi tidak difungsikan, namun ketika KLB terjadi maka serta merta petugas survailans epidemiologi disalahkan dan diharuskan mempertanggung jawabkan semua kejadian KLB.”
Pada definisi terbaru Survailans Epidemiologi sumber modul pelatihan pejabat fungsional Epidemiologi Kesehatan Ahli yang mengatakan bahwa :
“Survailans Epidemiologi adalah Analisis terus menerus secara sistematis terhadap penyakit dan atau masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi untuk tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien”
Pengertian survailans epidemiologi terbaru ini sangat jelas terlihat bahwa fungsi utama survalians adalah “ANALISIS”, karena dari analisis ini semua masalah penyakit dan masalah kesehatan akan dengan mudah disimpulkan dan dengan kesimpulan ini akan dengan muda di buat rekomendasi untuk keperluan-keperluan pengendalian penyakit dan masalah kesehatan pada semua program kesehatan yang ada di suatu kebupaten maupun Puskesmas. Tetapi kenyataan menunjukkan survailans baik itu sebagai suatu kegiatan maupun sebagai sutau program belum dianggap sebagai sesuatu yang penting pada tingkat puskesmas termasuk pada tingkat Kabupaten. Jadi kemudian issu kedua yang muncul dalam pertemuan rutin tahunan petugas survailan epidemiologi se kabupaten Polewali Mandar tanggal 7 Oktober 2010 adalah “Pada tingkat puskesmas Survailans Epidemiologi belum menjadi kegiatan Pokok Puskesmas”
Sebenarnya kedua issu tersebut diatas tidak sulit untuk di aplikasikan pada tingkat Puskesmas, karena payung hukum dari apa yang dinamai dengan Survailan Epidemilogi telah ada dasar hukumnya yaitu
- Undang-undang no. 4 th. 1984 tentang wabah
- Undang-undang no. 36 th. 2009 tentang Kesehatan.
- Per. Pemerintah no. 25 th. 2000 ttg. Kewenangan propinsi sbg daerah otonomi.
- SK. Menkes no. 130 th. 2000 ttg. Organisasi dan tata kerja Depkes.
- Kepmen 1116/Mkenkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelengaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan tidak Menular
- Dan sebenarnya masih ada peraturan terbaru tentang penting survailan epidemiologi dan upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan. Misalnya saja berbagai peraturan tentang Fungsionalitas Tenaga Epidemiologi Kesehatan.
Disamping itu sebagai penjabaran dari Visi Survailans Epidemiologi Nasional. Kabupaten Polewali Mandar bisa menjabarkannya sebagai visi survalainsnya sebagai visi “Tersedianya informasi epidemiologi yang berkualitas dalam rangka menunjang pembangunan kesehatan dan atau untuk mencapai MDGs Kabupaten Polewali Mandar menuju Polewali Mandar Sehat 2015.
Sehubungan dengan pencapaian MDGs hanya survailans epidemiologi kesehatan yang dapat menyediakan informasi untuk upaya-upaya pengendalian dan pencapaiannya. Hanya survailans epidemiologi karena apa yang ada pada MDGs terutama MDGs kesehatan adalah hasil dari analisis penyakit dan masalah kesehatan yang merupakan kegiatan Pokok dari Survailans Epidemiologi Kesehatan.
Sementara itu untuk untuk menjalankan visi dari survalians epidemiologi kesehatan bisa dibuat juga misi dari survalians epidemiologi Kabupaten Polewali Mandar merupakan penjabaran dari misi survailans epidedemiologi Nasional, penjabaran tersebut adalah
- Meningkatkan kemampuan petugas surveilans dalam melakukan analisis data di Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah, Klinik Swasta dan bebagai jejang administasi kesehatan yang ada di kabupaten Polewali Mandar
- Menggalang serta meningkatkan kemitraan unit surveilans dalam pertukaran/ penyebaran informasi dengan stakeholder terkait (pusat penelitian, perguruan tinggi, LSM dan semua pihak yang terkait.)
- Memperkuat sistem surveilans penyakit yang telah menjadi prioritas program pemberantasan Daerah Polewali Mandar, propinsi, dan nasional
- Memperkuat pengembangan SDM di bidang epidemiologi di setiap unit Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah, Klinik Swasta dan bebagai jejang administasi kesehatan yang ada di kabupaten Polewali Mandar
Bukan saja visi dan misi yang dapat dibuat pada kegiatan dalam program survalians epidemiologi, kegiatan dan program ini juga merupakan penjabaran dari kegiatan dan program yang dirancang ditingkat Pusat. Kegiatan-kegiatan survailans epidemiologi tersebut adalah Kegiatan survailans epidemiologi Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dan jaringannya yaitu
- Sistem surveilans terpadu penyakit
- Sistem surveilans sentinel
- Surveilans khusus
- Sistem kewaspadaan dini (SKD) dan penyelidikan KLB
- Studi khusus
- Analisis dan interpretasi data.
Bahwa untuk mempermudah Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan survailans epidemiologi dapat dilakukan dilakukan penyederhanaan secara umum meliputi Analisi Sederhana dari kegiatan Deteksi dan Pengobatan di tingkat Puskesmas. Atau secara detailnya Kegiatan survailans Puskesmas adalah
- Rencana Analisis Survailans Epidemiologi Kesehatan
- Pengumpulan, validasi,dan pengolahan data, serta pembuatan laporan
- Pengiriman laporan
- Pemantauan kecenderungan terjadinya KLB dengan PWS (mingguan), penyakit dan program
- Konfirmasi dugaan adanya KLB (SKD-KLB)
- Pertemuan analisis data surveilans.
- Surveilans aktif ke pelayanan swasta
- Buku data surveilans Puskesmas ( Penyajian Profil Data Puskesmas)
Dalam pengertian yang lama dari survailans epidemiologi kegiatan di Puskesmas di mulai dari Pengumpulan, validasi,dan pengolahan data, pembuatan laporan dan seterusnya. Dalam pengertian yang baru dari survailans epidemiologi, Rencana Analisis Survailans Epidemiologi Kesehatan merupakan langka awal yang harus dibuat.
Agar kegiatan-kegiatan dalam program survailans Epidemiologi dapat dilaksanakan dengan misi dan visi yang jelas ada beberapa indicator penilaian untuk menilai berhasilnya survailains epidemiologi kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar Yaitu
- Kelengkapan laporan
- Jumlah dan kualitas kajian epidemiologi dan rekomendasi yang dihasilkan.
- Terdistribusinya berita epidemiologi lokal, kabupaten dan propinsi
- Pemanfaatan informasi epidemiologi dalam manajemen program kesehatan.
- Menurunnya frekuensi KLB penyakit.
- Meningkatnya kajian Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) penyakit.
Kriteria sistem surveilans yang baik harus tetap memperhatikan nilai-nilai :
- Sederhana (simple)
- Dapat diterima (acceptable)
- Fleksibel (flexible)
- Sensitif (Sensitive)
- Nilai prediktif positif (Predictive value positive)
- Representatif (Representative)
- Tepat waktu (Timeline)
- Jaringan masyarakat yang termotivasi
- Umpan balik yang baik
Kesimpulannya, melihat bahwa tidak ada program kesehatan lain yang dapat mengendalikan program kesehatan ( penyakit dan masalah kesehatan), tetapi hanya program survalians epidemiologi kesehatan ——— penulis ulangi ; mengendalikan ———– maka tidaklah salah bila issu tentang Dijadikannnya Survalians Epidemiologi Kesehatan sebagai Salah Satu Kegiatan Pokok Puskesmas. Tetapi semua ini tidak terlepas dari pemahaman para pengambil kebijakan untuk menjadikanya sebagai sebagai salah satu kegiatan Pokok Puskesmas. Survailans Epidemiologi Kesehatan Harus Menjadi Kegiatan Pokok Puskesmas.
Catatan: Pada pertemuan rutin tahunan Survailans Epidemiologi petugas Puskesmas se Kabupaten Polewali Mandar tanggal 7 Oktober 2010 ini penulis ditugaskan oleh Bagian Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar untuk mengfasilitasi pertemuan dengan sessi materi fasilitasi Survailans Epidemiologi Kesehatan di Polewali Mandar.
Baca Tulisan Terkait
- Review Program Surveilans Epidemiologi
- Inferensi dalam Epidemiologi Kesehatan
- Penyelidikan Demam Chikungunya
- Akses Rumah Tangga Terhadap Air Bersih di Polewali Mandar.
- Epidemiologi Dalam Program Cegah Penyakit Kusta
- Profil Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar tahun 2009
- Memprediksi Kematian Ibu dan Bayi di Polewali Mandar
- Proyeksi dan Prediksi Kebijakan Kesehatan Polewali Mandar.
- Faktor Resiko dan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
—————————————————————————————
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemilogi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat.
Woah! I’m really loving the template/theme of this site. It’s simple, yet effective. A lot of times it’s difficult to get that “perfect balance” between superb usability and visual appearance. I must say that you’ve done a great job with this. Also, the blog loads extremely fast for me on Firefox. Exceptional Blog!