Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Agustus 7, 2008 2 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.– ”Setelah hampir dua tahun program persalinan yang aman dilaksanakan, maka sudah saatnya kita bersama untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti antara lain“. Apakah kerjasama selama hampir dua tahun nyata-nyata bermanfaat bagi masyarakat Polewali?” demikian komentar Pak Pur biasa dipanggil, setelah pembacaan sambutan acara pertemuan Strategis Pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Polewali Mandar
Sambutan : Bapak Purwanta Iskandar Perwakilan Unicef wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo dan Maluku Utara pada PERTEMUAN STRATEGIS PELAKSANAAN KIA DI POLEWALI MANDARPOLEWALI MANDAR 7 AGUSTUS 2008 Yth. Bupati Polewali Mandar, Bapak Mujirin M Yamin Yth. Ketua DPRD, Bapak Hasan Sulur Yth. Kepala Dinas Kesehatan, Bapak Asis Yth. Kepala Bappeda, Bapak Bahrum Bando Yth. Ibu/Bapak anggauta DPRD Yth. Bapak para pimpinan SKPD Yth., Para Camat, Kepala Desa/Lurah dan para Hadirin dan Hadirat Assalamualaikum wr.wb.Komitmen ini seakan menjawab pertanyaan Bpk Purwanta Iskandar Perwakilan Unicef wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo dan Maluku Utara, saat memberikan sambutan acara Sosialisasi ” Komitmen bersama dalam mendukung Kemitraan Bidan dan Dukun:” Tingkat Kabupaten Polewali Mandar.Pagi ini merupakan pagi yang sungguh istimewa,
Karena saya dapat menghadiri pertemuan yang luar biasa pentingnya bagi pembangunan kabupaten Polewali Mandar saat ini dan di masa mendatang. Masa dimana Polewali Mandar saat ini sedang siap-siap menyambut pesta demokrasi, PILKADA langsung. Mudah-mudahan pemimpin terpilih lagi adalah pemimpin yang tidak pernah henti-hentinya memperjuangkan Hak anak dan perempuan, sebagaimana selama ini diperjuangkan oleh kita semua yang hadir di ruang ini. Perjuangan untuk menghadirkan dunia yang layak untuk perempuan dan anak-anak.
Salah satu bagian dari dunia yang layak untuk anak-anak adalah kesehatan ibu anak atau biasa disebut KIA. Itulah sebabnya UNICEF memiliki keseriusan tinggi dalam mendukung proram KIA. Sejak tahun 2000 sampai dengan 2005 bersama CIDA-Canada membantu program Gerakan Sayang Ibu. Dilanjutkan kemudian dengan melalui kerjasama dengan DFID-Inggris membantu program nasional persalinan yang aman sampai sekarang. Bahkan untuk membantu propinsi Sulawesi Barat sebagai propinsi yang baru dibentuk, maka UNICEF menugaskan Ibu Mildred Pantouw di Sulawesi Barat.
Setelah hampir dua tahun program persalinan yang aman dilaksanakan, maka sudah saatnya kita bersama untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti antara lain “apakah kerjasama selama hampir dua tahun nyata-nyata bermanfaat bagi masyarakat Polewali?”
Ibu dan Bapak penentu masa depan anak-anak yang terhormat,
Perkenankanlah kami menyampaikan penghar-gaan setinggi-tingginya atas kesungguhan Kabupaten Polman dalam upaya meningkatkan kualitas manusia melalui upaya penurunan Kematian Ibu Melahirkan dan Kematian Bayi Baru Lahir. Kesungguhan ini akan semakin kuat pengaruhnya kalau diimbangi dengan dukungan anggaran yang memadai. Ditandai dengan kenaikan anggaran KIA secara gradual. Namun hal ini belum begitu tampak di Polman, sebab berdasar data yang saya peroleh di tahun 2006 anggaran KIA berkisar 230 jutaan, tetapi ditahun 2008 menurun menjadi sekitar 120 jutaan.
Kecukupan anggaran seharusnya dijaga oleh pemerintah sebab hal ini akan menunjukkan kesungguhan pemerintah bagi KIA. Untuk ini perlu dilakukan perobahan mindset atau cara pandang yang memberi prioritas khusus kepada ibu dan anak. Perhatian ini didasarkan pada premis bahwa bayi dan ibu memiliki hubungan yang sangat erat dan melengkapi atau dyadic.
Bagaimanapun juga anak dan perempuan adalah makhluk sangat istimewa, keduanya mempunyai keterkaitan yang begitu erat tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi. Bagai-mana bayi akan sehat kalau Ibu menyusui tidak mendapatkan gizi yang mencukupi sejak kehamilannya. Bagaimana bayi perempuan yang akan menjadi ibu di kemudian hari kalau tidak mendapatkan ASI ekslusif yang paripurna sampai enam bulan dan memperoleh MP-ASI yang memadai sampai dua tahun? Harapan memberikan yang terbaik kepada anak-anak, mungkin hanya dapat terjadi kalau hubungan diadik (dyadic) yang penuh kasih sayang seperti antara ibu dengan bayi terjadi juga antara suami dengan isteri. Ibu menomor satukan bayinya, sehingga suami seharusnya juga menomor satukan isteri dan bayinya. Kalau kurang gizi berat terjadi, maka jelas kerusakan otak permanen akan terjadi. Kerusakan otak yang tidak dapat disembuhkan. Kerusakan otak yang menyebabkan hilangnya satu generasi akibat kealpaan kita. Istilah otak kosong bukan hanya milik guru kalau menyebut muridnya yang “bodoh”. Otak kosong memang terjadi secara biologis yakni adanya rongga kosong dalam otak.
Kemarin malam saya tiba di Pare-Pare untuk bergabung dengan teman-teman dari Polman mengerjakan laporan Pendidikan Untuk Semua (PUS). Dedikasi teman-teman luar biasa, sampai jam 12 malam mereka bekerja. Bahkan mereka sempat diskusi ramai dalam menentukan data kurang gizi yakni akan menggunakan berat badan per umur, BB/U atau tinggi badan per umur. Hasilnya pasti akan berbeda jauh. Namun saya sampaikan kepada teman-teman bahwa gunakanlah data yang memang signifikansinya tinggi untuk perbaikan mutu anak. Jadi walaupun hasilnya pahit harus berani dibuka agar kita sadar bahwa sesungguhnya masih banyak persoalan yang perlu kita selesaikan.
Ibu, Bapak dan hadirin sekalian,
Bahkan sesungguhnya kalau kita setuju bahwa kehidupan manusia dimulai dari janin dalam kandungan maka seharusnya, investasi, perhatian utama dan pendekatan diberikan sejak anak dalam kandungan. Masing-masing siklus manusia, mulai dari janin, bayi, kanak-kanak, masa remaja dan dewasa memiliki risiko-risiko yang harus diwaspadai. Semua pihak yang terlibat dalam proses itu, terutama ibu yang mengandung, mengasuh dan sebagai pendidik pertama perlu mendapat perhatian. Ibu-ibu yang sehat, terdidik dan berwatak baik adalah aset untuk pengasuhan dan pendidikan anak-anak yang berhasil.
Pendekatan siklus hidup manusia sebenarnya bukan merupakan gagasan baru. Namun gagasan untuk menjadikan ibu dan anak sebagai fokus sentral pembangunan masih perlu diperjuangkan dengan sekuat-kuatnya sebab kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini Angka Kematian Ibu Karena Melahirkan di Indonesia masih sangat tinggi, bahkan tertinggi di ASEAN. Upaya-upaya konkrit di Polman telah dilakukan melalui perbaikan Policy dan Perencanaan. Implementasinya di tingkat propinsi dibentuk TAG (Technical Advisory Group. Di tingkat kabupaten dibentuk Team DTPS (District Team Problem Solving) yang bertugas menemukan jawaban terhadap permasalahan rendahnya Pelayanan Kelahiran Oleh Tenaga Kesehatan. Diketahui salah satu penyebabnya adalah jumlah bidan yang terbatas. Analisis ini seharusnya dijawab oleh Bapak Bupati dengan pengangkatan bidan baru, sehingga sehingga seluruh desa di Polman memiliki Bidan.
Kenyataan memang menunjukkan bahwa ke-cukupan bidan di desa tidak selalu menjamin minat masyarakat untuk menggunakan jasa bidan. Data menunjukkan bahwa jumlah pertolongan kelahiran oleh bidan masih lebih rendah dibandingkan dukun. Dengan demikian bukan semata-mata disebabkan jumlah yang tidak memadai atau geografis menyebabkan ibu hamil tidak ke bidan, tetapi karena faktor budaya. Oleh sebab itu, di Polman telah dikembangkan kemitraan bidan dan dukun. Keberhasilan program kemitraan akan terjaga antara lain melalui revisi kebijakan dari peruntukan pelayanan persalinan standar sebesar 300 ribu menjadi 250 ribu untuk bidan dan 50 ribu untuk dukun. Sekaligus mengakui dukun sebagai partner pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat.
Kemitraan bidan dengan dukun sama sekali bukan menghilangkan peran dukun, melainkan memperkuat peranan dukun pada bidang non medis atau psikologis. Suatu metode yang menghasilkan kemenangan di kedua belah pihak baik dukun dan bidan. Kemitraan tersebut membuat mereka semakin menghargai satu sama lain.
Bahkan di desa Suruang telah diterbitkan Peraturan Desa (PERDES) yang membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memberi perhatian begitu besar kepada ibu hamil sehingga mereka menandai rumah ibu hamil dengan sticker. Kemudian menumbuhkan ambulan desa. Jangan salah sangka ambulans desa bukan mobil putih dengan sirene meraung-raung. Ambulan desa di Suruang berupa sepeda motor milik para pengojek. Mereka telah menanda tangani kesepakatan untuk mengantar ibu hamil untuk memperoleh pelayanan persalinan memadai.
Itulah sebabnya data KIA di desa Suruang mendapat perhatian. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan perbaikan data melalui Local Area Monitoring. Dengan data memadai, maka perencanaan akan menjadi lebih baik. Bahkan saat ini ada 4 puskesmas yang melakukan microplanning. Proses ini sudah lama ditinggalkan dan dihidupkan lagi sehingga perencanaan di puskesmas dapat memberi masukan kepada perencanaan kabupaten.
Kecamatan Tapango mendapat inspirasi dari desa Suruang, di dalam waktu yg singkat kepemimpinan Pak Camat Tapango bersama kepala desa dan lurah berhasil untuk mengeluarkan Peraturan Desa untuk melindungi Ibu dan Anak. Di dalm Peraturan desa tercantum adanya partisipasi masyarakat dengan adanya Tabungan Ibu bersalin yang melibatkan PKK dan Majalis Talim.
Bapak Ibu sekalian yang saya hormati,
Kemarin dulu, hari Selasa, saya ketemu dengan ibu Mimin Direktur Bina Kesehatan Ibu, Depkes RI yang berkunjung ke Majene dan juga ketemu Pak Azis. Ibu memberitahu saya bahwa pertolongan persalinan oleh bidan sangat rendah. Dengan demikian diduga ancaman keselamatan ibu melahirkan akan tinggi. Selain itu beliau memberitahu bahwa Majene minta agar UNICEF juga membantu Majene. Permintaan seperti bukannya tidak kita respon, tetapi kita justru berharap Polman yang sudah cukup lama menjalin kerjasama dengan UNICEF dapat memfasilitasi kabupaten lain.
Sebagai informasi kepada Bapak Bupati bahwa banyak inisiatif muncul dari Polman. UU Administrasi Kependudukan 2007 mungkin tidak akan muncul kalau tidak ada dukungan dari DPRD untuk mensyahkan PERDA Akte kelahiran gratis. Akhi Agustus ini untuk pertama kalinya RENSTRA Pendidikan kabupaten Polman didasarkan laporan Pendidikan Untuk Semua yang didasarkan pada data SIPBM. Upaya sungguh-sungguh dari Kepala Dinas Pendidikan, Pak Kalang akan menjadikan Polman sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang menyusun RENSTRA pendidikan berdasar data SIPBM. Saya usul agar hasil Renstra ini didiskusikan dengan mengundang policy makers Polman, juga Diknas dan Bappeda propinsi Sulbar serta Litbang Diknas dan UNICEF Jakarta. Tahun depan data MDGs akan selesai. Mudah-mudahan tidak lama kemudian, data MDGs di Mamuju dan Majene menyusul atas fasilitasi dari teman-teman kabupaten Polman. Bahkan Kantor Menko Kesra dan Bappenas sudah mengundang Polman untuk membagi pengalaman dalam pendataan kemiskinan berbasis masyarakat.
Hadirin sekalian yang saya muliakan
Betapa eloknya kalau setiap anak merasa aman dan nyaman karena mendapat perlindungan optimal dari keluarga dan komunitasnya. Betapa menjanjikannya masa depan anak-anak Polman karena sejak menyapa dunia melalui tarikan nafas yang pertama mereka mendapat perlindungan. Begitu tali pusar selesai dipotong, bayi tidak lagi langsung dimandikan seperti dilakukan pada jaman dulu, melainkan diletakkan di dada ibu untuk mendapat dekapan hangat. Memandikan bayi begitu lahir akan mengancam nyawa bayi karena kedinginan yang mendadak. Tindakan ini sudah mulai ditinggalkan selaras dengan meningkatnya pemahaman para tenaga kesehatan.
Setelah diletakkan di dada ibu, maka bayi akan mendapatkan kehangatan seperti ketika masih dalam rahim ibu. Dalam jangka 30 menit, bayi akan mengeluarkan saliva-air liur sehingga mendorong bayi akan mencari puting susu ibu. Begitu ketemu, maka puting susu yang mungkin belum mengeluarkan air susu tersebut diisap-isap. Isapan bayi akan merangsang terjadinya kontraksi yang memacu keluarnya air susu ibu, sehingga bayi akan mendapatkan air susu yang pertama kurang dari setengah jam sejak dilahirkan. Peristiwa inilah yang saat ini disebut dengan ”inisiasi dini ASI” yang mencegah kematian ratusan ribu bahkan jutaan bayi. Banyak kejadian, tentunya bukan di Polman, bahwa begitu bayi lahir dibawa bidan ke ruang bayi untuk kemudian mendapat susu formula karena bayi menangis. Praktek semacam ini harus segera diakhiri. Biarkan bayi menyusu ke ibunya sejak air susu pertama yang masih keruh. Kolostrum inilah yang memberikan antibodi terbaik kepada bayi. Sampai sekarang tidak ada antibodi sehebat kolostrum yang sering disia-siakan yakni dibuang karena warnanya yang masih keruh.
Kami sangat menghargai kerja keras dari teman-teman semua dari kalangan media dan LSM untuk mendorong proses persalinan aman dan pemberian ASI. Dalam mobilisasi sosial ini dimanfaatkan baik media tradisional dan elektronik. Teve kabel digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan tentang persalinan aman di 5 kecamatan. Begitu juga teman-teman dari Metro TV, SCTV, ANTV, RCTI, TV One melalui jaringan Jurnalis MDGs meningkatkan pemahaman masyarakat tentang KIA. Tidak ketinggalan LSM Mandar Sehat dan Pencinta Alam (Sandeq). Keterlibatan jurnalis dan LSM memperlihatkan bahwa KIA bukan program milik Dinas Kesehatan tetapi sudah menjadi milik semua pihak. Sinergitas ini bisa terjadi karena semua pihak mencermati bahwa ibu anak adalah investasi menguntungkan bagi pembangunan generasi secara berkelanjutan.
Dalam membangun generasi yang tangguh tersebut, kembali saya mendorong pemerintah untuk menggiatkan kampanye pemberian ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan. Pada periode ini, bayi hanya diberi ASI dan jangan diberi air minum lain atau makanan lain. ASI terbukti cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Tidak memberikan ASI kepada bayi tanpa alasan merupakan pelanggaran terhadap hak anak. Apalagi kesempatan untuk memperoleh ASI hanya sekali dalam suatu siklus kehidupan manusia. Menghilangkan kesempatan yang hanya sekali tersebut adalah pilihan yang salah. Sudah waktunya Polman memelopori penyediaan ruang menyusui di kantor-kantor untuk memberi kesempatan kepada para pegawai memberikan ASI kepada bayinya. Pilihan yang kelihatannya aneh, tetapi sangat strategis untuk membangun manusia yang berkualitas.
Hadirin sekalian yang kami muliakan,
Polman telah mengambil pilihan untuk menciptakan dunia yang layak untuk anak-anak melalui dukungan terhadap program KIA dengan fokus persalinan aman. Pilihan tepat sudah dibuat oleh Polman dengan menjadikan isu KIA bukan isu kesehatan semata melainkan menjadi isu penting di masyarakat. Saya berharap sisa waktu beberapa bulan mendatang dapat digunakan Polman untuk mensinergikan beberapa program penting dengan KIA. Salah satunya adalah mengantisipasi penyebaran virus flu burung melalui mewujudkan desa siaga tanggap flu burung, sekolah tanggap flu burung dan pesantren tanggap flu burung. Virus ini sudah memakan banyak korban. Dari 100 penderita 81 orang meninggal dunia. Ini bukan gosip ini sungguhan karena negara spanyol pernah merasakan keganasan virus ini sehingga puluhan juta meninggal. Kemudian Hongkong dengan SARS dan sekarang Indonesia dengan flu burung. Pilihan tergantung pada kita. Akan melakukan pilihan cerdas atau ceroboh.
Terimakasih. Wassalamualaikum wr.wb. ————————————————————
***
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi, Kesehatan dan Sosial
di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat Indonesia
I truly prize your work , Great post.
I know this is really boring and you are skipping to the next comment, but I just wanted to throw you a big thanks – you cleared up some things for me!