Pentingnya Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah

Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.– Banyak  kasus penyakit dan masalah  kesehatan yang terjadi tidak diketahui penyebabnya, tidak ditahu cara terjadinya, tidak ditahui sumber terjadinya dan tidak diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pada induvidu sebagai host dari kasus penyakit ataupun masalah kesehatan yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat. Tidaklah mengherankan kasus penyakit dan masalah kesehatan ini selalu muncul, lalu hilang dan kemudian muncul lagi dengan kasus dan masalah yang sama. Misalnya Kasus Gizi Buruk, Kasus Diare, dll.

Kasus-kasus penyakit tersebut seakan dibiarkan terjadi, pencegahannya seakan dibiarkan secara alamiah karena biasanya kasus-kasus penyakit tersebut seiring dengan berlalu waktu akan hilang dengan sendirinya. Secara alamiah juga kasus-kasus penyakit ini seiring dengan waktu juga akan  muncul kembali. Petugas kesehatan hanya mencatat dan melaporkan bahwa telah terjadi kasus “X” seiring dengan waktu pula dengan tindakan seadanya mereka mencatat dan melaporkan bahwa kasus “X” tersebut telah ditanggulangi.

Demikian juga dengan masalah kesehatan, seakan dibiarkan terjadi, intervensi seakan hanya formalitas belaka, masalah kesehatan ini seiring dengan waktu akan dilupakan orang dan kemudian tidak dianggap masalah lagi, namun demikian beberapa bulan atau tahun kemudian muncul lagi. Seperti halnya kasus penyakit, masalah kesehatan yang terjadi oleh petugas kesehatan hanya mencatat dan melaporkan bahwa telah terjadi masalah kesehatan “X” seiring dengan waktu pula dengan tindakan seadanya mereka mencatat dan melaporkan bahwa masaalah kesehatan “X” tersebut telah ditanggulangi.

Sebenarnya permasalahan ini tidak akan terjadi bila setiap kasus dan masalah kesehatan dilakukan penyelidikan kasus dan atau penyelidikan masalah kesehatan. Penyelidikan ini dalam bidang kesehatan disebutkan dengan Penyelidikan Epidemiologi (disingkat =PE). Tidak semua petugas kesehatan terutama di tingkat Kabupaten/kota dapat mengerti dan memahami “PE” ini, petugas kesehatan yang bisa melakukan PE hanyalah petugas yang telah dibekali ilmu dan skill epidemiologi, biasanya mereka adalah  sarjana kesehatan jurusan epidemiologi yang telah memiliki ilmu-ilmu dasar tentang penyelidikan kasus penyakit dan  masalah kesehatan, namun ilmu tidaklah langsung bisa diterapkan bila tidak memiliki skill yang cukup. Pengalaman dalam penyelidikan kasus bukan saja dapat diperoleh dari simulasi kasus  tetapi juga dari  pengalaman melakukan penyelidikan. Ilmu dasar, simulasi kasus dan pengalaman penyelidikan epidemilogi kasus dan masalah kesehatan merupakan ketrampilan skill yang sangat menentukan.

Berikut ini beberapa hal yang perlu difahami setiap petugas (epidemiologi) dalam melakukan penyelidikan epidemiologi kasus penyakit khususnya penyakit menular terutama yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah. Secara garis besar dibagi dalam tiga pengertian dan pemahaman dasar yaitu

  1. Pengertian dan Pemahaman dalam Istilah-Istilah Dalam Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah
  2. Pengertian dan Pemahaman dalam Tahapan penyelidikan Epidemiologi KLB/wabah
  3. Pengertian dan Pemahaman Penarikan Kesimpulan dan rekomendasi dari KLB/Wabah

Ketiga pengertian dan pemahaman ini akan mempermudah petugas epidemiologi kesehatan dalam mengetahui penyebab, tahu cara terjadinya, tahu sumber terjadinya dan tahu faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pada induvidu sebagai host dari kasus penyakit yang terjadi. Dengan mengerti dan memahami ini semua maka upaya pencegahan dapat dilakukan, kasus penyakit tidak akan muncul dengan penyebab yang sama, pada lokasi dan waktu yang sama.

Berikut penjelasan pengertian dan pemahaman dasar dalam penyelidikan epidemilogi sebagaimana disebutkan diatas :

Istilah-Istilah Dalam Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah

Pengertian dan Pemahaman dalam Istilah-Istilah Dalam Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah adalah

  1. Infektifitas  yaitu kemampuan unsur penyebab masuk dan berkembang biak, dapat dianggap dengan menghitung jumlah minimal dari unsur penyebab untuk menimbulkan infeksi terhadap 50% pejamu spesies sama. Dipengaruhi oleh sifat penyebab, cara penularan, sumber penularan, serta faktor pejamu seperti umur, sex dll.
  2. Patogenetisitas yaitu Kemampuan agent penyakit untuk menghasilkan penyakit dengan gejala klinik yang jelas. Patogenesitas sangat dipengaruhi oleh infektivitas, sehingga penghitungannya mengunakan formulasi yang sama dengan Infektifitas (patogenesitas=infektifitas).
    • Dengan tingkatan penyakit berdasarkan gejala dibagi  :  A = tampa gejala. B = penyakit ringan C = penyakit sedang. D = Penyakit Berat dan E =  Mati. Maka infektifitas = patagenesitas dapat dihitung yaitu (B+C+D+E / A+B+C+D+E) artinya kasus infeksi yang masih hidup dibagi dengan jumlah yang terkena infeksi yang masih hidup maupun yang sudah meninggal (mati).
    • Pengertian patogenestias=infektifitas dalam arti 50% pejamu spesies yang sama. Dapat dicontohkan bila dalam suatu kelompok penyelidikan (induvidu-induvidu dalam suatu kelompok) telah memiliki gejala yang sama diatas 50 % dari jumlah induvidu dalam suatu kelompok) maka dapat dipastikan bahwa kelompok masyarakat dalam suatu penyelidikan epidemiologi sudah dapat diketahui unsur penyebabnya alias sudah dapat ditetapkan diagnosa epidemiologi komunitasnya.
  3. Virulensi  yaitu nilai proporsi penderita dgn gejala klinis yang berat (D+E) terhadap seluruh penderita dgn gejala klinis yang jelas (B+C+D+E). Dipengaruhi dosis, cara masuk/penularan, faktor pejamu.
  4. Reservoir Adalah Organisme hidup atau mati (misalnya tanah) dimana penyebab infeksi biasanya hidup dan berkembang biak, Unsur penyebab penyakit adl unsur biologis. Butuh tempat ideal berkembang biak dan bertahan. Reservoir dapat berupa manusia, binatang, tumbuhan serta lingkungan lainnya. Reservoir merupakan pusat penyakit menular, karena merupakan komponen utama dari lingkaran penularan dan sekaligus sebagai sumber penularan.
  5. Bentuk KLB/Wabah yaitu  betuk KLB/Wabah yang didasarkan pada cara penularan dalam kelompok masyarakat. Dibagi dalam dua bentuk epidemik yaitu epidemi dari satu sumber dan epidemi dari orang ke orang.

    Betuk KLB/Wabah yang didasarkan pada cara penularan dalam kelompok masyarakat

  6. Kasus adalah mereka dimana suatu agen infektif telah masuk dan tinggal dalam tubuh mereka, beredar di dalam infeksi yang “inapparent dan telah ada gejala infeksi
  7. Karier adalah mereka yang menyimpan agen infektif di dalam tubuhnya. Menurut jenis dibagi : Tampa gejala misalnya polio, hepatitis. Karier dalam penyembuhan misalnya diphteriae. Karier kronik misalnya S. Typhosa
  8. Incidence rate (IR) suatu penyakit  adalah jumlah kasus baru yang terjadi dikalangan penduduk selama periode  waktu tertentu. Incidence rate = Attack Rate = incidence rate pada suatu epidemi. IR dapat dihitung  dengan membagi jumlah kasus baru penyakit selama stau periode waktu tertentu dibagi dengan populasi yang mempunyai resiko
  9. Mekanisme transmisi dapat dilihat dari Transmisi langsung dan Transmisi tidak langsung (Melalui benda, vektor dan  udara (droplet nuclei dan dust))

Tahapan penyelidikan Epidemiologi KLB/wabah

Pengertian dan Pemahaman dalam Tahapan penyelidikan Epidemiologi KLB/wabah dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

  1. Ketika laporan tentang penyakit yang dicurigai sebagai KLB/Wabah dalam format W1 per jam, hari, tanggal —- DITERIMA—-, tetapkan segera diagnosa KLB/Wabah. Selalu  harus mempertimbangkan “Apakah Laporan (W1) Permulaan Benar?” dan “Apakah didiagnosa dari pemeriksaan klinis dan laboratorium?” Kalau sudah benar tetapkan kriteria (definisi operasional) sebagai kasus dengan klasifikasi berdasarkan gejala dan hasil laboratorium atau keduanya yaitu buatkan Definisi Kasusnya, Cara pengukurannya dan Kriteria kasusnya.
  2. Selanjutnya dalam waktu 24 jam lakukan penelusuran kasus KLB/Wabah, bila memenuhi syarat dinyatakan sebagai KLB/wabah maka selanjutnya tetapkan adanya KLB/Wabah. Tunjukkan adanya kelebihan kasus pada waktu ini dibandingkan dengan waktu  yang lalu. Atau Tunjukkan  adanya  kebijakan  operasional yang menyatakan  kasus yang terjadi adalah KLB/wabah.
  3. Setelah Penetapan KLB/Wabah oleh Pimpinan SKPD (Kesehatan) dalam suatu Surat Penetapan KLB/Wabah, selanjutnya menetapkan Surat Perintah Tugas kepada Tim Penyelidikan Epidemiologi untuk melakukan penyelidikan KLB/Wabah, termasuk juga Surat Perintah Tugas pembentukan Tim Penanggulangan KLB/Wabah untuk melakukan upaya penanggulangan dan pemberantasan KLB/Wabah.

Penarikan Kesimpulan dan rekomendasi dari KLB/Wabah

Pengertian dan Pemahaman Penarikan Kesimpulan dan rekomendasi dari KLB/Wabah merupakan tahapan lanjutan dari penelusuran kasus 24 jam, setelah dinyatakan sebagai KLB/Wabah dan melaksanakan Surat Perintah Tugas untuk melakukan penyelidikan KLB/Wabah dilokasi yang telah dinyatakan sebagai KLB/wabah.

Surat Perintah Tugas menunjukkan Semua orang (stakeholder) harus terlibat karena konsekwensi Penetapan KLB/Wabah adalah penerapan Undang-Undang RI nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular pasal 14 ayat 1 yang mengatakan : “Barang siapa yang sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini diancam dengan pidana penjara selama lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah)”

Yang harus dilakukan untuk penarikan kesimpulan dan rekomendasi adalah Buatkan tabulasi (Master Tabel) penyebaran kasus menurut :

  1. Sifat orang yang terserang (distribusi gejala), Umur, jenis kelamin, pekerjaan Dan lain-lain yang relevan
  2. Uraikan KLB/wabah dalam hubungannya dengan Orang, Tempat  dan Waktu
  3. Buat kurva KLB/wabah (kurva epidemik)
  4. Buatkan peta kasus (spot map)

Dari tabel penyebaran kasus (Master Tabel), mulai dari distribusi gejala akan diketahui sampai dengan tingkat infektifitas/patogenesitas 50% penjamu yang sama, distribusi jenis kelamin dan umur yang terserang, distribusi tempat dan waktu yang menunjukkan sumber penyakit dan waktu menyerang serta distribusi faktor-faktor penyebab lainnya untuk memperjelas sebab-musbab terjadinya KLB/Wabah.

Rumuskan dan Uji hipotesis terjadinya KLB/Wabah dalam Bentuk KLB/wabah, Sumber penyakit, Siapa  yang beresiko tertinggi, Membandingkan kasus dengan  penduduk lainnya yang tidak terpapar dan Uji statistik bila perlu verifikasi dan Pemeriksaan laboratorium lanjut

Membuat laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah yang berisi

  1. Membuat uraian deskriptif dan analisis data,
  2. Menjawab hipotesis
  3. Penyebab KLB/Wabah
  4. Penilaian terhadap pemberantasan yang dilakukan yang dilakukan Tim Penanggulangan
  5. Rekomendasi untuk pencegahan diwaktu yang akan datang

Keseimpulannya dalam penyelidikan epidemiologi (PE) maka setiap kasus penyakit yang dinyatakan sebagai KLB/wabah dapat diketahui penyebab, tahu cara terjadinya, tahu sumber terjadinya dan tahu faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pada induvidu sebagai host dari kasus penyakit yang terjadi. Dengan mengerti dan memahami ini semua maka upaya pencegahan dapat dilakukan, kasus penyakit tidak akan muncul dengan penyebab yang sama.

baca juga tulisan terkait

  1. Penyelidikan Demam Chikungunya
  2. Penyebab (etiologi) Diare di Polewali Mandar Belum Di Intervensi
  3. Hasil penyelidikan Kasus JUMINO, Neurofibromatosis di Polewali Mandar
  4. Investigasi dan Intervensi Gizi Buruk
  5. Dari Angka Kesakitan, Kematian, dan Penyembuhan TB-Paru
  6. Masih Terlalu Rendah Cakupan ODF (Open Defecation Free) Polewali Mandar

————————————————————————

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah Pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

One Response to Pentingnya Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah

  1. muhyasir says:

    Postingan anda sangat bermutu dan bermanfaat.. Terima kasih..

Tinggalkan komentar