Penyebab (etiologi) Diare di Polewali Mandar Belum Di Intervensi
Juni 9, 2009 1 Komentar
POLEWALI MANDAR SULAWESI BARAT, @arali2008-– Penulis sangat mengerti terhadap komentar dari Lembaga Kajian Kawasan Barat Sulawesi Barat (LK2BS) tentang kejadian diare di Polewali Mandar yang telah merengut 11 orang meninggal dunia Periode Januari – Juni 2009 yang dimuat pada Koran Harian Radar Mandar (8-6-2009). “Diperlukan tindakan dan proteksi khusus bagi wilayah yang terkena wabah dan sehingga tidak menyebar ke wilayah lainnya” demikian dikemukaan Koordinator Advokasi dan HAM LK2BS, Muhammad Zulkifli.
Komentar lainnya dari saudara Zulkifli adalah “Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar Harus lebih proaktif untuk membangun hubungan komunikatif dengan masyarakat dan mendorong manajemen keluarga sehat, sebab apa yang dilakukan Dinas Kesehatan dan Instansi terkait lainnya dinilai belum efektif dan strategis.” Katanya.
Memang sangat mengkhawatirkan, lihat saja data di RSUD Polewali Mandar tahun 2008, jumlah penderita yang terbanyak adalah Diare. Peningkatan kasus diare ini rupanya mulai terjadi sekitar tahun 2004 dan terus naik hingga 2 kali lipat ditahun 2008, kesakitan diare yang tinggi jelas akan semakin sulit untuk menghindar dari resiko kematian dan memang fakta telah menunjukkan kematian diare diakhir tahun 2008 telah berlanjut ditahun 2009.
Intervensi yang hanya mengandalkan Tim Penanggulangan Struktural tetapi tidak melibatkan Tim Penyelidikan Fungsional, akan sulit untuk memecahkan masalah, tingginya penderita dan kematian diare di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat. Dengan tidak melibatkan tim penyelidikan maka penyebab (etiologi) diare di Polewali Mandar akan sulit untuk mendapatkan bentuk intervensi tepat, yang hanya bisa dilakukan hanya penanggulangan atau penanganan penderitanya.
Dalam beberapa artikel dan laporan penulis tentang diare di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat di blog ini, telah penulis jelaskan bahwa pokok persoalan (penyebab) terjadinya diare di Polewali Mandar dengan dasar hasil penyelidikan kejadian diare di bulan Oktober-November 2008 adalah :
- Diare di Polewali Mandar di sebabkan oleh bakteri Escherichia Coli atau biasa disingkat E.Coli
- Bukan hanya E.Coli tetapi juga bakteri Coliform dan stapilococcus Aureus.
Jadi sangat jelas bahwa penyebab diare di Polewali Mandar Bukan karena air tidak dimasak (direbus) sebagaimana yang sering diungkapkan oleh teman-teman petugas kesehatan di Polewali Mandar. Kenapa demikian? karena ada sebagian masyarakat juga yang mengkonsumsi air yang tidak direbus tetapi tidak menderita diare, memang beresiko , tetapi bukan hal tersebut penyebab pokok sekaligus juga rancangan bentuk intervensinya. Pernyataan yang benar adalah air minum (direbus atau tidak direbus) dan makanan yang dikonsumsi telah tercemar oleh penyebab diare (mikroorganismes patogen). Ingat walaupun air minum direbus tetapi wadah air minum yang dicuci dengan air tercemar, tetap air minum yang telah direbus itu telah tercemar dan mempunyai resiko yang besar untuk minimbulkan diare (bakteri tersebut dapat hidup dengan cepat pada suhu hangat tertentu). Terlihat dengan jelas Pola Perkembangan Diare dari Bulan ke Bulan selama tahun 2005-2007 pada laporan Survelans Terpadu Panyakit (STP) pada 18 Puskesmas di Kabupaten Polewali Mandar, terus naik tampa ada bentuk intervensi yang tepat untuk menurunkan penderita diare. Puncaknya ditahun 2008 dibulan Oktober-November 2009 minggu ke 40-47 Terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Di Polewali Mandar, sekitar 1250 orang menderita diare, 23 orang diantaranya meninggal dunia.
Penyebab diare itu adalah Escherichia Coli (E.Coli) yang hidup dan berkembang di tinja manusia, oleh karenanya, tinja manusia harus dibuang pada tempat yang tidak menimbulkan sumber cemaran, tempat yang baik adalah WC (Water Closet ) atau sejenisnya. Inilah bentuk intervensi yang tepat dan benar, dan ini juga yang belum atau tidak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dalam lima tahun terakhir ini. Pembangunan WC atau jamban keluarga bukan saja menyediakan Closet, tetapi juga melibatkan masyarakat atau kelompok-kelompok masyarakat untuk dapat memahami fungsi utama dari jamban keluarga, dan ini juga dalam lima tahun terakhir ini tidak lagi dilakukan pemerintah cq Dinas Kesehatan. Pada beberapa tahun sebelumnya kegiatan ini dilakukan oleh Lembaga-Lembaga non Pemerintah yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar Misalnya Yayasan Indonesia Sejahtera (YIS) termasuk juga adalah SWLIC-2 yang hanya konsentrasi pada penyediaan air bersih dan sedikit mengabaikan program sanitasi (Jamban Keluarga), setelah proyeknya selesai dan masyarakat atau kelompok binaan telah mandiri dan diharapkan ada tindak lanjut dari Pemerintah Daerah, sepertinya ini tidak dilakukan, kelompok-kelompok yang sudah terbentuk, satu demi satu anggotanya bubar, sehingga tidak mengherankan kejadian penyakit diare tiba-tiba mewabah. Lebih aneh lagi sistem pencatatan dan pelaporan penggunaan jambang keluarga di Kabupaten Polewali Mandar cq Dinas Kesehatan tidak lagi di kelola dengan baik (alias tidak ada/dilupakan) sejak 5 tahun terakhir, jadi jangan ditanya “Sudah berapakah masyarakat Polewali Mandar menggunakan Jamban Keluarga?, Berapa jamban yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat?, berapa lagi yang harus dibangun ? jawabannya sudah pasti tidak tahu, tidak ada laporan.
———–Saya punya teman namanya Petra Wisse seorang Volunter dari Negeri Belanda bekerja di Polewali Mandar di bawah naungan YIS yang bekerja sama dengan Pemda Polewali Mandar Cq Dinas Kesehatan ,yang waktu itu (tahun 2000-2005) saya sebagai koordinatornya, kami membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bidang Kesehatan dan Tim Kesehatan Masyarakat di setiap dusun wilayah Kecamatan Campalagian dan Luyo. Jika ada satu kejadian kesakitan misalnya diare dilingkungan sekitar, kami berkumpul bersama kelompok yang terbentuk, mencoba mendiskusikan penyakit diare, apa penyebabnya dan bagaimana menanggulanginya, dengan pertemuan rutin tiap bulannnya bersama kelompok-kelompok ini, diare bisa dicegah, Jamban Keluarga bisa terbangun secara swadaya dan lain-lain. Sekarang itu tidak terjadi lagi…….
Penyebab lainnya dari Diare di Polewali Mandar adalah bakteri Coliform dan Streptococcus Aureus. Bakteri ini hidup dan berkembang pada kotoran ternak dan sampah-sampah yang sudah membusuk termasuk sisa sampah buang rumah tangga, dan dengan mudah dapat mencemari sumber-sumber air dan makanan disekitarnya, oleh karenanya bentuk intervensinya adalah pembersihan kotoran ternak dan sampah. Ternak-ternak yang berada di bawah kolong rumah diintervensi dengan membuat kandang tersendiri, sampah yang beserahkan diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadi sumber pencemaran. Berat memang, tetapi dengan pendekatan kelompok dan swadaya ini semua bisa dilakukan, masalahnya adalah petugas-petugas dari masyarakat yang dulu dilakukan / didamping oleh LSM tidak dilanjutkan lagi oleh Pemerintah. Jadi sekali lagi, penulis tidak kaget, ketika hujan turun kemudian muncul sumber-sumber penularan dan pencemaran yang merajalela, maka penderita diare akan semakin banyak dan tentunya setelah mencapai batas ambang titik kritis sudah bisa diperkirakan akan ada yang meninggal. Lebih kritis lagi bakteri yang menyerang induvidu-induvidu bukan cuma satu bakteri tetapi tiga bakteri, yang penulis sebut dan jelaskan diatas, sudah pasti dalam beberapa jam saja induvidu-induvidu tersebut akan kolaps (mempunyai resiko besar menimbulkan kematian)
*Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli)
Data Penulis dari hasil penyelidikan kejadian diare di bulan November 2008 menunjukkan, bahwa rumah yang mempunyai kadang ternak dibawah kolong rumah dan tidak mempunyai jamban keluarga mempunyai resiko menderita diare bahkan meninggal sebasar 9 kali dibanding dengan rumah yang tidak mempunyai kadang ternak di bawah kolong rumah dan mempunyai jamban keluarga. Kesimpulnan ini juga adalah salah satu penyebab terjadinya diare, juga salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan.
Jadi pada dasarnya penyebab (etiologi) diare di Polewali Mandar itu telah terdeteksi tetapi entah apa alasannya sehingga petugas kesehatan tidak mampu melakukan intervensi sesuai dengan penyebab masalah dan bentuk intervensi yang telah dikemukkan diatas. Intervensi hanya dilakukan dengan penanggulangan penderita dan penyuluhan yang kebanyakan berupa hibauan-himbauan. Penulis hanya bisa menulis disini bahwa selagi bentuk intevensi tidak dilakukan berdasarkan kajian Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang mandiri (fungsional), kejadian kesakitan dan kematian diare masih akan terus terjadi. Lihat! Diare adalah penyakit infeksi terbesar dari semua jenis penyakit yang ada di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat terutama di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali.
Kenapa ini semua terjadi setelah Sulawesi bagian Barat Berpisah dengan propinsi Sulawesi Selatan.? Apa perhatian yang kurang, ataukah pengendalian program diare tidak seperti masih bergabung dengan propinsi induknya, Ataukah tidak ada ahlinya yang mempuni dalam pengendalian program, seperti pepatah mengatakan kalau suatu program tidak dikelolah oleh ahlinya, tinggal tunggu hancurnya. Wallahu A’lam, semoga tidak demikian, Hanya TUHAN Yang Maha Esa yang Maha Tahu.
Kesimpulannya
- Di RSUD Polewali selama 5 tahun telah terjadi peningkatan 2 kali lipat dari tahun 2004 ke tahun 2008.
- Di 18 Puskemas wilayah Kabupaten Polewali Mandar dari 5 tahun terakhir juga menunjukkan peningkatan yang bermakna setiap tahunnya.
- Dan akhirnya ditahun 2008 terjadi KLB Diare 1250 oarang menderita hanya dalam 2 bulan 23 diantaranya meninggal dunia
- Penanggulangan dan penanganan sudah dilakukan tetapi hanya pada penanganan penderita, Intervensi penyebab etiologi dilakukan belum dilakukan, sehingga ditahun 2009 dengan tingginya kejadian kasus diare, masih dimungkinkan atau telah ditemukan lagi penderita yang meninggal akibat diare.
Catatan
Dari bulan Januari –Juni 2009 Kematian Diare Di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barta telah berjumlah 11 orang yang masing-masing terdapat pada lokasi :
- Kecamatan Luyo ada 4 orang yang meninggal yang berasal dari Desa Renggelang, Desa Pussui dan desa Pussui Barat
- Di Kecamatan Campalagian khususnya di Desa Sumarang ditemukan 2 orang meninggal dunia
- Kecamatan Bulo 1 orang meninggal dunia
- Kecamatan Tapango 1 orang meinggal dunia
- Kecamatan Mapilli 2 orang meinggal dunia
- Kecamatan Polewali 1 orang meinggal dunia
————————————————————————————————————————————-
Baca Artikel Terkait
- Leaflet_Diare
- Poster Pengobatan dan Pencegahan Diare
- Diare dan Ada Yang Meninggal di Polewali Mandar Sulawesi Barat
- Hujan Turun, Anak Kegeringan dan Ada yang Meninggal
- Hasil Penyelidikan Kasus Jumino, Neurofibromatosis di Polewali Mandar
- Penyakit Cacing Pada Anak SD Di Polewali Mandar
- AKHIRNYA PENYEBAB KESAKITAN DAN KEMATIAN DIARE DI POLEWALI MANDAR SULAWESI BARAT TERDETEKSI
—————————————————————————————————————————————
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
wah harus segera ditangani, tunggu apalagi…..
mo tunggu sampe tidak terobati lagi …..
pstingannya bagus mas
salm kenal 😀