Inferensi Epidemiologi Kesehatan
Agustus 8, 2010 3 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat. @arali2008— Inferensi adalah pengambilan keputusan atau tepatnya pengambilan kesimpulan. Dalam ilmu pengetahuan pada umumnya pengambilan kesimpulan (inferensi) didasarkan pada metode penalaran induktif dan metode penalaran deduktif. Dalam bidang Epidemiologi Kesehatan pengambilan kesimpulan cenderung tidak berdasarkan kedua metode ini. Ada ciri khas tersendiri dalam Ilmu Epidemiologi Kesehatan dalam pengambilan kesimpulan. Ciri khas inilah yang akan saya jelaskan pada kesempatan ini, yaitu “inferensi dalam epidemiologi” dan “inferensi epidemiologi”. Refrensi dari tulisan ini saya ambil dari buku terjemahan Bahasa Inggris ke Indonesia yang berjudul Inferensi Kausal di edit oleh Kenneth Rothman, sulit untuk memahaminya, karena merupakan ilmu epidemiologi (kesehatan) keahlian, dengan adanya pengalaman melaksanakan ilmu epidemiologi kesehatan ahli ditempat kerja——— fungsional epidemiologi kesehatan ahli——- saya sedikit dapat memahaminya, dan mencoba untuk menyederhanakannya dalam bentuk tulisan ini.
Pengertian
Inferensi dalam Epidemiologi dan Inferensi Epidemiologi merupakan dual variabel yang sepintas terlihat sama namun mempunyai pengertian yang berbeda. Inferensi dalam epidemiologi artinya pengambilan kesimpulan (keputusan) dalam ilmu epidemiologi, dalam pengertian pengambilan kesimpulan (keputusan) yang dilakukan secara induktif dan deduktif, walaupun kedua cara ini tidak memiliki aturan yang sama namun dalam ilmu epidemiologi memungkinkan untuk pengambilan kesimpulan dalam satu aturan yang sama dari kedua metode tersebut. Sedangkan inferensi epidemiologi diartikan sebagai pengambilan kesimpulan (keputusan) berdasarkan kajian epidemiologi semata.
Wade Hampton Frost mengambarkan epidemiologi :
……. Sesuatu yang dapat memperlihatkan keseluruhan fakta-fakta. Termasuk susunannya yang teratur menjadi mata rantai inferensi yang luas, kurang atau lebih melewati batas-batas pengamatan langsung. Rantai-rantai seperti itu, kalau ditata dengan baik dan benar mengarahkan penyelidikan kepada fakta-fakta masa depan,………
Inferensi Epidemiologi merupakan proses menarikan kesimpulan dalam kelompok orang atau Masyarakat yang mengalami masalah kesehatan dan atau penyakit ——–ingat! epidemiologi tidak menarik kesimpulan untuk satu orang induvidu——— Penarikan kesimpulan epidemiologi kesehatan ini menyangkut 3 (tiga) komponen utama yaitu :
- Distribusi masalah Kesehatan dan atau penyakit (distribution ) yang dilihat dari tiga unsur utama yaitu tempat, orang dan waktu,
- Penyakit (Frekwensi) melihat besar-kecilnya masalah (masalah kesehatan dan atau masalah penyakit)
- Penentu (determinan) adalah factor-faktor sebab-musebab terjadinya suatu masalah kesehatan dan atau penyakit
Contoh bagaimana melihat hubungan merokok dengan terjadinya kanker : Pola orang yang merokok dengan atau tanpa kanker dapat mendasari kesimpulan “Hubungan merokok dengan resiko timbulnya kanker dalam populasi dimana sampel diambil” Yang dilihat adalah pola orang yang merokok, Fokusnya adalah Hubungan yang terkandung dalam penyebaran-penyebaran gabungan dan agent kausal (sebab-musebab dari suatu penyebab) yang diduga. Penekanannya adalah penyebab dari suatu kasus (bicause of a cause) bukan akibat dari suatu kasus (result of a cause). ——————–> tugas utama dari seorang epidemiolog mencari penyebab.
Pengambilan Kesimpulan
Sangat jauh berbeda dengan pengambilan keputusan pada umumnya yaitu ciri khas dari pengambilan kesimpulan (keputusan) ini biasanya dinyatakan atau menggunakan Metode Penalaran Induktif dan Metode Penalaran Deduktif.
Dari pengamatan-pengamatan khusus ke generalisasi-generalisasi yang bersifat umum tentang sistem dari mana sampel pengamatan diambil untuk digambarkan sebagai Inferensi Induktif atau pengambilan kesimpulan induktif. Disini penekanannya adalah pengamatan khusus (special observation), sedikit menyamai kajian epidemiologi kesehatan namun tetap mempunyai aturan yang berbeda.
Pernyataan khusus tentang suatu kejadian khusus yang harus berasal dari suatu pernyataan (atau hipotesis) aksiomatik umum yang kebenarannya diasumsikan untuk tujuan argumennya digambarkan sebagai Argumen (kesimpulan) Deduktif atau pengambilan kesimpulan secara deduktif. Disini penekanannya adalah Pernyataan khusus (special statement)
Contoh bagaimana menjelasakan (cegah) kesakitan dari HIV dan AIDS
- Virus HIV—————————– >AIDS
- Jika kita miliki Virus HIV maka kita menderita AIDS
- Jika kita miliki HIV maka kita mutlak menderita AIDS
- Tidak menderita AIDS berarti kita tidak punya virus
Contoh diatas ( Kesimpulan Deduktif ) tidak menunjukan Etiologi AIDS karena hanya memuat pernyataan khusus (special statement) sementara Inferensi Induktif bisa menggambarkan etiologi AIDS karena memuat hasil dari pengamatan khusus (special absevation)
Penjelasannya, dikatakan kesimpulan deduktif karena pernyataan ”jika kita memiliki HIV maka Kita mutlak menderita AIDS” Disini penekannnya adalah pernyataan (special statement) seseorang yang memiliki virus HIV adalah orang yang telah menderita AIDS. Mereka berani mengatakan (membuat statement) bahwa Immune Deficiensy (AIDS) adalah virus.
Kalau dilihat dari atau dikatakan sebagai kesimpulan induktif, disini yang dilihat adalah orang-orang yang menderita AIDS (special abservation) adalah orang-orang dengan penurunan sistem kekebalan (Immune Deficiency), bisa menggambarkan secara detail etiologi (sebab terjadinya) AIDS.
Jadi metode penalaran induktif dan deduktif tidak mengikuti peraturan yang sama tetapi sebenarnya saling mendukung. Namun ketika kesimpulan deduktif dikemukakan maka akan diganggu oleh induktif (Induction Problem=Masalah Induksi), demikian juga sebaliknya, ketika kesimpulan induktif dikemukakan akan diganggu oleh Deduktif (Deduktion Problem=Masalah Deduktif).
Pemecahannya adalah katanlah, “tidak ada apa yang dinamakan induksi,”…” induksi adalah mitos,”….dan ” peraturan-peraturan masuk akal induksi tidak ada.” Jikalau seseorang ingin menarik kesimpulan atau keputusan secara deduktif. Demikian sebaliknya katanlah “tidak ada apa yang dinamakan deduktif,”…” deduktif adalah mitos,”….dan ” peraturan-peraturan masuk akal deduktif tidak ada.”
Pendekatan yang lebih baik adalah
- membandingkan peraturan-peraturan induktif dan deduktif dalam epidemiologi kesehatan
- pertimbangkan, “apakah induksi dapat diterapkan tampa menimbulkan inkonsistensi-inkonsistensi?”
- “apakah ia menolong kita!”
- dan “apakah kita betul-betul membutuhkannya!”
Mengapa perlu diperhatikan
Mengartikan Inferensi dalam epidemilogi dan inferensi epidemilogi dan kemudian mencoba mengambil atau menarik kesimpulannya dapat membantu melaksanakan pekerjaan (kegiatan kesehatan) seorang epidemiolog dengan cara yang lebih efektif tentang hubungan sebab musebab. Dan inilah sebenarnya tujuan dari penerapan epidemiologi kesehatan yaitu :
- Distribusi Kesehatan (distribusi ) dapat melihat berapa yang sakit dan yang mati
- Penyakit ( Frekwensi ) dapat melihat besar kecil masalah
- Penentu ( determinan ) terjadinya masalah dan atau penyakit
- kemudahan tindakan pencegahan (cegah Kesakitan)
- kemudahan dalam meningkatkan upaya kesehatan ( kegiatan Kesehatan)
Jadi sekali lagi kelima point-point epidemiologi (kesehatan) tersebut merupakan dasar dari pengambilan keputusan atau tepatnya pengambilan kesimpulan dan merupakan tujuan dari pelaksanaan epidemiologi kesehatan. Selalu dimulai dari penyebab dari suatu kasus (bicause of a cause) bukan akibat dari suatu kasus (result of a cause).
Interaksi antara Epidemiologi dan Pengambilan Keputusan
Gambar dibawah ini sekaligus menjelaskan Peraturan-peraturan untuk Inferensi Epidemiologik (kesehatan) untuk menjembatani persoalan-persoalan metode penalaran induktif dan metode penalaran deduktif.
Lebih jelas coba lihat gambar berikut ini
Langkah satu pada gambar diatas untuk metode penalaran induktif dimulai dengan perumusan-tujuan-tujuan, sedangkan untuk metode penalaran deduktif langkah satu dimulai dengan hipotesis dan pernyataan-pertanyaan spesifik.
Bagaimana mengabungkan kedua metode yang mempunyai aturan yang berbeda ini? hanya dengan aturan-aturan epidemiologik memungkinkan untuk dilakukan.
Peraturan-Peraturan Untuk Inferensi Epidemiologic kesehatan tersebut adalah
- Rumuskan secara seksama pertanyaan yang anda ingin jawab dengan cara yang khusus untuk distribusi dari masalah kesehatan dan atau masalah penyakit dalam kelompok masyarakat.
- Kumpulkan data, dari jenis dan dengan cara, yang bersangkut-paut dengan tujuan-tujuan penelitian
- Susun data menurut cara yang akan membantu menunjukkan pola-pola yang tersurat atau tersirat dalam hipotesis-hipotesis yang berkaitan dengan tujuan-tujuan ( Ingat! Pola-Pola terjadinya suatu Kasus)
- Buat prediksi-prediksi (dari sampel data ) tentang penyebaran-penyebaran gabungan kesehatan, penyakit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mereka dalam populasi darimana data diambil.
- Periksa dengan teliti reliabilitas prediksi-prediksi tersebut.
Hasilnya seperti disajikan pada gambar diatas adalah bentuk intervensi (kegiatan kesehatan) yang dihasilkan, karena epidemiologi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan dan atau masalah penyakit yang terjadi di masyarakat (Kesehatan Masyarakat bukan masalah induvidu). Maka hasil dari pengambilan kesimpulan (keputusan) adalah membantu dalam pengambilan keputusan kebijakan kesehatan, tidak membedakan apakah asal dari pengambilan kesimpulan berdasarkan metode penalaran deduktif atau metode penalaran induktif tetapi semua satu dalam inferensi epidemiologik.
Kesimpulannya
Dalam hal pengambilan keputusan atau tepatnya pengambilan kesimpulan, epidemiologi kesehatan mempunyai cara tersendiri, membedakannya dengan pengambilan kesimpulan berdasarkan penalaran induktif dan deduktif yang berjalan yang berlawan (aturan yang berbeda) tapi saling membutuhkan. Dengan pengambilan kesimpulan Epidemiologi Kesehatan dapat menghasilkan aturan yang sama dan tentunya bukan saja saling membutuhkan tetapi juga saling memperkuat (Inferensi yang kuat = pengambilan kesimpulan yang bermakna). Intinya Seorang Epidemiologi Kesehatan (Epidemiolog) dalam melakukan kegiatan selalu memfokuskan diri pada penyebab dari suatu kasus (bicause of a cause) bukan akibat dari suatu kasus (result of a cause) dan hanya bisa dilakukan dengan berdasarkan kajian epidemiologi semata.
————————————————————————————————————————————————-
Baca juga artikel terkait
- Tugas dan Fungsi Pejabat Fungsional Epidemiologi Kesehatan Ahli
- Penyebab (etiologi) Diare di Polewali Mandar Belum Di Intervensi
- Apakah Masalah gizi Itu ?
- Pejabat Struktural Pemerintah Setingkat Kabupaten
- Faktor Resiko dan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
- Stakeholder, istilah apakah itu ?
- Pengetahuan dan Skill Epidemiolog (Seorang Epidemiologi)
————————————————————————————————————————————————-
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Tq atas penjelasn tentag inferensi kausal dlm epidemiologi akan tetapi perlu penjelasan bahwa apakah anda memihak pada aliran B Hill atau aliran poper?
Wow this is a great resource.. I’m enjoying it.. good article
berkunjung ni…
thanks buat infonya…