Penyelidikan Demam Chikungunya di Polewali Mandar
Juli 29, 2010 2 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.– Hasil diagnose komunitas menunjukkan bahwa di wilayah kerja Puskesmas Katumbangan Lemo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar yaitu desa Ketumbangan dan lemo telah terjadi atau ditemukan peningkatan Demam Chikungunya, —- bukan merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) karena tidak ada peningkatan kasus yang bermakna dan sebelumnya telah ditemukan penderita di lokasi dan waktu yang lain —–walaupun terlihat pada distribusi gejala tidak dapat mencapai 100 % tetapi sekitar 53-76% sudah dapat dipastikan adanya demam chikungunya.
Kesimpulan ini didukung pula kesimpulan dari dr.Vita, Dokter Puskesmas Katumbangan Lemo terhadap pemeriksaan pasien rawat jalan pada puskesmasnya, mendiagnosa sebagai penderita dengan demam Chikungunya walaupun ada sebagian penderita yang dicurigai sebagai suspek Rematik Atritis. Namun dengan keberadaan demam dan nyeri sendi serta adanya ruam yang menyertai penderita, dr. Vita dapat memastikan dan mendukung hasil diagnose komunitas yang dilakukan penyedik sebagai Penyakit dengan Demam Chikungunya.
Setelah Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar menerima laporan mingguan wabah (W1) dari Puskesmas Katumbangan Lemo bahwa adanya peningkatan kunjungan rawat jalan penderita yang dicurigai sebagai demam chikungunya. Dinas kesehatan kemudian membentuk tim kecil untuk melakukan penyelidikan awal pada laporan adanya peningkatan kasus penyakit ini.
Penyelidikan dilakukan oleh Penulis (Arsad Rahim Ali, red) Pejabat Fungsional Epidemiologi Kesehatan Ahli Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, bersama kepala Seksi dan dua orang staf Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar. Penyelidikan dilakukan selama satu hari (16 Juli 2010), pada lokasi terjadinya penyakit yaitu di Desa Katumbangan dan Desa Katumbangan Lemo Wilayah Kerja Puskesmas Katumbangan Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar. Secara geografis kedua desa tetangga di berada di wilayah daratan rendah/daerah rawah, penduduknya sebagian besar bekerja sebagai petani, jalan yang menghubungkan desa ini adalah jalan tunggal poros desa Botto- Katumbangan-Panyampa.
Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan adanya penyakit yang dicurigai sebagai demam chikungunya (penegakan diagnose KLB, bukan diagnose individu, tetapi diagnose komunitas) dan sebagai bahan rekomendasi untuk seksi wabah dan bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dan Puskesmas Katumbangan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan. Metode yang digunakan adalah observasi lokasi kejadian, pengumpulan data penderita minimal 30 penderita dan informasi-informasi lain yang mendukung pencapaian tujuan penyelidikan.
Hasilnya, Jumlah penderita yang dicurigai sebagai demam chikungunya dengan riwayat sakit gejala demam dan nyeri sendi adalah 58 orang, tidak ditemukan orang yang meninggal, kejadiannya mulai minggu pertama Bulan Juni 2010 (Kasus Pertama dicurigai) sampai saat penyelidikan kejadian kasus masih berlangsung yaitu tanggal 16 Juli 2010.
Desa yang terserang adalah desa Katumbangan dan Lemo, masing masing mempunyai jumlah penduduk 3.712 jiwa dan 2.852 jiwa. Jumlah penduduk yang beresiko di Desa Katumbangan sekitar 929 jiwa (kasus=13) dengan angka serangan kejadian (Incident Rate) 1.4 %. Sementara di Desa Katumbangan Lemo dengan jumlah penduduk yang beresiko 713 jiwa (kasus =45) dengan angka serangan kejadian sebesar 6,3 %. Total angka serangan kejadian (Total Incident Rate) adalah 3.5%) artinya dari 100 penduduk yang beresiko ada 3-4 orang beresiko menderita demam chikungunya.
Untuk mempermudah analisis dalam distribusi gejala tim mencoba mengumpulkan 30 data penderita mulai pada saat terjadi kasus pertama sampai dengan saat penyelidikan dilakukan. Distribusi penderita demam Chikungunya dari 30 penderita yang di rawat jalan pada Puskesmas sebagian besar datang dengan Nyeri Sendi, gejala utama yang menunjukan adanya demam chikumgunya adalah Panas. Nyeri sendi dan adanya ruam.
Pada gambar dapat dilihat distribusi gejala pada 30 penderita demam chikungunya yang berobat jalan pada Puskesmas Katumbangan Lemo. Pada gambar dapat menunjukkan bahwa panas/nyeri seluruh badan (53.33%= 16 penderita), ruam (60% = 18 orang) dan nyeri sendi 76,67 %=23 penderita) walaupun tidak semua seratus persen (100%) menunjukkan gejala adanya demam chikungunya, ada kecenderungan 30 penderita yang dicurigai di desa Katumbangan dan desa Lemo sekitar 53-76% menderita demam chikungunya —–salah satu dasar untuk menentukan diagnose komunitas——– Untuk dapat memastikan kasus ini 100 % adalah demam chikungunya diperlukan pemeriksaan (secrening) kasus sebagai catatan rekomendasi tindak lanjut yaitu pemeriksaan darah agar dapat dipastikan yang jelas-jelas positif menderita dan yang negative/benar-benar tidak menderita.
Dari 30 penderita yang di curigai sebagai demam chikungunya ini dapat memperlihtakan juga gambaran epidemiologi menurut umur yaitu umur yang dikelompok pada umur balita (0-5 tahun), anak sekolah (6-15 tahun), usia produktif (16-45 tahun) dan kelompok umur diatas 46 tahun, semuanya dapat dilihat pada gambar disamping.
Terlihat potongan warna hijau yaitu umur 16-45 tahun kelompok umur yang dapat dikatakan usia produktif berada pada potongan terbesar (60%= 18 penderita), potongan terkecil terdapat pada golongan umur balita dan 6-15 tahun, kelompok yang sangat perlu mendapat perlindungan khusus yaitu masing-masing sebesar 3 % = 1 penderita. Pada Potongan warna unggu kelompok usia 46 tahun keatas ditemukan sebesar 34% = 10 penderita, merupakan kelompok usia lanjut, tidak mengherankan kalau penderita dengan kelompok usia lanjut ini dicurigai juga menderita Rematik Atritis, salah satu alasan yang tepat yang dapat menunjukkan tidak semua penderita (30 penderita) adalah dicurigai sebagai demam chikungunya.
Sementara itu gambaran epidemiologi penderita menurut jenis kelamin memperlihatkan kejadian demam chikungunya laki-laki hampir sebanding dengan kejadian pada perempuan yaitu masing-masing 53% (16 Penderita) dan 47 % (14 penderita)
Hasil pengecekan Keberadaan jentik nyamuk Aides Aigipti pada tempat-tempat penampungan air rumah tangga positif adanya jentik nyamuk anak dari nyamuk dewasa aides Aigipti sebagai vector dari virus penyebab demam chikungunya.
Dari gambaran singkat ini dapat didiagnosis (diagnose komunitas) bahwa di wilayah kerja Puskesmas Katumbangan Lemo yaitu desa Ketumbangan dan lemo telah terjadi atau ditemukan peningkatan Demam Chikungunya, —- bukan merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) karena tidak ada peningkatan kasus yang bermakna dan sebelumnya telah ditemukan penderita di lokasi dan waktu yang lain —–walaupun terlihat pada distribusi gejala tidak dapat mencapai 100 % tetapi sekitar 53-76% sudah dapat dipastikan adanya demam chikungunya. Kesimpulan ini didukung pula dari dr.Vita, Dokter Puskesmas Katumbangan Lemo terhadap pemeriksaan pasien rawat jalan pada puskesmasnya, mendiagnosa sebagai penderita dengan demam Chikungunya walaupun ada sebagian penderita yang dicurigai sebagai suspek Rematik Atritis. Namun dengan keberadaan demam dan nyeri sendi serta adanya ruam yang menyertai penderita. Dr. Vita dapat memastikan dan mendukung hasil diagnose komunitas yang dilakukan penyedik sebagai Penyakit dengan Demam Chikungunya.
Demam chikungunya adalah suatu penyakit menular dengan gejala utama, demam mendadak, nyeri pada persendian terutama lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan, serta tulang belakang yang disertai dengan ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Agent (virus penyebab) adalah virus chikungunya, kelompok Alphavirus atau “group A” antrophod borne viruses, famili Togaviridae. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh “group B” antropho borne viruses (depkes RI.2003).
Kurva epidemic demam chikungunya yang terjadi di Desa Katumbangan dan Desa Lemo wilayah Kerja Puskesmas Katumbangan Lemo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar sejak mulai ditemukan adanya demam chikungunya sampai saat penyelidikan dapat diperlihat dibawah ini.
Dari gambar ini dapat dilihat kasus pertama terjadi pada minggu pertama Juni 2010 terjadi di Desa Katumbangan Lemo yaitu sebanyak 4 kasus, kemudian secara berturut-turut ditemukan juga pada minggu ke dua dan ketiga bulan Juni 2010 dan pada akhir bulan juni 2010 terjadi penurunan kasus (1 kasus), Namun pada awal bulan Juli 2010 kasus ini mulai menunjukkan kurva alamia penyakit yang bersifat epidemic, sebelumnya hanya terjadi pada Desa Katumbangan Lemo, mulai menyebrang pada Desa Tetangganya yaitu Desa Katumbangan, Puncak Kasus epidemic demam chikungunya ini terjadi pada minggu ke tiga Juli 2010. Adanya tindakan pencegahan dan penanngulangan pada minggu ke empat Juli 2010 mulai terlihat penurunan kasus.
Upaya Penanggulangan yang telah dilakukan Puskesmas Katumbangan Lemo adalah melakukan pengobatan simtomatis pada setiap penderita demam chikungunya dan menyiapkan kesiap siagaan pada Poskesdes (Poslindes Botto, Poskesdes Lemo, Poskedes Ganttungan) dan Pustu Penyampa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Katumbangan.
Rekomendasi
- Dapat di pastikan bahwa laporan puskesmas Katumbangan Lemo bahwa adanya peningkatan kasus yang dicurigai sebagai demam chikungunya adalah 53-76 % telah menunjukan adanya Demam Chikungunya dan bukan merupakan suatu kejadian luar biasa (KLB).
- Diperlukan secrening kasus untuk memastikan setiap penderita dicurigawai benar-benar menderita demam chikungunya dan penderita yang tidak menderita demam chikungunya
- Perlu dilakukan fogging terhadap semua rumah penduduk baik yang ada penderita maupun tidak ada penderita, yang dilanjutkan dengan gerakan masyarakat dalam pembersihan sarang
- Perlu dilakukan gerakan masyarakat pembersihan sarang nyamuk. Gerakan pembersihan sarang nyamuk harus terus dikampanyekan sampai kasus ini benar-benar telah berakhir
Catatan Puskesmas Katumbangan Lemo.
Puskesmas Katumbangan lemo adalah Puskesmas yang baru beroperasi sejak bulan September 2009. Merupakan Puskesmas Pegembangan dari Puskesmas Pembantu Katumbangan dan pemekaran dari Wilayah Kerja Puskesmas Campalagian Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar.
Puskesmas Katumbangan Lemo mempunyai jumlah penduduk kurang lebih sebanyak 13.442 jiwa , terdistribusi pada 5 Desa wilayah kerja puskesmas ini yaitu Desa Katumbangan dengan jumlah penduduk kurang lebih 3.712 jiwa, Desa Lemo dengan jumlah penduduk kurang lebih 2.852 jiwa, Desa Panyampa dengan jumlah penduduk kurang lebih 2.499 jiwa, Desa Botto dengan jumlah penduduk kurang lebih 2.680 jiwa dan Desa Gattungan (pemekaran dari desa Botto) dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.501 jiwa.
———————————————————————————————————-
Baca juga tulisan serupa
- Hasil penyelidikan Kasus JUMINO, Neurofibromatosis di Polewali Mandar
- Mama aku mau mati…..!? Kasus Rabies yang menyerang anak dan keluarga
- Tragedi Kemanusiaan Kambacong dan Efisiensi Pelayanan Kesehatan
- Laporan dari OXFAM untuk Diare di Polewali Mandar
- Penyebab Kasus Kesakitan dan Kematian Diare di Polewali Mandar Terdeteksi
- Dukun Ponari Salah Satu Bukti Kegagalan “Pendekatan Medis” dalam Kesehatan Masyarakat
- Penyebab (etiologi) Diare di Polewali Mandar Belum Di Intervensi
- Identifikasi Kematian Ibu Karena Pendarahan di Polewali Mandar
- Gambaran Kesehatan Calon Haji Polewali Mandar Tahun 2009.
- Epidemiologi Dalam Program Cegah Penyakit Kusta
——————————————————————————————
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
A great post, thanks for taking the time to share, continued success to your site in the future!
saya petugas surveilence di pkm batupanga, tulisan bapak, merupakan referensi yg bermanfaat buat saya..