Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi
Oktober 21, 2009 14 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat,– Guna memenuhi keinginan pengunjung, terhadap topik patogenesis penyakit defisiensi gizi yang selalu muncul pada mesin pencari blog @arali2008, berikut penulis menyajikan suatu artikel tentang patogenesis penyakit defisiensi gizi. Mempelajari Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi(*), pada dasarnya mempelajari masalah gizi, dan akan lebih jelas kalau dilihat dari konsep alamiah penyakit yang diterapkan dalam masalah gizi, khususnya yang berhubungan dengan defisiensi gizi, yaitu Riwayat Alamiah Terjadinya Penyakit Defisiensi Gizi.
Penerapannya dapat menggunakan konsep “pohon masalah”, yang dapat memperlihatkan penyebab langsung, tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah. Disamping itu juga, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lima tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit, dimana bisa juga diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi, seperti yang diperlihatkan pada Five Level of Prevention.
Pengertian
Pengertian secara umum tentang Patogenesis adalah perkembangan atau evolusi terjadinya penyakit dalam lingkungan tertentu, yang dalam tulisan ini adalah patogensis penyakit defisiensi gizi, merupakan bagian dari masalah gizi, ketidak seimbangan antara intake (makanan yang dimakan) dan kebutuhan gizi tubuh (makanan yang digunakan tubuh) adalah masalah gizi. Defisiensi gizi terjadi jika zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi mengalami defisiensi atau kekurangan, bila ini terjadi secara bertahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh akan mengalami kematian. Jika sebaliknya, terjadi kelebihan gizi, zat-zat gizi makanan yang dikonsumsi mengalami kelebihan maka secara bertahap pula akan mengalami proses toksisitas (over) dan selanjutnya secara bertahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh akan mengalami kematian (lihat gambar diatas). Ketidak seimbangan antara intake dan kebutuhan tubuh yaitu ketidak seimbangan zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat yang diperlukan seseorang sehari yang dapat menimbulkan gejala kekurangan/kelebihan akan zat makanan tersebut. Ketidak kesimbangan ini selalu berada dalam suatu lingkungan tertentu, artinya lingkungan juga dapat mempengaruhi ketidak seimbangan antara intake dan kebutuhan gizi tubuh. Misalnya lingkungan dimana terjadi gagal panen padi, disini tentunya ketersediaan pangan akan berkurang sampai ketingkat konsumsi dan akhirnya akan terjadi kekurangan gizi.
Secara keseluruhan patogenesis penyakit defisiensi gizi adalah perkembangan proses interaksi antara seseorang, dengan penyebab defisiensi gizi (zat-zat gizi makanan yaitu KH, protein, Lemak, vitamin, mineral dan air) serta dengan lingkungan dimana seseorang dan zat-zat gizi berada. Proses ini akan mengakibatkan sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh secara bertahap akan mengalami gangguan dan dapat berakhir dengan kematian
Konsep Alamiah Terjadinya Masalah Gizi (Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi)
Pada gambar di bawah ini yaitu gambar riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (penyakit defisiensi gizi), yang telah dibuat oleh ahli epidemiologi gizi, gambar ini dapat menunjukkan perkembangan patogenesis penyakit defisiensi gizi.
Riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (defisiensi gizi), dimulai dari tahap prepatogenesis yaitu proses interaksi antara penjamu (host=manusia), dengan penyebab (agent=zat-zat gizi) serta lingkungan (environment). Pada tahap ini terjadi keseimbangan antara ketiga komponen yaitu tubuh manusia, zat gizi dan lingkungan dimana manusia dan zat-zat gizi makanan berada (konsep : John Gordon).
Ada 4 kemungkinan terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi.
- Pertama : makanan yang dikonsumsi kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
- Kedua: Peningkatan kepekaan host terhadap kebutuhan gizi mis : kebutuhan yang meningkat karena sakit.
- Ketiga: Pergeseran lingkungan yang memungkinkan kekurangan pangan, misalnya misalnya gagal panen.
- Keempat: Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host mis : kepadatan penduduk di daerah kumuh
Catatan : HOST (pejamu) : Manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat proses alamiah perkembangan penyakit defisiensi gizi. AGENT (penyebab): Zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang dapat menyebabkan suatu penyakit defisiensi gizi. ENVIRONMENT (lingkungan): Semua faktor luar dari individu (manusia)
Bila salah satu kemungkinan terjadinya patogensis penyakit defisiensi gizi tersebut diatas, maka tahap pertama yang terjadi adalah “simpanan berkurang” yaitu zat-zat gizi dalam tubuh terutama simpanan dalam bentuk lemak termasuk unsur-unsur biokatalisnya akan menggantikan kebutuhan energi dari Karbohidart yang kurang, bila terus terjadi maka “Simpanan Habis” yaitu titik kritis, tubuh akan menyesuaikan dua kemungkinan yaitu menunggu asupan gizi yang memadai atau menggunakan protein tubuh untuk keperluan energi. Bila menggunakan protein tubuh maka “perubahan faal dan metabolik” akan terjadi. Pada tahap awal akan terlihat seseorang “ Tidak Sakit dan Tidak Sehat” sebagai batas klinis terjadinya penyakit defisiensi gizi, bukan saja terjadi pada zat gizi penghasil energi tetapi juga vitamin mineral dan air termasuk serat.
Prinsipnya terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi, seperti terlihat pada gambar prinsip monitoring gizi di bawah ini
Zat gizi dipergunakan oleh sel tubuh untuk dipergunakan berbebagai aktifitas, bila zat gizi kurang maka sel tubuh akan mengambil cadangan zat gizi (depot), bila zat gizi yang dikonsumsi berlebihan maka akan disimpan dalam tubuh. Bila depot simpanan habis dan konsumsi zat gizi kurang maka akan terjadi proses biokimia untuk mengubah unsur-unsur pembangun struktur tubuh, ini artinya telah terjadi gangguan biokimia tubuh misalnya saja kadar Hb dan serum yang turun. Bila terus berlanjut maka terjadi gangguan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Bila tidak segera diatasi dengan konsumsi gizi yang adekuat maka secara anatomi sel-sel, jaringan dan organ tubuh akan terlihat mengalami kerusakan misalnya saja pada penyakit defisiensi gizi kwashiorkor dan marasmus. Gangguan anatomi dengan kerusakan jaringan yang parah dapat berakhir dengan kematian.
Sebagai pembanding proses terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi, dibawah ini diliperlihatkan bagan riwayat alamiah terjadi penyakit.
Pada masa prepatogenesis bibit penyakit belum mamasuki penjamu, namun demikian telah ada interaksi antara penjamu, bibit penjakit dan lingkungan, jika penjamu tidak dalam keadaan baik, maka kondisi kesehatan menurun sehinga ada kemungkinan bibit penyakit masuk kedalam tubuh.
Bila bibit penyakit telah masuk dalam tubuh, maka tahapan patogenesis dengan gejala yang terlihat dan gejala yang tidak terlihat (horizon klinis). Dimulai dengan masa inkubasi yaitu mulai masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan timbulnya gejala atau tanda sakit. Bila sudah muncul gejala maka masa penyakit dini yaitu mulai munculnya gejala penyakit, dengan sifat penyakit masih ringan. Selanjutnya bila tidak segera diatasi maka masa penyakit lanjut akan muncul yaitu penderita tidak dapat melakukan aktivitas, dan memerlukan perawatan. Dan yang terakhir adalah masa penyakit berakhir yaitu dapat sembuh sempurna atau sembuh dengan cacat, dapat juga Carrier, Kronis dan meninggal dunia
Penerapan patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi
Penerapan patogenesis penyakit defisiensi gizi dalam upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi akan lebih mudah lagi difahami jika diterapkan dalam konsep “pohon masalah” yang dapat memperlihatkan penyebab langsung, tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah. Seperti diperlihatkan dibawah ini ( Konsep Masalah Gizi menurut Unicef). Masalah gizi dalam tahapan penyebab langsung disebabkan oleh konsumsi zat gizi (yang rendah), pada pendekatan patogenesis dinyatakan sebagai Agent dan adanya penyakit infeksi dinyatakan sebagai host. Kedua penyebab langsung ini juga saling berinteraksi memperparah terjadinya masalah gizi.
Dengan di diketahui penyebab langsung. Maka selanjutnya Penyebab tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah akan dengan mudah dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi.
Mempelajari konsep patogenesis (penyakit defisiensi gizi), sekaligus juga akan akan terurai upaya-upaya pencegahan sesuai dengan tahapan patogenesis yang terjadi. Leavell and Clark 1958, yang telah menjabarkan lima tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi, seperti yang diperlihatkan pada gambar Five Level of Prevention.
Lima tingkatan (tahapan) pencegahan itu adalah Pertama; Promosi Kesehatan (Health Promotion), penyusunan Standar Kebutuhan Gizi yang di Anjurkan, atau pedoman penerapan gizi seimbang – yang dulu lebih dikenal dengan 4 sehat 5 sempurna— merupakan bagian dari promosi kesehatan. Kedua ; Perlindungan Khusus (specific Protektion) , pemberian zat gizi tertentu misalnya saja Pemberian vitamin A pada anak balita dua kali dalam setahun untuk melindungi anak dari kebutahan, merupakan salah satu upaya dalam tahapan perlindungan khusus ini. Tahap pertama dan Kedua tingkatan pencegahan ini berada pada periode prepatogenesis.
Tingkatan Pencegahan yang berada pada periode patogenesis yaitu tahapan atau tingkat ke Ketiga; Diagnosa Dini dan Pengobatan yang tepat (Early Diagnosis and Prompt Treatment), sekrening survei berat badan dibawah garis merah pada KMS balita untuk penentukan anak balita yang benar-benar menderita gizi kurang dan anak balita yang benar-benar tidak menderita gizi kurang adalah salah satu contoh dari tahapan ini. Kempat; Mengurangi Kelemahan (Disability Limitation). Pemberian diet sebagai bagian dari proses penyembuhan penyakit merupakan bagian dari tahapan ini. Dan tahapan yang terakhir adalah Tingkatan Kelima; Rehabilitasi, Pemberian makanan yang disesuaikan dengan keadaan pasien merupakan bagian dari tahapan ini.
Leavell and Clark juga mengelompokan lima tingkatan pencegahan dalam tiga kelompok pencegahan promosi kesehatan dan perlindungan khusus sebagai pencegahan tingkat pertama (primer), diagnosa dini dan pengobatan yang tepat sebagai pencegahan tingkat kedua (sekunder), dan pengurangi kecatatan dan rehabilitasi sebagai pencegahan tingkat tiga (tertiary).
Kesimpulan
Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi adalah perkembangan atau tahapan terjadinya masalah gizi baik dalam bentuk defisiensi gizi maupun over gizi. Dengan menggunakan konsep alamiah terjadinya penyakit, kemudian diterapkan dalam konsep alamiah terjadinya masalah gizi, khususnya yang berhubungan dengan defisiensi gizi, maka patogenesis Riwayat Alamiah Terjadinya Penyakit Defisiensi Gizi dapat terpetakan, dan merupakan pintu masuk untuk lebih memahami secara mendalam tentang zat-zat gizi yang mengalami defisiensi. Penerapannya dapat menggunakan konsep “pohon masalah” yang dapat memperlihatkan penyebab langsung, tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah. Disamping itu juga upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lima tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi.
——————————————————————————————– Baca juga tulisan terkaitNB (*) Tulisan ini saya buat juga sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa smester 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Generasi (STIKES BIGES) Polewali Mandar sebagai pengantar untuk memahami Materi Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi, dari mata kuliah ILMU GIZI yang penulis Ajarkan.
- Masalah Gizi Buruk dan Tanda-Tanda Klinisnya
- Petugas Kesehatan belum Memahami Kebutuhan Gizi Induvidu
- Gizi Buruk diantara Kelebihan Berat Badan Orang Dewasa
- Mendeteksi Gizi Buruk dengan Berat Badan Ideal Anak Balita
- Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil.
- Penyakit Cacing pada Anak SD di Polewali Mandar Tahun 2006 -2008
- Pemberian Vitamin A pada Balita Di Polewali Mandar
- Menghitung Kebutuhan (Gizi) Air
- Pola Pertumbuhan Berat Badan Ideal Balita
- Kebutuhan Gizi Embrio dan Paradigma Baru Perbaikan Gizi Masyarakat
- Status Gizi Anak Balita Di Polewali Mandar Tahun 2006-2008
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
wah.. mantep banget defininisinya sob.. jadi tau sekarang… makasih postingannya…
Thanks for taking the time to talk about this, I feel fervently about this and I take pleasure in learning about this topic. Please, as you gain information, please update this blog with more information. I have found it very useful. There have to be charging stations everywhere.
You made a number of nice points there. I did a search on the topic and found the majority of persons will have the same opinion with your blog.cartier engagement rings
I have been reading out many of your posts and i can state pretty good stuff. I will surely bookmark your website.
I’ve really enjoyed reading your articles. You obviously know what you are talking about! Your site is so easy to navigate too, I’ve bookmarked it in my favourites
web agan keren banget, tampilannya menarik dan sangat futuristik
Please tell me that youre heading to keep this up! Its so excellent and so important. I cant wait to read much more from you. I just really feel like you know so a lot and know how to make people listen to what you might have to say. This weblog is just as well cool to be missed. Terrific stuff, genuinely. Please, PLEASE keep it up!
My gf and I were sent here simply because this particular article was tweeted by a girl I had been following and feel very I made it here.
thankyou
This blog seems to recieve a large ammount of visitors. How do you get traffic to it? It gives a nice unique twist on things. I guess having something useful or substantial to give info on is the most important factor.
Can I make a suggestion? I think youve got something good here. But what if you added a couple links to a page that backs up what youre saying? Or maybe you could give us something to look at, something that would connect what youre saying to something tangible? Just a suggestion.
I didn’t understand the concluding part of your article, could you please explain it more?
dengan artikel2 kesehatan seperti ini, semoga mayarakat makin memahami tentang kesehatan…
good work…
udah lama gak main kesini…
apa kabar sobat?
Mencegah lebih mudah daripada mengobati. Sistem kekebalan tubuh kita adalah pasukan keamanan atau tentara yang menjaga sesuatu yang akan membahayakan tubuh kita. Kekurangan gizi, tentara kita akan lemah.. dan akan dengan mudah diserang.
Sukses buat anda…