Rancangan Struktur Modul Pengembangan Anak Usia Dini Bidang Kesehatan

Polewali Mandar Sulawesi Barat  @arali2008.– Diskusi tentang pengembangan anak usia dini 0-6 tahun antara pelaku pendidikan anak usia dini dan pelaku kesehatan tumbuh-kembang anak yang difasilitasi Bappeda Polewali Mandar sebagai bahan pembuatan modul kurikulum Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), di dua tempat Ruang Pertemuan Bappeda Polewali Mandar dan Hotel Parewisata Pare-Pare Propinsi Sulawesi Selatan dibulan Juni 2013.

Ada pendapat yang kurang pas dengan konsep pendidikan dan kesehatan pada anak-anak yang masuk dalam pengembangan usia dini, pendapat tersebut adalah pengembangan anak melalui pendidikan anak usia dini pada dasarnya sama dengan Pengembangan Anak melalui pelayanan Kesehatan anak usia dini.

Saya (penulis) tidak sepakat bila pengembangan anak usia dini melalui unsur pendidikan disamakan dengan pengembangan anak usia dini melalui unsur kesehatan. Pendidikan adalah pendidikan, tidaklah bisa dikatakan pendidikan adalah kesehatan, demikian sebaliknya kesehatan adalah kesehatan, tidaklah bisa  dikatakan kesehatan adalah pendidikan.

Kata Pendidikan sesuai dengan kata yang membentuknya “didik” atau kata lainnya “ajar” adalah kata-kata umum yang menunjukkan kata kerja, menunjukkan pekerjaan, seseorang yang mendidikan atau mengajar sesuai pada orang yang perlu dididik atau diajar, semisal anak usia dini sesuai tumbuh kembangnya yang belum mengetahui sesuai perlu didik atau diajar.

Sedangkan Kata Kesehatan sesuai dengan kata yang membentuknya “sehat” adalah kata sifat yang menunjukkan sesuatu yang disifatinya, misalnya badanya sehat, menunjukkan sifat badanya normal tidak ada kelainan, dapat berfungsi sebagaimana fungsi badan manusia secara normal. Intinya kesehatan lebih menekankan pada fungsi sel, intersel, jaringan, dan organ-organ tubuh secara fisiologi dan anatominya dapat berfungsi secara normal.

Hasil diskusi  yang difasilitasi Bappeda Kabupaten Polewali Mandar kerja sama dengan Unicef kemudian menugaskan penulis untuk merancang modul pengembangan Anak Usia Dini  bidang kesehatan. Yang akan diintegrasikan dengan modul pendidikan dan modul Bina Keluarga Balita.

Pada dasarnya Modul kesehatan Anak Usia Dini  telah begitu banyak di keluarkan oleh Departemen Kesehatan RI dan badan-badan kesehatan lainnya. Hanya saja modul-modul kesehatan anak usia dini hanya khusus diperuntukkan bagi Tenaga Kesehatan Profesional (profesi kesehatan) dan tenaga kesehatan terlatih serta beberapa tenaga kesehatan sukarelawan. Modul Kesehatan anak usia dini usia umur 0-6 tahun yang terintegrasi dan menyeluruh (holistik) antara pelaku pendidikan, kesehatan dan Bina Keluarga Balita, belum banyak ditemukan, walaupun ada masih bersifat ujicoba. Sepertihalnya yang dilakukan oleh Pemda Polewali Mandar Kerja Sama dengan Unicef mencoba merancang Modul Pengembangan Anak Usia Dini dengan pendekatan kearifan lokal  yang mengunakan nama “SIWALIPARRI” istilah lokal mengandung arti saling berbagi peran. Nama Modul Pengembangan Anak Usia Dini 0-6 tahun ini kemudian bernama  Modul Siwaliparri (Stimulasi, Perawatan, Perlindungan, Pendidikan Anak Mandar Mandiri)

Berikut Rancangan Struktur Modul Siwalliparri Bidang kesehatan Anak Dini Usia 0-6 tahun, yang lebih menekankan pada aspek Pertumbuhan dan Stimulasi Deteksi Intervensi Tumbuh Kembang Anak pada aspek Perkembangan, Pengantar Struktur Modulnya  sebagai berikut :

Pertumbuhan dan perkembangan anak, sejalan dengan pertambahan umurnya, anak perlu dipantau pertumbuhan berat badan tiap bulannya dan sangat perlu Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang  Anak (SDIDTKA) 4 kali dalam setahun untuk bayi,  6 bukan sekali untuk anak 1-6 tahun. Ingat ! Waktu TERPENTING dalam pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan sangat cepat dan tidak akan pernah kembali lagi…….It’s NOW or NEVER !

Tujuan

Memantau pertumbuhan berat badan dan  Stimulasi, Deteksi serta Intervensi Dini Tumbuh Kembang  Anak (SDIDTKA) pada anak 0-6 di wilayah kerja posyandu dan atau pos kesehatan lainnya.

Pengertian

  1. Pemantauan pertumbuhan berat badan anak 0-6 adalah pemantauan pertumbuhan berat badan balita yang menggunakan sistem lima meja (Pendaftaran, Penimbangan, Pencatatan Hasil Penimbangan, konseling dan Pembagian Paket Pertolongan Gizi). Hasilnya disamping dapat memberikan gambaran pertumbuhan balita secara induvidu juga dapat memberikan gambaran pertumbuhan balita pada tingkat wilayah, dapat digunakan sebagai indikator kerawanan pangan  ditingkat rumah tangga.
  2. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang  Anak (SDIDTKA) adalah kegiatan untuk mendeteksi dan intervensi berupa Daya dengar, Daya lihat, psikologis, penentuan Status Gizi dan Kesehatan  secara dini sebagai hasil dari kegiatan stimulasi. Namun pada modul ini lebih ditekankan pada aspek penyimpangan perkembangan.

Prinsip Layanan

  • Semua anak terdaftar, mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS)/buku KIA yang digunakan untuk memantau pola pertumbuhan berat badan dari bulan-ke bulan
  • Semua anak mempunyai  Kartu Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang yang digunakan  melihat status gizi dan  perkembangan anak  tiap 3 bulan untuk usia 0-1 tahun dan tiap enam bulan untuk usia 2-5 tahun.

Jenis Layanan

  • Penimbangan berat badan  anak
  • Stimulasi Anak
  • Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

Sasaran

  • Anak  0-6 tahun dilayah kerja posyandu
  • 3-6 tahun kelas PAUD
  • Ibu anak

Ketenagaan

  • 5 kader per posyandu per dusun per semua balita yang ada di wilayah kerja.
  • Syarat kader tahu baca tulis (minimal SMA) dan sukarela
  • Petugas Kesehatan ( petugas gizi dan bidan)

Frekwensi

  • Penimbangan berat badan tiap bulan
  • Stimulasi Dini Tumbuh Kembang melalui kegiatan bulanan Posyandu
  • Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh minimal tiap 6 bulan.

Penyusunan Rencana

  • Dibuat oleh pendamping Posyandu (tenaga kesehatan puskesmas) dalam bentuk jadwal dan kegiatan posyandu
  • Penentuan sasaran anak 0-6 tahun  dalam bulan dan tahun.
  • Jumlah Kebutuhan KMS/Buku KIA
  • Rancangan Kegiatan Stimulasi bulanan
  • Jumlah kebutuhan kartu SDDITK anak

Pelaksanaan layanan

  • Kader bersama petugas kesehatan melaksanakan penimbangan  anak
  • Petugas kesehatan dibandu kader posyandu melakukan Stimulasi dan DIDTK anak
  • Penjaringan atau Kunjungan rumah  bagi anak yang tidak tercakup dalam layanan pada hari “H”
  • Melaporkan Hasil KMS dan SDDIK kepada keluarga anak
  • Merujuk anak  yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan ke  Puskesmas (format rujukan)

Evaluasi / Mekanisme Rujukan / Penilaian

  • SKDN, BGM, T3.  dan S36=12.5 dan Pola pertumbuhan Berat Badan anak
  • Laporan SDDITK (KPSP)
  • Anak yang mengalami kelainan di rujuk ke Puskesmas. (Alur Rujukan)
  • Laporan Cakupan Kegiatan

 Alat dan Bahan

  1. Alat dan bahan untuk memantau pertumbuhan balita
    1. Dacin dan kelengkapannya
    2. Buku KIA atau KMS Balita
    3. Ballpoint
    4. Buku  register pencatatan dan pelaporan
  2. Alat dan bahan untuk SDIDTK – KPSP
    1. Kartu Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Taman Siwaliparri
    2. Kuesioner/Check list Praskrining Perkembangan anak (KPSP) Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak
    3. Kertas, pensil,bola karet atau plastik seukuran bola tenis
    4. kerincingan,
    5. kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 bu benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil berukuran 0,5 -1 cm

Tenaga Pendamping

  • Petugas Gizi Puskesmas
  • Bidan desa.
  • Penanggung Jawab Kesehatan Desa dari Puskesmas

Bahan Bacaan :

  1. Pemantauan pertumbuhan berat badan anak.
  2. SDIDTK bagi anak usia dini.

Lampiran

  1. KMS Taman Siwaliparri
  2. Kartu Deteksi Dini Tumbuh Kembang Taman Siwaliparri Kuesioner/Check list Praskrining.
  3. Buku  register pencatatan dan pelaporan

Rancangan Struktur Modul Pengembangan Anak Usia Dini bidang Kesehatan ini akan menjadi satu kesatuan dengan Rancangan Struktur Modul Pendidikan dan Bina Keluarga Balita dengan Nama Modul SIWALIPARRI dan akan diujicobakan di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

Baca juga tulisan terkait

  1. Pelayanan Posyandu di Kelompok PAUD, Tantangan dan Peluang
  2. Catatan Perkembangan Posyandu
  3. Kebutuhan Gizi Embrio dan Paradigma Baru Perbaikan Gizi Masyarakat

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah Pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

Tinggalkan komentar