Di Selasar Gedung RSUD Polewali Saya Berjalan.
September 14, 2012 Tinggalkan komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008, Hari Rabu tanggal 5 September 2012. “Di Selasar Gedung RSUD Polewali Saya Berjalan” adalah judul dari catatan ringan saya, ditulis disela-sela kegiatan mengunjungi RSUD Polewali, di kemas dalam cerita nonfiksi dari SELASAR Rumah Sakit Umum Daerah Polewali yang ditutupi kiri kananya dengan Atap seng, karena sementara dalam proses pembangunan beberapa gedung baru dengan nilai total 20 Milyar. Saya berdiri disudut selasar melihat para pekerja dan melamunkan Akhir dari Hasil Kajian Pengembangan RSUD Polewali yang saya buat.
Di Selasar Gedung RSUD Polewali, Saya Berjalan. Akhir dari Hasil Kajian Pengembangan RSUD Polewali.
oleh
Arsad Rahim AliDI RSUD Polewali, setelah mendampingi dr. Annas Sp. OG . M.Kes dalam pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal) disalah satu ruangan RSUD Polewali yaitu ruangan dibagian Obsterik dan Ginekologi, saya keluar dari ruangan pelatihan dan berjalan menyelusuri selasar yang disamping kiri-kanannya di tutupi atap seng sebagai pembatas gedung-gedung yang sementara dibangun. Disalah satu sudut selasar, ada bagian yang tidak di tutupi atap seng, saya berhenti dan melihat pembangunan gedung utama RSUD dengan kontruksi dua lantai yang sementara di kerja, nantinya gedung ini akan menjadi gedung utama rawat jalan pada lantai pertamanya dan kantor pada lantai keduanya. Saya melihat tiang-ting penyangga lantai dua sementara di bangun.
Saya teringat dua bulan lalu ketika proses tender dilakukan, dimana dalam kepanitian tender, saya sebagai sekretaris mencatat semua proses lelang sampai kemudian bersama tim menentukan pemenangnya. Di dalam hati, saya sangat mengharap para pemenang lelang dapat membangun gedung Baru RSUD Polewali dengan maksimal, sebagai layanan public dapat memuaskan semua pihak, harapan ini muncul karena dalam proses lelang, saya sebagai sekretaris masih merasakan beban kerja yang lebih berat bila dibandingkan dengan ketua dan lima anggota panitia lelang lainnya, dengan harapan demikian, demi kepentingan bersama, beban kerja yang masih terasa akan menjadi ringan.
Dan sekarang pemenangnya didepanku sementara bekerja, mengerjakan proyek senilai 9 Milyar Rupiah untuk gedung utama ini, sebenarnya ada beberapa gedung yang dibangun bersamaan dengan gedung utama ini, total dana yang dibangun sebesar 20 Milyar Rupiah, setidaknya itu yang saya ingat dalam tugas saya sebagai sekretaris kepantian tender yang saya jabat.
Ketika sedang memperhatikan para pekerja proyek yang bekerja dengan sedikit lamunan, saya dikagetkan oleh teman, penangung jawab ruang persalinan (sdri Bidan Ramlah),
“Pak Arsad ..!” ia menyapa, tampa saya tanya ia langsung mengomentari pembangunan beberapa gedung pengganti gedung lama, ia berbicara.
“sebenarnya gedung lama masih layak pakai, kalau pun diperbaiki cukup perbaikan sedang saja, Kalau nanti sudah jadi beberapa gedung baru ini terlihat kurang cantik dengan beberapa gedung lama yang masih berdiri, saya kira dulu ada rencana pembangunan Gedung Rumah Sakit Baru berstandar Type B, di sekitar wilayah Rea dekat terminal induk Polewali, telah disediakan pemerintah daerah, kenapa harus disini yang dibangun, padahal kalau dibangun disana menurut saya orang bodoh, kita akan diuntungkan dalam dua hal, pertama kita akan mepunyai dua rumah sakit yaitu Rumah Sakit dengan Type C dan Rumah Sakit dengan standar Type B, Keuntungan kedua adalah perkembangan kota Polewali wilayah REA dan sekitarnya akan semakin baik.” Demikian ungkapnya, saya cuma mengatakan “ya” kepadanya, dan kemudian teman saya ini berlalu menujuh ruangan persalinan. Saya sedikit heran tampa saya tanya ia berbicara dan kemudian selesai berbicara ia berlalu.
Mungkin teman saya ini teringat ketika pertengahan tahun 2008, melalui SK Bupati Polewali Mandar saya bersama aparat lainnya di tunjuk untuk melakukan kajian pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar, waktu itu direktur masih dijabat oleh dr. H. Ayub Ali, MM yang sekarang menjadi Kepala DInas Kesehatan Kab. Polewali Mandar. Hasil kajian pengembangan Rumah Sakit, walaupun ini kerja tim, saya lakukan sendiri, bantuan hanya dari konsultan yang mendesain struktur bangunannya. Hasil kajian kemudian saya serahkan kepada kepala Dinas Kesehatan Polewali Mandar ——— dijabat oleh dr. H. Achmad Azis, M.Kes waktu itu ———- yang juga sebagai ketua tim kajian, setelah sang kepala Dinas melihat dan membacanya, kami kemudian menghadap kepada bapak Sekretarus Daerah dan mempresentasekannya diruang Sekretaris Daerah Polewali Mandar (Bpk Natsir Rahmat), beliau sebagai pembina dalam kajian pengembangan RSUD Polewali ini.
Puncak presentase hasil kajian Pengembangan RSUD Polewali adalah saat kunjungan tim visitasi akreditasi Rumah Sakit Dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tim visitasi diruangan pertemuan RSUD Polewali (lantai dua gedung UGD) oleh kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar mempresentasekan Kajian Pengembangan RSUD Polewali, dimana kesimpulan presentase adalah Adanya dua opsi pengembangan RSUD Polewali Menjadi Type B ;
Opsi pertama : pengembangan RSUD Polewali dilakukan pada Lokasi lama gedung RSUD Polewali,
Opsi kedua : pengembangan RSUD Polewali dilakukan di lokasi Baru yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah sebagai Rumah Sakit Baru dengan standar akreditasi Type B.
Hasil kajian pilihan opsi cenderung ke pembangunan Rumah Sakit Baru, semua persyaratan untuk pembangunan Rumah Sakit Baru ini telah memenuhi syarat, paling tidak syarat dasarnya yaitu telah terpenuhi lokasi yang tersertifikat tanah pemerintah daerah, mempunyai SDM dan kesanggupan pemerintah propinsi Sulawesi Barat dan Pemerinta Daerah Polewali Mandar untuk menyediakan biaya operasionalnya, tetapi hasil kajian ini diabaikan dengan kuatnya unsur politik dan kepentingan serta dengan sidikit “egois” desentralisasi para pejabatnya, untuk mempertahankan status qua Rumah Sakit Umum Daerah Polewali untuk tetap berdiri tempat yang lama, dibangun dan dikembangkan, tetapi euforia propinsi sepertinya juga menantang “dibangun di ibu kota propinsi saja”.
Pengembangan Rumah Sakit tetap dilakukan di rumah sakit lama. Pembangunan Rumah Sakit Baru dengan hasil kajian sangat layak di bangun di Polewali dan telah mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan RI akhirnya tertunda beberapa waktu, karena tidak ada kesepakatan yang jelas antara para pejabat propinsi Sulawesi Barat dan pejabat pemerindah daerah Polewali Mandar, dan oleh Depkes RI meminta kejelasan segera. Pembangunan Rumah sakit Baru di Polewali Mandar pun tidak jadi dan dialihkan oleh Pemerintah Propinsi sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kesehatan ke Kabupaten Mamuju, Rumah Sakit tersebut sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Regional Sulawesi Barat. Rumah Sakit yang menurut hasil kajian pengembangan RSUD Polewali yang tercantung didalamnya, belumlah layak di bangun di Kabupaten Mamaju paling tidak 10-15 tahun kedepan, karena pada dasarnya RSUDnya (milik Pemda Mamuju) masih mampu melayani masyarakat yang butuh akan pelayanan kesehatan kesehatan, termasuk akses rujukannya, masyarakat Mamuju Utara cenderung merujuk ke Kota Palu Sulteng dan Majene dan Mamasa bukan lagi rasia umum selalu memanfaatkan RSUD Polewali sebagai rujukan medik pasein sebelum ke Pare-pare dan Makassar.
Dan memang benar menurut pemberitaan di media Koran lokal Radar Sulbar yang sering saya baca, Rumah Sakit Regional Sulawesi Barat ini selalu diberitakan bergelut dengan permasalahan yang tidak kunjung selesai, mulai dengan SDMnya, Manajamen, Pelayanan kesehatan bahkan ketidak jelasan statusnya yang belum terdaftar di Kementerian Kesehatan RI dalam kegiatan riset fasilitas kesehatan (RIFASKES) tahun 2011.
“Ah..!” Saya sadarkan diri dari lamunanku,
masih disudut selasar, Saya masih melihat para pekerja sibuk dengan pemasangan kerangka gedung. Sayapun segera berjalan menyeluruh selasar menuju gedung baru perawatan yang dijadikan poli rawat jalan dan kantor sementara, dibangun dengan anggaran pembantuan tahun 2010, Saya ke gedung dan juga sebagai kantor Rumah Sakit ini karena sebelumnya ditelepon oleh bagian umum (sdri Hj. Hasni) untuk menandatanggi beberapa berkas proses lelang pembangunan gedung RSUD Polewali yang lupa ditanda tangani. Sepanjang selasar lama saya berjalan, menelusuri selasar dari gedung yang satu kegedung lainnya, dan kemudian putus dengan pembangunan selasar baru yang menghubungkan gedung baru dan gedung lama, agak sulit para petugas melewatinya, apalagi pasien yang didorong dengan kursi roda, para petugasnya mengangkatnya untuk mencapai gedung perawatan baru.
Saya terus berjalan, sebelum memasuki gedung perawatan baru, saya bertemu dengan pengawasan pembangunan gedung RSUD Polewali (sdr Isnandar). Dan seketika itu juga saya teringat pembicaraan dengan dr.Annas Sp.OG.M.Kes ketika berada di ruangan pelatihan APN, beliau (dr.Annas) sebagai ketua komite medik telah melayangkan surat kepada tim pengawas dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) atas terganggunya kenyaman tim medik dan pasien dari pembangunan gedung baru RSUD Polewali yang sekarang dipimpin (direktur) oleh drg. Hj. Nurwan Katta, MARS ini. Sayapun mencoba menyapa
“Hai… pak Isnandar kerja yach? Saya menyapa dengan ringan,
“eh Pak Arsad” ia menjawab. Tampa saya bertanya lebih lanjut, pak Isnandar seakan menjelaskan apa yang dikeluhkan oleh ketua komite medic RSUD Polewali (dr. Annas).
“Ini harus dibangun perblog-blog, tidak seperti ini, semua dibongkar sehingga petugas sulit bergerak, apalagi pasien dan keluarganya tidak ada jalan masuk dan keluarnya.” Cetusnya. Saya yang sudah tahu permasalahan ini hanya mengatakan “Iya” saya mengatakan kepadanya ” ketua komite medik rumah sakit telah bersurat kepadah PPK (sdr Aco Jamil) untuk memperhatikan jalan keluar masuknya petugas dan pasien”. jelasku kepadanya. dan selanjut kami berbincang-bincang ringan.
Beberapa menit kami bercanda selanjutnya saya tinggalkan Pak Isnandar. Masuk keruangan bagian tata usaha lantai dua, menyampa staf yang telah menyediakan berkas dokumen dan kemudian menandatangani berkas-berkas proses lelang yang saya lupa tanda tangani. Tidak lupa juga saya masuk keruangan bendahara untuk menandatangani dan menerima honor panitia lelang. Alhamdullilah semoga RSUD dengan gedung baru dapat menjadi Rumah Sakit yang lebih mengutamakan kepuasan layanan sebagaimana terdapat dalam hasil kajian pengembangnnya menjadi rumah sakit rujukan diwilayah Polewali Mandar dan kabupaten sekitarnya. Amien.
“Terima kasih Bu Hasni”, ungkapku ringan pada sang kasie bagian umum RSUD Polewali,
Setelah berbincang-bincang ringan dengannya, sayapun pamit, kembali ke kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, lima kilometer dari RSUD polewali saya tempu dengan menaiki motor dinasku. Diruang kerjaku, saya mencatat Di Selasar Gedung RSUD Polewali Saya berjalan. Inilah Akhir dari Hasil Kajian Pengembangan RSUD Polewali yang saya buat.
Catatan : Selasar adalah buah koridor di Rumah Sakit yang menghubungkan antara satu gedung dengan gedung lainnya diperuntukkan sebagai jalan bagi petugas, pasien dan pengujung Rumah sakit.
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Your Comments to My Posts