Pelayanan Kesehatan Gratis dan Peningkatan Pendapatan
Juli 14, 2012 Tinggalkan komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.— Ada pendapat yang masih perlu dibuktikan kebenarannya atau dalam bahasa ilmiah hipotesis (pernyataan/pendapat sementara) ketika Pelayanan Kesehatan Gratis dan hubungannya dengan peningkatan pendapatan ekonomi dicetuskan di Kabupaten Polewali Mandar. Pendapat tersebut masih terus dikemukakan oleh para pencetus dan para pengutipnya, yang sebenarnya setelah lima tahun pelaksanaannya pendapat tersebut kurang tepat dan harus diluruskan. Misalnya saja ketika saya dimintai oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, atas perintah Bupati Polewali Mandar untuk memberikan data tentang Pelayanan Kesehatan Gratis dan Hubungannya dengan Peningkatan Cakupan Kunjungan Pelayanan Kesakitan di Puskesmas dan jaringannya sebelum dan sesudah pelaksanaanya. Data ini akan disajikan dengan data lainnya pada malam ramah tama kunjungan Dirjend Kefarmasian dan Peralatan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tanggal 4 Juli 2012 di Ruang Pertemuan Rumah Jabatan Bupati Polewali Mandar.
Pendapat Tersebut adalah…………
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar mengatakan dan menjabarkan sebagaimana dikutip dari pendapat sang Bupati, bahwa :
- Dengan adanya pelayanan kesehatan gratis telah meningkatkan cakupan kunjungan pelayanan kesakitan di Puskesmas diwilayah Kabupaten Polewali Mandar. Alasannya karena selama ini sebelum dimulai pelayanan kesehatan gratis banyak penduduk dalam keadaan sakit tidak dapat berobat kerena keterbatasan ekonomi
- Dengan adanya pelayanan kesehatan gratis, bahwa biaya pengobatan tidak dipergunakan untuk membayar pelayanan dan pengobatan kesehatan oleh karena dapat mengurangi pengeluaran tetapi dapat digunakan untuk menambah pendapatan.
Pendapat ini juga saya dapatkan dari Kepala Bidang Sosial dan Budaya Badan Perencaaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Polewali Mandar ketika saya mencoba sharing tentang pengaruh pengobatan gratis terhadap cakupan kunjungan pelayanan kesakitan di Puskesmas dan jaringannya. Sepertinya pendapat ini bersumber dari Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar yang sekarang menjabat Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat sebagai pencetus pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Polewali Mandar di akhir tahun 2005 lalu. Ketika itu belum ada data atau hasil penelitian yang dapat menunjukkan kebenaran pendapat tersebut, dan masih terus dipakai oleh pejabat dibawahnya. Yang jelas pendapat tersebut masih merupakan hipotesis yang perlu diuji kebenarannya,
Diketahui bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Polewali Mandar sejak akhir tahun 2005 dan efektif tahun 2007 telah memberikan jaminan pelayanan dasar (gratis) kepada masyarakatnya melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) di Puskesmas dan RSUD Polewali kelas III sebagai dukungan sasaran yang tidak tertampung dalam layanan Jamkesmas dan Asuransi Kesehatan yang PNS yang di kelolah PT ASKES.
Setelah 5 (lima ) tahun pelaksanaan Pelayanan Kesehatan gratis dan telah ada data-data kunjungan pelayanan kesakitan di sarana-sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan jaringannya, termasuk pelayanan rawat inap di RSUD Polewali, pendapat sang Kepala Dinas Kesehatan sebagai pencetus pelayanan kesehatan gratis sepertinya harus diluruskan.
Seharusnya Pelayanan Kesehatan Gratis menurunkan cakupan kesakitan
Dengan adanya pelayanan kesehatan gratis telah meningkatkan cakupan kunjungan pelayanan kesakitan di Puskesmas diwilayah Kabupaten Polewali Mandar. Alasannya karena selama ini sebelum dimulai pelayanan kesehatan gratis banyak penduduk dalam keadaan sakit tidak dapat berobat kerena keterbatasan ekonomi.
Pada point pertama yang harus diluruskan ini adalah dengan adanya pelayanan kesehatan gratis, bukannya meningkatkan cakupan pelayanan kesakitan di Puskesmas, tetapi berdasarkan data tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terhadap cakupan kunjungan kesakitan di 20 Puskesmas di Kabupaten Polewali Mandar menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan penurunan cakupan pelayanan kesakitan terutama dari tahun 2007 sampai dengan 2009, seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini.
Pada tahun 2010 dan 2011 terjadi peningkatan jumlah cakupan kunjungan kesakitan bukan karena semata-mata adanya pelayanan kesehatan gratis tetapi karena bertambah jumlah penduduk yang dibarengi dengan bertambah jumlah orang yang sakit terutama penyakit yang berhubungan dengan dengan keadaan lingkungan yang tidak bersih dan sehat misalnya angka kejadian penyakit diare yang sangat berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sebelum pelayanan kesehatan gratis berkisar 5-10 per 1000 penduduk namun ditahun 2009-2011 meningkat menjadi 20-30 per 1000 penduduk.
Kalau pada tahun 2007 ditemukan banyak kunjungan kesakitan di Puskesmas sebelum efektifnya pelayanan kesehatan gratis, pasien yang berkunjungan ke Puskesmas dan jaringannya dalam keadaan sakit dengan stadium sedang dan berat. Seyogyanya pasein dalam keadaan stadium ringan sudah harus melakukan kunjungan pengobatan di Puskesmas, tetapi karena adanya pembayaran ——– bisa jadi karena keterbatasan ekonomi——– untuk mendapatkan Pelayanan pengobatan di Puskesmas, mereka (Pasien dan keluarganya) membiarkan penyakit sampai pada tingkat kesakitan stadium sedang dan berat, mau tidak mau pasein-pasien ini akhirnya berkunjung juga dan dilayani di Puskesmas dengan pengobatan rawat jalan tiga hari, yang tiga hari kemudian datang kembali ke Puskesmas untuk menuntaskan pengobatannya, otomatif kunjungan ke puskemas menjadi 2 kali bahkan ada yang 3 kali, secara keseluruhan cakupan kunjungan ke Puskesmas menjadi lebih banyak.
Pada tahun 2008 dan 2009 cakupan kunjungan kesakitan di Puskesmas mengalami penurunan, karena promosi yang terus-menerus tentang pelayanan kesehatan gratis, maka masyarakat atau pasien ketika sakit dengan stadium ringan, sudah bersegera berkunjung ke Puskesmas untuk mendapat pelayanan pengobatan rawat jalan 3 hari, pasein ini tidak akan datang yang kedua kalinya karena penyakit dengan stadium ringan akan sembuh dalam waktu tiga hari, secara otomatis cakupan kunjungan pelayanan kesakitan akan turun bila dibandingkan dengan tahun 2007. Jadi pendapat yang benar adalah dengan adanya pelayanan kesehatan gratis telah menurunkan cakupan kunjungan pelayanan kesakitan di Puskesmas diwilayah Kabupaten Polewali Mandar, Bukan sebaliknya meningkatkan kunjungan pelayanan kesakitan.
Keliru…! kalau biaya pengobatan digunakan untuk menambah pendapatan.
Dengan adanya pelayanan kesehatan gratis, bahwa biaya pengobatan tidak dipergunakan untuk membayar pelayanan dan pengobatan kesehatan oleh karena dapat mengurangi pengeluaran tetapi dapat digunakan untuk menambah pendapatan.
Pada point kedua yang harus diluruskan adalah, bahwa biaya pengobatan tidak dipergunakan untuk membayar pelayanan dan pengobatan kesehatan oleh karena dapat mengurangi pengeluaran untuk menambah atau meningkatkan pendapatan. Adalah tidak benar adanya karena pengeluaran untuk pengobatan tetap dibutuhkan, hanya dalam konsep pelayanan kesehatan gratis, biaya pengobatan dapat dialihkan untuk pemeliharaan kesehatan misalnya pemenuhan akan pangan keluarga tetapi bukan untuk menambah atau meningkatkan pendapatan. Dengan adanya kesehatan yang terpelihara (fisik-jasmani, mental-spritual dan sosial), maka induvidu-induvidu dalam suatu keluarga akan dapat produktif secara sosial dan ekonomis.
Dalam hubungannya dengan cakupan kunjungan pelayanan kesakitan di Puskesmas dan jaringannya diatas, maka dengan pelayanan kesehatan gratis bukannya meningkatkan cakupan sebagaimana diungkapkan oleh orang-orang penentu kebijakan tetapi sebaliknya justru data menunjukkan cenderungan menurunnya cakupan menandahkan bahwa pasien yang biasanya mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan 6-9 hari dengan kunjungan 2-3 kali pengobatan, berubah menjadi pelayanan kesehatan rawat jalan 3 hari dengan kunjungan 1 (satu) kali pengobatan saja, sembuh dan sehat, selanjutnya mereka dapat berusaha, produktif menghasilkan pendapatan ekonominya.
Data yang mendukung untuk meluruskan point kedua ini adalah data tentang rata-rata lama hari sakit dan pendapatan perkapita pertahunnya. Jumlah rata-rata lama hari sakit selama setahun yang didapat dari perawatan orang sakit di RSUD Polewali Madar yaitu dari tahun 2005-2007 adalah 6 hari perawatan dan ditahun 2008-2011 turun menjadi 4 hari saja. Sedangkan tingkat pendapatan masyarakat Polewali Mandar perkapita menurut harga berlaku maupun konstan pertahunnya yang dikeluarkan BPS Polewali Mandar ditahun 2005-2007 sekitar : 3.150.000 rupiah, mengalami peningkatan ditahun 2010-2011 menjadi sekitar : 4.500.000 rupiah.
Jadi pendapat yang benar setidaknya menurut data adalah dengan adanya pelayanan kesehatan gratis, bahwa biaya pengobatan yang tidak dipergunakan untuk membayar pelayanan dan pengobatan kesehatan dapat digunakan untuk pemeliharaan kesehatan, dan dalam keadaan sehat mereka yang produktif dapat berusaha meningkatkan pendapatan.
Kesimpulannya atau yang perlu saya katakan disini adalah Kebijakan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar memberikan jaminan pelayanan dasar (gratis) kepada masyarakatnya melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) di Puskesmas dan RSUD Polewali kelas III sebagai dukungan sasaran yang tidak tertampung dalam layanan Jamkesmas dan Asuransi Kesehatan yang PNS yang di kelolah PT ASKES, walaupun kurang didukung dengan keadaan lingkungan yang sehat, telah cukup berhasil mewujudkan keadaan masyarakat untuk sehat dan memanfaatkan waktu sehatnya untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
—————————————————————————
Baca juga tulisan terkait :
- Analisis Rata-Rata Indeks Pembangunan Manusia Polewali Mandar
- Anggaran Perbaikan Gizi Layak, Secara Tehnis Lemah.
- Telaah Penyediaan Pembiayaan Kesehatan Polewali Mandar tahun 2011
- Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat
- Indeks Komposit MDGs (IKMDGs) Kesehatan Ibu adalah Prioritas
—————————————————————————-
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Your Comments to My Posts