Anggaran Perbaikan Gizi Layak, Secara Tehnis Lemah.
November 26, 2011 Tinggalkan komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat. @arali2008.— “Apakah secara tehnis anggaran program gizi masyarakat pada SKPD-Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar telah layak? Jawabnya adalah dari segi besarnya anggaran telah layak, —– atau saya katakan saja sangat layak–—–namun dari tehnis pelaksanaannnya masih sangat lemah tidak bisa mengatasi permasalahan yang seharusnya dapat diatasi dalam setahun atau tepatnya pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat setiap tahunnya, secara tehnis tidak bisa dikendalilan dengan baik dan benar, selalu saja berada dalam kategori bermasalah. Merupakan kesimpulan dari kajian ringkas Rencana Kerja dan Anggaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar tahun 2012. Pada saat Asistensi Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar di Ruang Pertemuan Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar yang tidak sempat penulis sajikan 23 November 2011
Rencana Kerja dan Anggaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar tahun 2012 sebesar Rp. 1.176.930.000.- kurang lebih sama dengan alokasi anggaran tahun 2011 (RKA-SKPD-Kesehatan 2012). Rencana Anggaran tahun 2012 sebesar ini seperti halnya juga tahun 2011 dipergunakan untuk kegiatan –kegiatan :
- Pendataan dan penyadaran Penggunaan Garam Beryodium di Semua Desa dan Pemantauan Status Gizi Balita. Jumlah Dana yang digunakan sebesar Rp. 52.862.500.—
- Penanganan Kasus Gizi Buruk dan Bumil KEK (Kurang Energi Kronis) jumlah dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 237.900.000.-
- Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Distribusi Suplemen Gizi (Vitamin A) yang membutuhkan dana sebesar Rp. 41. 950.000.-
- Peningkatan kemampuan Kader Posyandu yang membutuhkan dana sebesar Rp. 804.783.500.-
- Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Serta Pelaporan Program Gizi. Dana yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 39.434.000.-
Kalau dikaji secara mendalam dana sebesar ini untuk pelaksanaan suatu program yaitu program Perbaikan Gizi Masyarakat setingkat Kabupaten Polewali Mandar dengan jumlah penduduk sebesar 396,120 jiwa ( BPS-Polewali Mandar 2011), sebenarnya sudah dapat mencegah munculnya masalah-masalah gizi yang dikategorikan berat, misalnya kasus gizi buruk, kenyataanya ditahun 2011 telah ditemukan kasus gizi buruk dengan jumlahnya telah berada diatas ambang ketidak kewajaran dalam pelaksanan program gizi masyarakat.
Berikut ini penulis mencoba menyajikan beberapa catatan sederhana Rencana Kerja dan Anggaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar tahun 2012 sebesar Rp. 1.176.930.000.- dengan mencoba menjawab pertanyaan “Apakah secara tehnis anggaran program gizi masyarakat pada SKPD-Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar telah layak? Jawabannya sebagai berikut :
Penggunaan Garam Beryodium dan Status Gizi
Penggunaan Garam beryodium dan status gizi dilakukan melalui Pendataan dan penyadaran Penggunaan Garam Beryodium di Semua Desa dan Pemantauan Status Gizi Balita. Jumlah Dana yang digunakan sebesar Rp. 52.862.500.—
Kegiatan Pendataan dan penyadaran Penggunaan Garam Beryodium di Semua Desa dilakukan sekali dalam tahun 2012, dilakukan pada 3.507 KK atau 21 KK setiap Desa, dimana keluarannya adalah jika 21 KK tersebut mempunyai garam beryodium maka di kategorikan desa baik dan Jika satu saja dari 21 KK tersebut garam yang digunakan di rumah tangganya tidak mengandung yodium maka Desa tersebut dikategorikan sebagai desa Tidak Baik. Disamping Informasi Desa Baik dan Juga Desa Tidak baik juga dalam pendataan penggunaan garam beryodium ini didapat informasi, merek garam, tempat membeli dan logo garamnya telah beryodium 40 ppm. Secara tehnis kegiatan ini sangat baik, namun permasalahannya adalah dalam 3 tahun terakhir tidak ada data yang bisa menunjukkan perkembangan Desa Yang sudah baik dan Desa yang belum baik artinya bahwa kemampuan tehnis pengelolaan kegiatan ini diragukan validitas.
Sementara kegiatan Pemantauan Status Gizi Status Gizi balita di lakukan 2 kali dalam tahun 2012. Sebenarnya kegiatan Pemantauan Status Gizi hanya dilakukan sekali dalam setahun dengan keluaran Status gizi Balita atau dapat memberikan gambaran status gizi masyarakat dengan kategori Gizi Lebih, Gizi Baik, Gizi Kurang dan Gizi Buruk jika menggunakan indesk BB/U. Status Gizi ini juga dapat menggunakan indeks TB/U dengan kategori Status Gizi Tinggi, Normal , Sedang dan Pendek atau dengan menggunakan indeks BB/TB dengan kategori Status Gizi Gemuk, Normal (ideal) dan kurus serta sangat kurus. Gambaran Status Gizi ini sangat cukup dilakukan sekali setahun. Entah apa alasannya pengelolaan kegiatan pemantauan status gizi dilakukan dua kali dalam setahun. Artinya seperti pemantauan status gizi ini sudah over kegiatan atau telah salah dalam menginterprestasi Pemantauan Status Gizi Balita, karena perlu diketahui bahwa pemantauan status gizi balita tersebut secara tehnis dapat memberikan gambaran status gizi 6 bulan sebelumnya, masa sekarang dan 6 bulan berikutnya, disamping itu juga ada kegiatan pemantau pertumbuhan berat badan balita yang dilakukan setiap bulannya di posyandu. Jadi kembali lagi disni bahwa kepada kemampuan tehnis pengelolaan kegiatan ini diragukan validitas.
Intinya perihal penggunaan anggaran untuk Pendataan dan penyadaran Penggunaan Garam Beryodium di Semua Desa dan Pemantauan Status Gizi Balita. Jumlah Dana yang digunakan sebesar Rp. 52.862.500.— sebenarnya dapat dihemat sebesar Rp. 25.000.000.- (Baca : 25 jutaan) dan secara tehnis harus segera diperbaiki.
Penanganan Kasus Gizi Buruk dan Bumil KEK
Penanganan Kasus Gizi Buruk dan Bumil KEK (Kurang Energi Kronis) jumlah dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 237.900.000.- Point-point dari kegiatan ini adalah Pembelian susu formula, Workshop SKD-KLB Gizi Buruk dan Pelacakan dan Pemantauan Kasus Gizi Buruk. Ketiga bentuk kegiatan ini sebenarnya sah-sah saja misalnya pemberian susu formula yang membutuhkan dana sebesar Rp.78.000.000.- sangat penting dalam memulihkan status gizi balita yang gizi buruk. Untuk kegiatan Workshop SKD-KLB Gizi Buruk adalah juga sangatlah penting untuk mencari bentuk intervensi yang tepat dengan mencoba mengworkshopkan kembali standar operasional prosedur penanganan gizi buruk sebagai kejadian luar biasa yang sudah baku dalam sistem survailans epidemiologi gizi. Yang menjadi permasalahan adalah kegiatan Pelacakan dan Pemantauan Kasus Gizi Buruk yang hanya focus pada penanganan gizi buruknya, tetapi tidak focus pada mencari penyebab dan bentuk intervensi pada balita-balita dimana ditemukan kasus gizi buruk, karena tidak dilakukannya kegiatan ini, tidak mengherankan belum selesai penanganan kasus gzi buruk lama, muncul kemudian kasus gizi buruk baru ditempat yang sama.
Distribusi Suplemen Gizi
Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Distribusi Suplemen Gizi (Vitamin A) yang membutuhkan dana sebesar Rp.41.950.000.- Tidak ada permasalahan dalam kegiatan ini karena sudah merupakan program rutin dimana setiap 6 bulan sekali bayi usia (6-12 bulan) dan anak balita (1-5 tahun) diharuskan mendapat kapsul vitamin A untuk mencegah kasus-kasus xeropthalmia dan peningkatan kekebalan terhadap penyakit yang diakibatkan kekurangan vitamin A.
Peningkatan kemampuan Kader Posyandu
Peningkatan kemampuan Kader Posyandu yang membutuhkan dana sebesar Rp. 804.783.500.- Ada tiga kegiatan dari dana sebesar ini yaitu Penyegaran Kader Posyandu, Insentif kader posyandu dan taman posyandu, dan pengadaan KMS (Kartu Menujuh Sehat). Dari tiga kegiatan ini dana sebagian besar digunakan untuk insentif kader yaitu sebesar Rp.25.000 per 24.000 kader perbulannya. Sebenarnya konsep awal pemberian insentif kader posyandu ini adalah Insentif Posyandu (bukan insentif kader) dimana keluarannya adalah setiap posyandu mempunyai dana abadi sebesar Rp.2.000.000.- (Baca : Dua Juta Rupiah), hanya sekali diberikan dalam lima tahun yang akan dipergunakan berbagai permodalan aktifitas posyandu ——– Usaha Perbaikan Gizi Keluarga——– yang keuntungannya dapat dipakai sebagai insentif kadernya. Insentif Posyandu ini hanya dilaksanakan tiga tahun yaitu ditahun 2002-2004, ditahun 2005 sampai sekarang telah diberlakukan insentif kader, rata dana yang dikeluarkan setiap tahunnya adalah Rp. 450.000.000.- Jadi sekarang sudah lima tahun pelaksanaannnya dana yang telah dikeluarkan sebesar Rp. 2.250.000.000.- (baca : 2.25 Milyar Rupiah). Padahal dengan konsep Insentif Posyandu dengan pemberian 2 juta per 450 posyandu yang ada dana yang dikeluarkan hanya sebesar Rp. 900.000.000.- Jadi kembali kepada pertanyaan “apakah secara tehnis Anggaran insentif Posyandu ini wajar? Jawabannya adalah tidak wajar.
Monev dan Pelaporan Program
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Serta Pelaporan Program Gizi. Dana yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 39.434.000.- Ada tiga bentuk kegiatan ini yaitu Pertemuan PWS (Pemantau Wilayah Setempat), Pertemuan Singkronisasi Program Dan Pertemuan Dessiminasi Informasi Program. Ketiga kegiatan ini secara tehnis wajar-wajar saja masalahnya kemampuan pengelolaan atau pengorganisasian tidak dilakukan dengan baik maka hasilnya hanyalah telah melaksanakan kegiatan tampa dapat mengatasi masalah-masalah perbaikan gizi masyarakat.
Kesimpulannya dengan menjawab “Apakah secara tehnis anggaran program gizi masyarakat pada SKPD-Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar telah layak? Jawabnya adalah Dari segi besarnya anggaran telah layak, namun dari tehnis pelaksanaannnya masih sangat lemah tidak bisa mengatasi permasalahan yang seharusnya dapat diatasi dalam setahun atau tepatnya pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat setiap tahunnya, secara tehnis tidak bisa dikendalilan dengan baik dan benar, selalu saja berada dalam kategori bermasalah.
Baca juga tulisan terkait :
- Masalah Gizi Buruk dan Tanda-Tanda Klinisnya
- Mendeteksi Gizi Buruk dengan Berat Badan Ideal Anak Balita
- Investigasi dan Intervensi Gizi Buruk
- Pendidikan-Penyuluhan Gizi dan Kesehatan
- Apakah Berat Badan Balita BGM-KMS adalah Gizi Buruk?
- Laporan Status Gizi dan Pemantauan Pertumbuhan Balita.
- Apakah Masalah Gizi Itu ?
- Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi
- MITOS GIZI BURUK yang dibuat oleh Petugas Kesehatan
- Pola Pertumbuhan Berat Badan Ideal Balita
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Your Comments to My Posts