Nafsu Makan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Juli 15, 2011 3 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat.@arali2008— Berbicara tentang nafsu makan hal terpenting yang harus diperhatikan adalah jangan sampai sinyal makan atau sinyal lapar yang dikeluarkan otak, yang menunjukkan seseorang harus makan, tidak sampai mempengaruhi orang tersebut—–terutama anak-anak——– bersegera untuk makan atau diberi makan, demikian sebaliknya sinyal kenyang yang muncul, seharusnya membuat seseorang ——-terutama untuk orang dewasa——- berhenti makan tetapi yang bersangkutan terus makan dengan pola yang tidak teratur.
Persoalan nafsu makan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya inilah yang menjadi fokus dalam tulisan ini, Pertama, masalah ibu-ibu ketika memberikan makan kepada anak-anaknya yang kesulitan makan untuk meningkatkan berat badan anaknya yang tidak naik, dan Kedua; masalah bagi orang dewasa ketika mengalami kesulitan dalam mengendalikan berat badan agar selalu berada dalam posisi ideal.
Dari persoalan ini penulis mencoba menulis topik tentang nafsu makan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dikutip dari berbagai sumber dan disederhanakan agar sesuai dengan pemahaman pembaca dari berbagai kalangan terutama keluarga yang mempunyai anggota keluarga bermasalah dengan nafsu makannya.
Nafsu makan dalam tinjauan gizi seimbang, dapat dikatakan baik dan dan dapat juga dapat dikatakan tidak baik, bila nafsu makan dikatakan baik maka proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama keseimbangan energi akan berjalan maksimal. Namun jika nafsu makan dikatakan tidak baik, ada dua hal kemungkinan akan terjadi, pertama ; nafsu makan yang berlebihan (rakus) dan yang kedua ; adalah nafsu makan berkurang atau hilang.
Nafsu makan yang berlebihan (terlihat rakus) artinya intake makanan akan melebihi kebutuhan tubuh akibatnya adalah peningkatan berat badan yang tidak dikehendaki dan beberapa akibat lainnya. Sebaliknya nafsu makan berkurang/hilang akan mengakibatkan penurunan berat badan yang tidak dikehendaki dan beberapa akibat lainnya, kemungkinan kedua ini sering dikatakan sebagai kesulitan makan (Picky Eaters) yang mana penyebabnya sangat dipengaruhi oleh gangguan proses makan (fisiologis) dan pengaruh psikologis.
Gangguan proses makan —tidak mau makan atau menolak makan —— merupakan gangguan konsumsi makan atau minum dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis, mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu. Jadi gangguan dalam proses makan itu sendiri adalah gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh seseorang.
Sedangkan pengaruh psikologis berhubungan dengan perilaku makan yang kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, social dan mental yang dapat dikendalikan secara sadar misalnya kebiasaan makan dalam sehari, makan karena kelezatan makanan yang disajikan dengan meningkatkan selera, kondisi stress, cemas dan depresi yang dengan mudah mengubah pola makan.
Sebenarnya nafsu makan itu berhubungan dengan sinyal syaraf yang mempengaruhi Hormon dan enzim ketika lambung kosong atau terisi. Nafsu Makan juga dapat terjadi pada tingkat sensor selera pada lidah termasuk lambung dan adanya sinyal lapar dari otak.
Proses dimulai ketika syaraf pada lambung dan usus dimana otak menerima informasi isi pencernaan dari lambung dan usus dan metabolisme zat-zat makanan dari hati, termasuk adanya peningkatan kosentrasi glukosa setelah makan menyebabkan adanya rangsangan dari sekitar lambung dan usus ke beberapa jaringan syaraf, informasi rangsang ini kemudian diteruskan ke hipothalamus yang berada di otak
Ada dua daerah sinyal syaraf di hipothamus (otak) yang berperan dalam nafsu makan (respon makan) yaitu daerah yang disebut dengan pusat kenyang (satiety sistem) dan daerah yang disebut dengan pusat lapar atau pusat makan (feeding sistem).
Beberapa ahli kedokteran dan kesehatan tentang nafsu makan menjelaskan, ada beberapa input sinyal yang berperan dalam pengaturan dua daerah nafsu makan (respon makan) tersebut dan akan menghasilkan perilaku makan yang sesuai kebutuhan tubuh Input-input sinyal tersebut diantaranya, Kader Leptin, Ghrelin, Distensi Gastrointesyinal, Sekresi Colecistokinin dan tingkat pemakain glukosa dan sekresin insulin. Masing-masing dapat dijelas sebagai berikut :
Kadar Leptin
Leptin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel di jaringan adiposa (jaringan lemak). Kadar leptin meningkat sebanding dengan banyaknya simpanan lemak trigeliserida di jaringan lemak. Semakin banyak cadangan lemak semakin banyak leptin yang disekresi, keberadaan leptin ini akan menyebabkan penekanan keinginan untuk makan. Semakin banyak kadar leptin maka keinginan makan semakin berkurang, sebaliknya semakin sedikit kadar leptin maka keinginan makan semakin besar. Fungsi utama hormon ini adalah kontrol makan terutama menyangkut gangguan makan terutama kegemukan.
Kadar Ghrelin
Ghrelin merupakan stimulant nafsu makan, terbanyak di produksi di lambung, ghrelin mampu menyebabkan peningkatan asupan makanan dan mengurangi pemakaian cadangan lemak. Grelin berfungsi juga sebagai stimulan sekresi hormon pertumbuhan (Growth Hormone), pemasukan makanan dan penambahan berat badan. Sekresi ghrelin meningkat pada kondisi keseimbangan energy negative misalnya kelaparan, anoreksia nervosa dan lain-lain. Dan sebaliknya kadar Ghrelin menurun pada kondisi keseimbangan energy positif seperti setelah makan, hiperglikemia dan obesitas.
Distensi Gastrointestinal
Ketika lambung dan usus terisi oleh makanan maka syaraf-syaraf yang berada di lambung dan usus akan terangsang, sinyal rangsangan syaraf tersebut di bawah ke inti syaraf pencernaan, nantinya akan disampaikan ke pusat pengaturan nafsu makan di otak (Hipothalamus). Ada dua sinyal balik yang akan di keluarkan oleh otal yaitu sinyal kenyang dan sinyal lapar. Dalam keadaan Distensi Gastrointestinal atau ketika lambung dan usus terisi, maka otak akan mengeluarkan sinyal kenyang, sebaliknya jika lambung dan usus dalam keadaan kosong, maka otak akan mengeluarkan sinyal lapar atau sinyal makan.
Sekresi Colecistokinin (CCK)
Sekresi Colecistokinin (CCK) adalah sekresi hormon dari mukosa dinding usus (duodenum) pada saat pencernaan makanan yang mengandung lemak. Adanya sekresi Colecistokinin menunjukkan sinyal kenyang. CCK juga dapat menyebabkan peningkatan hormon serotonin di hypothalamus. Serotonin adalah hormon yang berhubungan dengan perasaan tenang (nyaman), dalam hal makan akan mendukung perasaan nyaman setelah makan.
Tingkat pemakaian glukosa dan sekresi insulin
Adanya insulin akan menurunkan kadar glukosa darah menyebabkan beraktifnya syaraf yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk makan. Artinya glukosa darah tersedia ketika sedang diserap dari saluran pencernaan maka akan muncul rasa kenyang, sebaliknya setelah selesai penyerapan terjadi penurunan penggunaan glukosa oleh sel yang membangkitkan rasa lapar.
Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa faktor yang mempengaruhi nafsu makan dan berpengaruh pada perilaku makan seseorang yaitu
- Keadaan sinyal syaraf yang berhubungan dengan hormon dan enzim ketika lambung kosong atau terisi, harus dalam keadaan berfungsi dengan baik.
- Banyak sedikitnya hormon (Leptin, Ghrelin, Insulin dan Colecistokinin) dan keadaan sel-sel jaringan sekresinya tidak dalam keadaan rusak
- Distensi Gastrointestinal atau proses pengisian makanan dari mulut ke lambung dan usus berjalan dengan normal dan wajar secara fisiologis.
- Psikologis dan lingkungan berhubungan dengan perilaku makan yang kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, social dan mental yang dapat dikendalikan secara sadar.
- Gangguan pada proses makan yaitu gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh seseorang.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dari nafsu makan adalah jangan sampai sinyal makan atau sinyal lapar yang dikeluarkan otak menunjukkan seseorang harus makan tidak sampai mempengaruhi orang tersebut bersegera untuk makan, demikian sebaliknya sinyal kenyang yang muncul, seharusnya membuat seseorang berhenti makan tetapi yang bersangkutan terus makan dengan pola yang tidak teratur.
Berikut ini beberapa pengaturan perilaku makan yang dapat mempengaturuhi nafsu makan agar sesuai dengan proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama keseimbangan energi yang terjadi dalam tubuh :
- Penganturan Pola Makan yaitu dengan makan yang teratur, ketika lapar segera makan dan ketika kenyang segera berhenti.
- Tingkat Pengosongan lambung dan usus, yaitu jangan biarkan lambung dan usus tidak terisi dalam jangka waktu tertentu, Makan serat dan tersimpan lama di lambung hanya untuk orang-orang yang mempunyai kelebihan berat badan.
- Tingkat Kekenyangan yaitu dengan memperhatikan keseimbangan jenis makanan (Gizi Seimbang), makanan berlemak yang enak/lezat normalnya diberikan seimbang dengan jenis makanan lainnya.
- Memperhatikan atau memperbaiki keadaan (gangguan) nafsu makan yaitu akibat dari gangguan saluran cerna, penyakit infeksi akut atau kronis (TBC, cacing, dll), alergi makanan, intoleransi makanan, stress dan sebaginya.
- Apakah Masalah Gizi Itu ?
- Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi
- Prevalensi Kecacingan Anak SD di Polewali Mandar Kembali Tinggi
- Mitos dan Kesehatan Masyarakat di Polewali Mandar
- Apakah Berat Badan Balita BGM-KMS adalah Gizi Buruk?
- Kebutuhan Gizi Embrio dan Paradigma Baru Perbaikan Gizi Masyarakat
- Menghitung Kebutuhan (Gizi) Air
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Hallo,,,nma sya lulu sya punya ank dah lahir nya prematur bb nya hnya 1,8 dan skrang dia brumur 22bln bb nya hanya 7kg,,, ank sya aktif Banget jrang sakit,,apa kah itu normal apa tidak ya mohon bntuan nya
@arali2008 menjawab
Setiap anak memiliki pola pertumbuhan berat badan sendiri. Anak ibu memang lahir dengan prematur tapi pertumbuhan berat dari mulai lahir 70an % dari kebanyakan anak seusianya sampai dengan usia 22 bulan masih terus berada sesuai pola si anak 7 kg dan perkembangan aktifitas aktif dan tidak sakit. Ini menunjukan kenormakan sesuai dengan pola tumbuh kembangnya. Jaga terus prinsip anak sehat bertambah umur sesuai dengan polanya masing-masing.dengan asupan makanan bergizi dan pola asuh, asah dan kasih sayang keluarganya
assalamualaikum, saya dokter anak, berencana menulis “penyakit-penyakit yang dapat menurunkan nafsu makan”.saya baru saja membaca tulisan saudara, terima kasih
selamat malam, saya ingin tanya, apakah boleh saya minta reverensi teori tentang selera makan / nafsu makan? trimakasih.