Keterampilan Fasilitasi Bagi Petugas Kesehatan Masyarakat

Polewali Mandar Sulawesi Barat. @arali2008.– Tulisan ini merupakan salah materi yang dilakukan penulis ketika  melakukan pelatihan dan pendidikan bagi petugas Puskemas atau petugas yang bekerja di Puskemas dengan layanan kesehatan masyarakat, yaitu keterampilan fasilitasi untuk petugas dimana mereka bekerja di lingkungan masyarakat  yang terpusat di Puskesmas.

Sudah pasti ! Yang diharapkan dalam suatu pelatihan dan pendidikan  bagi Petugas Kesehatan masyarakat adalah perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Khusus untuk perubahan keterampilan  sangat di pengaruhi  oleh keterampilan fasilitasi. Berikut penjelasan keterampilan fasilitasi bagi Petugas Kesehatan Masyarakat.

Ada 5 keterampilan yang harus  di miliki oleh Petugas Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, kelima keterampilan tersebut adalah

  1. Memerankan  Peran dan sikap Petugas
  2. Melakukan  Komunikasi
  3. Menggunakan Alat Bantu Belajar
  4. Melakukan kegiatan dengan Kerja Sama
  5. Menggunakan Metode belajar

Penulis sebagaimana pada fasilitasi pelatihan dan pendidikan petugas kesehatan masyarakat, masing-masing dari 5 keterampilan fasilitasi  akan dituangkan dalam uraian dibawah ini.

Peran dan Sikap Petugas

Petugas Kesehatan Masyarakat yang penulis katakan sebagai petugas Petugas Puskesmas adalah Tenaga Kesehatan yang bekerja secara fungsional dalam menggerakan, memberdayakan membimbing dan melakukan pendampingan kepada masyarakat diwilayah kerjanya, kesemuanya dibutuhkan Peran dan sikap yang BAIK pada masyarakat yang akan mereka layani. Ada 4 Peran dalam  masyarakat yaitu:

  1. Pendamping dan pengarah dalam  pelayanan sasaran kesehatan masyarakat
  2. Penghubung masyarakat pada pemberi pelayanan kesehatan
  3. Menjadi contoh dan motivator dalam kegiatan  kesehatan masyarakat
  4. Menjaga kelangsungan kegiatan program kesehatan masyarakat

Jadi kalau diperhatikan  para petugas kesehatan masyarakat mempunyai peran yang sangat krusial, dapat dikatakan sebagai pelopor pembangunan masyarakat khususnya pembangunan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas  atau Kecamatan.

Karena peran yang sangat krusial ini, para petugas kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai Pelopor/pelaku pembangunan masyarakat. Sebagai pelopor atau pelaku pembangunan masyarakat di wilayahnya, berarti Petugas telah ikut serta dalam pembangunan. Setiap kelompok masyarakat misalnya keluarga balita  yang di pelopori  oleh petugas kesehatan masyarakat untuk ikut serta di Posyandu berarti MASYARAKAT telah diarahkan untuk ikut BERPARTISIPASI. Namun semua ini bisa terjadi jikalau petugas mempunyai sikap  yang baik kepada masyarakatnya. Sikap petugas yang baik di masyarakat  diantaranya  mempunyai sikap baik terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai sumber pembelajaran akan pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan pelayanan kesehatana masyarakat.

Untuk itu seorang petugas harus bersikap: “Semua orang mempunyai pengetahuan, Semua orang sebagai sumber belajar, Semua orang memiliki kemampuan untuk belajar dan berkembang, warga belajar yang dilayani tidak boleh dipaksa untuk belajar dan kelompok merupakan forum belajar terbaik.”

Namun sikap-sikap baik ini belum tentu juga sesuai dengan sikap petugas yang sebenarnya, untuk itu  dalam suatu fasilitasi petugas misalnya pada pelatihan petugas dapat dibuka sessi Brainstorming Tugas tentang sikap petugas  kesehatan masyarakat yang baik.

Brainstorming ini dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut Setiap peserta akan diberi kesempatan memberikan pendapat tentang : Bagaimanakah SIKAP PETUGAS KESEHATAN  YANG BAIK ? Setiap jawaban dari peserta akan di CATAT dan tidak bisa disalahkan, tetapi hanya bisa MENDUKUNG dan MELENGKAPI.

Biasanya hasil dari brainstorming, sikap petugas kesehatan masyarakat  yang  baik berupa : bersikap sabar, mendengarkan dan tidak mendominasi, menghargai dan rendah hati, mau belajar, bersikap sederajat dan akrab, tidak mengurui, tidak memihak, menilai dan mengeritik, bersikap terbuka, bersikap positif dan lain-lain. Semua sikap-sikap yang baik ini akan terlihat dengan baik ketika setiap petugas  dapat melakukan komunikasi.

Melakukan Komunikasi

Seorang petugas kesehatan masyarakat banyak menggunakan waktunya untuk melakukan  berbagai kegiatan komunikasi dalam berbagai kondisi, dimulai dari : Diri sendiri /bekerja sendiri, kelompok masyarakat  (sasaran  dari program kesehatan), Orang tua anak, Keluarga anak, Masyarakat. Dan semua orang yang terkait dengan kegiatan di masyarakat.  Kesemua sasaran ini dibutuhkan komunikasi dalam pengambilan keputusan, penyebarluasan hasil kegiatan, dan lain-lain sebagainya.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain atau sebaliknya. Komunikasi adalah pertukaran lambang dari satu pihak kepada pihak lain atau sebaliknya. Konsep ini digunakan untuk bertukar informasi dan opini serta mengekspresikannyamelalui berbagai emosi dan tindakan.

Sifat atau karakteristik komunikasi yang dapat digunakan oleh  Petugas kesehatan masyarakat adalah

  1. Komunikasi lisan (bertatap muka langsung dan melalui media)
  2. Komunikasi tertulis (komunikasi dalam bentuk tulisan atau lambang)
  3. Komunikasi Visual (Komunikasi dengan menggunakan media  contoh poster)

Ditinjau dari kepentingan Petugas kesehatan masyarakat, komunikasi mempunyai fungsi: menginformasikan kegiatan, menumbuhkan minat masyarakat atau kelompok masyarakat, memperlancar koordinasi kerja, membuat jaringan kerja, menyebarluaskan hasil kegiatan, merubah perilaku dan sebagainya. Fungsi komunikasi ini akan semakin baik jika petugas juga dilengkapi dengan penggunaan alat bantu belajar.

Alat Bantu Belajar

Alat Bantu Belajar (ABB) biasanya menggunakan prinsip ;  ”Saya mendengar maka saya lupa, Saya melihat maka saya ingat dan  Saya melakukan maka saya faham”. Semakin banyak indra yang digunakan dalam fasilitasi maka tingkat efektifitas pemahaman pesan akan dapat lebih optimal.  Alat Bantu Belajar mempunyai beberapa jenis diantaranya :

  1. Benda Alami Contohnya sayur-sayuran, buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, Hewan, alat dan bahan alami dan lain-lain.  Keuntungan dari Alat Bantu  Belajar dalam bentuk Benda Alami adalah ukuran serta bentuk sesuai, peserta bisa lebih memahami karena berhadapan dengan bendah sesungguhnya. Sementara itu Kerugiannya adalah adakalanya benda tersebut ukurannya lebih besar/kecil dan sifatnya berlainan
  2. Alat Bantu Benda Tiruan dengan contoh  benda-benda imitasi yang terbuat dari plastik, kayu, kertas maupun bahan-bahan yang ada disekitar. Keuntungannya adalah   Bentuk serta ukurannya dapat disesuaikan. Dan kerugiannya adalah palsu,  mahluk hidup jadi tidak hidup, ukurannya tidak sesuai dengan aslinya, warna tidak sama persis
  3. Alat Bantuan lainya berupa Gambar atau benda lain yang dibuat atau dipertunjukkan tampa pertolongan alat optik Contoh Foto, Gambar, Poster, buku dan lain-lain. Keuntungannya adalah   Praktis, mudah dibuat, mudah dibawa, mudah digunakan. Dan Kerugian  Perlu penjelasan lebih lengkap
  4. Gambar atau benda lain yang dibuat atau dipertunjukkan dengan pertolongan alat optik Contoh Film, Video, Transparancis, Slide. Keuntungannya Praktis, mudah dibuat, mudah dibawa, mudah digunakan. Dan Kerugiannya, perlu penjelasan lebih lengkap

Penggunaan Alat Bantu Belajar (ABB) alami dan benda tiruan efektif digunakan untuk melatih dan suluh, peserta < 20 orang, baik untuk kegiatan praktek. ABB tampa atau dengan alat optik digunakan untuk melatih atau penyuluhan > 20 orang.  INGAT !  ABB hanyalah merupakan alat bantu, setengah dari tujuan fasilitasi dapat terwujud.

Pedoman penggunaan media ABB harus : mudah didapat, sesuai dengan pemahaman masyarakat, dipilih media yang dikuasai, baik isi maupun cara menggunakannya, media disesuaikan dengan tujuan belajar yang akan dicapai, media hanya sebagai alat bantu,bukan tujuan, menghubungkan isi media dengan kenyataan di masyarakat. Dan Penggambungan media dapat digunakan ( 2 atau lebih ) asal saling membantu dalam menjelaskan.

Untuk memahami dengan baik dan benar mengenai Alat Bantu Belajar ini dapat dilakukan diskusi  pada salah satu sessi acara pelatihan dengan tahapan: Peserta dibagi 2 kelompok, Masing-masing kelompok mengambil alat dan bahan dalam pelayanan kesehatan masyarakat, dicatat jenis dan namanya, Kemudian tulis Kegunaan, kelebihan dan kelemahannya. Presentasekan.

Kerja Sama

Yang dimaksud  dengan kerja sama adalah proses kegiatan yang melibatkan lebih dari satu orang atau satu kelompok dimana masing-masing pihak berperan sesuai keahlian dan aturan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati —- Ingat! bedahkan dengan sama-sama kerja—— orang yang sama-sama kerja tidak mempunyai hubungan dan tujuan yang jelas antar satu orang dengan orang lainnya, sebagaimana yang  ditemukan pada orang-orang yang bekerja sama.

Syarat Kerja Sama adalah Adanya TUJUAN yang sudah ditetapkan bersama oleh semua pihak yang terlibat, Adanya pengaturan dan Pembagian Tugas yang jelas untuk semua pihak yang terlibat, Adanya Koordinasi, Bekerja sambil Memperhatikan dan menolong pihak lain, Dan Semua pihak yang terlibat merasakan manfaatnya.

Keuntungan kerja sama adalah memperingan tugas  yang harus dipikul oleh masing-masing pihak. Dengan dana,tenaga, pikiran dan waktu yang tersedia, dapat menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Menumbuhkan rasa memiliki kepada masyarakat lebih luas (pihak yang terlibat). Lebih memberikan kemungkinan kepada seluru pihak untuk mengembangkan kemampuan dirinya. Dan memperkuat pengakuan terhadap keberadaan hasil kerja sama. Namun demikian keuntungan kerja sama in sangat dipengaruhi factor-faktor pendukung dan factor-faktor penghambat.

Faktor mendukung kerja sama

  1. Sadar dan mengakui kemampuan semua pihak yang terlibat
  2. Mengerti dan memahami masalah yang akan dihadapi
  3. Saling berkomunikasi untuk memperluas wawasan dan kemampuan.
  4. Memiliki kepekaan terhadap semua pihak dengan meminta sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan
  5. Memberi sesuai dengan kemampuan seperti yang dirasakan pihak lain
  6. Mengerti kesulitan pihak lain
  7. Perlu ada pengaturan, yaitu koordinasi yang mantap

Faktor penghambat kerja sama

  1. Ada pihak yang selalu bersikap menyerahkan pekerjaan kepada pihak lain dan tidak bersedia bertanggung jawab terhadap penyelesaiannya
  2. Ada pihak yang bersedia menampung semua pekerjaan, meskipun jelas-jelas tidak mampu mengerjakannya
  3. Tidak bersedia memberi sebagian kemampuan untuk membantupihak lain
  4. Lekas puas dengan hasil pekerjaan sendiri, sehingga tidak memperlihatkan dan tidak menaruh perhatian kepada pihak lain
  5. Hanya bersedia memberi sesuatu yang dirasa tidak lagi diperlukan
  6. Tidak bersedia memberi bantuan sesuai kebutuhan dan masalah yang dihadapi
  7. Menutup diri dan tidak mengundang pihak lain yang dapat memberi bantuan
  8. Tidak bersedia berkorban

Metode Belajar

Penggunaan metode belajar mempunyai tujuan ntuk memberikan kesempatan seluas mungkin pada peserta agar dapat bereksplorasi dan mengali potensi. Keberhasilan fasilitasi banyak dipengaruhi oleh ketetapan dan keterampilan menggunakan metode belajar. Metode Belajar ini digolongkan/jenis diantaranya :

  1. Metode penyajian :  Ceramah, siaran tv, demontrasi, pementasan dan lain-lain
  2. Diskusi : Diskusi kelas, diskusi kasus, diskusi kelompok, brainstorming dan lain-lain
  3. Simulasi : Bermain peran, pemecahan masalah kritis, studi kasus.

Penentuan metode belajar dimulai dari Tujuan yang akan dicapai  berupa Penggunaan alat (metode latihan), Penjelasan konsep (metode ceramah) dan Perilaku baik-buruk (metode bermain peran). Kemudian Kemampuan fasilitator (menggunakan metode), Penjelasan fasilitator. Jumlah peserta, Alat belajar yang tersedia  dan situasi

Berikut ini berbagai macam metode belajar  yang dapat dipilih :

Ceramah. Kekuatannya adalah Menyajikan fakta secara langsung dengan cara yang logis. Merangsang pemikiran untuk diskusi. Dan bergunauntuk kelompok besar. Keterbatasan  dari ceramah adalah Penyaji tidak selalu guru yang baik, Peserta pasif, Hasil pembelajaran sulit diukur  dan Komunikasi satu arah. Persiapannya sangat diperlukan pengantar dan rangkuman yang jelas, Supaya efektif diperlukan batas waktu dan isi. Sebaiknya disiapkan contoh dan anekdot.

Brainstorming. Kekuatannya adalah Mendengarkan proses berpikir kreatif untuk ide-ide baru. Mendorong partisipasi penuh sebab semua ide dicatat. Mendapat pengetahuan dan pengalaman peserta . Dapat terbangun semangat kebersamaan. Dan satu ide dapat mendukung dan melengkapi ide lain.  Keterbatasan  dari brainstorming adalah dapat tidak fokus, jika tidak difasilitasi dengan baik. Persiapannya adalah Fasilitator menyeleksi isu, Harus memiliki beberapa isu, jika kelompok memerlukan rangsangan.

Umpan Balik. Kekuatannya adalah Memberikan kesempatan peserta untuk merefleksikan pengalamannya. Setiap kelompok/induvidu bertanggung jawab dalam proses. Keterbatasannya selalu saja ada beberapa orang bisa mendominasi jika metode yang digunakan tidak tepat. Persiapannya ; Fasilitator menyiapkan pertanyaan untuk pancingan umpan balik.

Role Playing. Kekuatannya adalah Memperkenalkan masalah secara dramatis. Dapat mengeksplorasi solusi. Dapat mempraktekan beragam keterampilan. Keterbatasannya  adalah Tidak tepat untuk kelompok besar  dan Mungkin ada yang merasa tersinggung. Persiapannya adalah Fasilitator harus menjelaskan masalah dan peran secara jelas, Fasilitator harus memberikan instruksi secara jelas.

Video Tapes. Kekuatannya adalah Dapat menarik perhatian terhadap isi pengajaran dan mengangkat isu, Perhatian peserta terjaga, Kelihatan professional, Merangsang diskusi. Keterbatasannya adalah Hanya efektif jika dilanjutkan diskusi  dan Mungkin tidak melibatkan partisipasi secara penuh. Persiapan  yang dilakukan adalah Mempersiapkan peralatan Audio Visual (AV)  dan Fasilitator menyiapkan pertanyaan untuk diskusi setetah tayangan.

Tentang keterampilan fasilitasi bagi petugas Kesehatan Masyarakat  atau Dimulai dari sikap yang baik, dapat berkomunikasi, menggunakan alat bantu belajar, dapat bekerja sama dan selalu menggunakan metode yang tepat. Adalah salah satu materi yang diajarkan penulis —- memberikan materi ——– ketika  melakukan pelatihan dan pendidikan kepada petugas Puskesmas sebagai petugas Kesehatan masyarakat, sebagai petugas dimana mereka bekerja di masyarakat  yang terpusat di Puskesmas, harus memiliki keterampilan yang layak disamping sikap dan pengetahuan dasar tentang kesehatan masyarakat dimana mereka berdomisili.

Baca juga tulisan terkait

  1. Pengertian Ilmu Kesehatan Keluarga dan Penerapan Pendidikan Gizi
  2. Pendidikan-Penyuluhan Gizi dan Kesehatan
  3. Pelayanan Posyandu di Kelompok PAUD, Tantangan dan Peluang
  4. Pelayanan Prima Mengutamakan Kebutuhan Klien
  5. Catatan Perkembangan Posyandu

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: