Pelayanan Posyandu di Kelompok PAUD, Tantangan dan Peluang

Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.— Anak  usia 0-6  tahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan melalui POS PAUD baru mencapai 17 % atau baru sekitar  6000an anak dari total 49.000 anak di Kabupaten Polewali Mandar. Adalah  Laporan yang dikeluarkan pengelola PAUD Dinas Pendidikan  Kabupaten Polewali Mandar, dalam acara Workshop Menggagas Pendidikan Anak Usia Dini Berkelanjutan di Kabupaten Polewali Mandar tanggal 19- 22 November 2010 di hotel Ratih Polewali.  Pada tulisan ini penulis tidak akan memberikan laporan  observasi proses workshopnya, tetapi penulis mencoba menyajikan satu materi yang kebetulan dibawahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar (dr, H Ayub Ali, MM), materi ini dibuat oleh penulis dan dipresentasekan oleh Sang Kepala Dinas Kesehatan, judul yang diberikan Panitia Workshop adalah Pelayanan Posyandu di Kelompok PAUD, Tantangan dan Peluang.

Membaca judul ini ada 4 sub pokok bahasan yang perlu diurai. Pertama : Pelayanan Posyandu atau “Apa Itu Posyandu?”. Kedua ; Kelompok PAUD, Penanggung Jawab Program PAUD adalah Dinas Pendidikan, sehingga dari sudut pandang kesehatan untuk dapat menguraikan dibuat dalam bentuk pertanyaan ‘Apakah Itu PAUD?. Ketiga ; adalah mengurai pelayanan apa saja yang ada di Kelompok PAUD atau kegiatan apa saja yang dapat saling diintegrasikan kedalam kedua Pos ini (Posyandu dan PAUD). Dan Keempat ; adalah pembahasan tentang Tantangan dan Peluangnya.

Apa itu Posyandu ?

Posyandu  yang merupakan singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu adalah salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk  dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan dasar di wilayah kerjanya. Tujuan akhir dari keberadaan Posyandu, diarahkan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi dengan cara meningkatkan status gizi dan kesehatannya. Penyelenggaranya adalah Kader Terlatih, dengan keanggotaannya berasal dari PKK, tokoh masyarakat, dan pemudi (Pemuda)

Sasaran pelayanan posyandu adalah seluruh masyarakat diwilayah kerjanya, utamanya Bayi, Anak Balita. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS). Dalam melaksanakan kegiatanya dilakukan sebulan sekali. Ada 5-6 Kegiatan pelayanan yang ada di Posyandu  setiap bulannya yaitu

  1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak berupa Pemeriksaan Kesehatan ibu hamil,  ibu nifas dan ibu menyusui, serta Pemeriksaan kesehatan Bayi dan balita.
  2. Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan Pasangan Usia Subur agar  keluarganya mempunyai perencanaan dalam  berketurunan melalui keikutsertaan dalam penggunaan alat dan bahan kontrasepsi (ALAKON) secara aktik (KB Aktif)
  3. Pelayanan Imunisasi berupa pemberina imunisasi  BCG, DPT/HB 123, Polio 123 dan Campak yang dimaksudkan untuk meningkatkan status kekebalan balita terhadap pernyakit yang mematikan.
  4. Pelayanan Gizi (UPGK) yang lebih dikenal dengan program pemantaun pertumbuhan berat badan balita yang menggunakan sistem lima meja (Pendaftaran, Penimbangan, Pencatatan Hasil Penimbangan, konseling dan Pembagian Paket Pertolongan Gizi). Hasilnya disamping dapat memberikan gambaran pertumbuhan balita secara induvidu juga dapat memberikan gambaran pertumbuhan balita pada tingkat wilayah, dapat digunakan sebagai indikator kerawanan pangan  ditingkat rumah tangga.
  5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
  6. Pengobatan kesehatan

Kegiatan-pelayanan di Posyandu ini, semua bersifat tehnis medis-kesehatan (dasar), artinya kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai penanggung jawab pembangunan kesehatan di wilayah kerja posyandu, hanyalah sebagai penanggung jawab teknis medis-kesehatan (dasar). Puskesmas itu sendiri adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten (kota) yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kecamatan.

Sebenarnya unsur utama Pembina Posyandu, secara kelembagaan di bina oleh Pemerintahan Desa / Kelurahan dengan dukungan berbagai  lintas sektoral  SKPD (Satuan Kerja Pemerintahan Daerah) dengan membentuk POKJA POSYANDU. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja (Kelompok Kerja) adalah sebagai satuan organisasi  yang mendapat binaan aspek organisasi, administratif, keuangan, dan kegiatan program serta kemitraan dari Pokja-Pokja  yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa dan dukungan SKPD.

Di Polewali Mandar sebelum era desentralisasi (otonomi daerah) POKJA telah terbentuk memalui SK Bupati. Dimana isi SK ini menyangkut setiap posyandu atau beberapa posyandu mendapat dukungan atau penanggung jawab dari SKPD untuk melakukan pembinaan pada  aspek organisasinya, administratif, keuangan, dan kegiatan Posyandu  serta jalinan kemitraan, selain dari kegiatan tehnis medis kesehatan (dasar) yang telah ditangani oleh sector kesehatan. Jadi pada prinsipnya Posyandu itu adalah UKBM /KSM/Lembaga kemasyarakatan  tingkat desa bergerak di bidang kesehatan, posisinya sebagai mitra kerja. Namun di sayangkan pada  saat desentralisasi kebijakan ini tidak dilanjutkan lagi. Posyandu pada saat sekarang hanya melaksanakan kegiatan tehnis medis kesehatan (dasar) saja.

Dalam perkembangannya, posyandu diera desentralisasi dikembangkan juga kegiatan taman posyandu yaitu Yaitu Kegiatan mingguan tambahan dari Hari “H” posyandu dengan ibu-ibu yang menunggu di luar, dengan mendiskusikan 9 pesan asuhan dini tumbuh kembang anak, serta deteksi dini tumbuh-kembang pada anak usia 2-5 tahun.

9 (sembilan) Pesan itu adalah

  1. Perawatan kehamilan, persalinan dan pascasalin
  2. Gizi anak dan keluarga
  3. Perawatan pada Anak Sehat
  4. Perawatan pada Anak Sakit
  5. Rumah yang Bersih dan Sehat
  6. Mencegah Kecelakaan di Rumah
  7. Benda Menarik untuk Bermain
  8. Bermain yang diawasi
  9. Menanamkan aturan dengan penjelasan pada anak

Dan deteksi dini tumbuh-kembang pada anak usia 2-5 tahun adalah

  1. Melatih gerakan kasar
  2. Melatih Gerakan halus
  3. Mengembangkan pengamatan
  4. Mengembangkan bicara aktif
  5. Mengembangkan sosialisasi
  6. Meningkatkan kemandirian dan disiplin.

Jadi posisi posyandu sampai dengan otonomi daerah adalah disamping berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar juga berfungsi sebagai taman posyandu, pemberi pendidikan gizi dan kesehatan pada keluarga melalui 9 pesannya dan pendidikan dini pada balitanya. Karena fungsi pendidikan (pembelajaran) bukan merupakan tanggung jawab dari sector kesehatan, melainkan  tanggung jawab dari sector pendidikan, maka kemudian Departemen Pendidikan memprogramkan Pendidikan Anak Usia Dini yang lebih dikenal dengan singkatan PAUD

Apakah PAUD Itu?

PAUD Adalah  Pendidikan Anak Usia Dini. Suatu program pendidikan (pembelajaran) untuk anak usia dini (sejak lahir – 6 tahun) yaitu suatu jenjang pendidikan sebelum masuk pada jenjang Pendidikan Dasar. PAUD itu adalah  pemberian rangsangan pendidikan atau pembelajaran dini pada anak untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani (fisik) dan rohani (spiritual) agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (formal, nonformal, dan informal). PAUD sendiri termasuk upaya pendidikan non formal yang bersumber masyarakat, yang prinsipnya sama dengan posyandu upaya kesehatan non formal yang bersumber masyarakat.

Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini lebih menitikberatkan pada peletakan dasar :

  1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kurang lebih sama dengan apa yang ada pada program taman posyandu yaitu gerakan halus dan gerakan kasar
  2. Kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), pada program taman posyandu dapat dilakukan melalui pengembangan pengamatan dan bicara aktif.
  3. Sosiol emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pada program taman posyandu masuk pada aspek pengembangan sosialisasi dan peningkatan kemandirian dan disiplin.

Kalau dicermati dengan baik antara pelayanan posyandu  plus taman posyandunya dan penyelenggaran PAUD terlihat mempunyai kesamaan dalam hal pendidikan dini usianya, hal ini tidak menjadi persoalan kalau kemudian unsur pendidikan yang ada di taman posyandu di selenggarakan oleh Kelompok PAUD, yang menjadi persoalan adalah kegiatan pelayanan yang ada di posyandu apa saja yang dapat dilaksanakan di kelompok PAUD.

Pelayanan Posyandu di Kelompok PAUD

Yang jelas kegiatan posyandu sangat berbeda dengan kegiatan PAUD. Posyandu lebih diarahkan pada peningkatan gizi dan kesehatan anak (balita) dan PAUD lebih diarahkan pada unsur pendidikan yaitu bagaimana seorang anak usia dini, seiring dengan perkembangan daya pikir, perasaan, keyakinan, dan sosialiasi, —— anak yang masih “DINI”——–, harus di didik untuk berpikir baik, berperasaan baik, berkeyakinan baik dan berperilaku dengan baik walaupun itu masih dalam skala yang sangat kecil.  Walaupun demikian pelayanan posyandu bukan berarti tidak bisa dilakukan di Kelompok PAUD. Pelayanan Posyandu bisa saja dilakukan di Kelompok PAUD, Karena Pelayanan kesehatan pada anak tidak dilakukan setiap hari, tetapi dilakukan dalam waktu-waktu tertentu, untuk anak normal dilakukan sebulan sekali, untuk anak-anak yang tidak normal biasanya dilakukan seminggu sekali, Bahkan untuk kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang  Anak (SDITKA) 4 kali dalam setahun untuk bayi,  6 bukan sekali untuk anak 1-2 tahun.  Sementara itu untuk kegiatan PAUD idealnya dilakukan setiap hari.

Pelayanan Posyandu  yang dapat dilakukan di Kelompok PAUD, sesuai dengan sasarannya adalah pelayanan gizi dan kesehatan bayi dan balita termasuk anak usia 5-6 tahun, sasaran pelayanan posyandu lainnya “tidak bisa” dilakukan di Kelompok PAUD, terutama yang berhubungan dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, WUS-PUS, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan (dasar).

Pelayanan gizi dan kesehatan bayi dan balita termasuk anak usia 5-6 tahun itu adalah

  1. Pemantauan Petumbuhan Berat Badan (anak sehat dan cerdas bertambah umur bertambah berat badan)
  2. Deteksi Dini dan Stimulasi Tumbuh Kembang Balita berupa Daya dengar, Daya lihat, psikologis, penentuan Status Gizi dan Kesehatan
  3. Pengenalan cita-rasa makanan melalui pemberian makanan tambahan
  4. Dan Pelayanan Gizi dan kesehatan anak lainnya misalnya pemberian vitamin A setiap 6 bulan sekali dan  pemberian Imunisasi

Dari uraian pelayanan ini, yang berhubungan dengan bayi dan balita saja termasuk anak usia 5-6 tahun  yang bisa dilakukan di kelompok PAUD. Permasalahannya hanya pada Kelompok PAUD, apakah bisa dibentuk di semua lokasi posyandu, ——- ada sekitar 500an (Baca : Lima Ratusan) Posyandu di Polewali Mandar—– atau sebaliknya posyandu dapat mendukung terbentuknya kelompok PAUD, yang cakupannya baru 17 % melayani anak dengan pendidikan dan kesehatannya, merupakan suatu tantangan dan sekaligus juga peluang untuk bisa mengintegrasikan kedua pos ini (Posyandu dan PAUD) menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dan menyeluruh (holistik) untuk peningkatan gizi, kesehatan dan pendidikan anak usia dini.

Tantangan

  1. Ilmu Perkembangan Otak (emosi dan kognisi) berkembang pesat. Ilmu ini untuk mengaplikasikannya tidak semudah membalikan tangan.
  2. Program Pemerintah masih terfokus pada keberlanjutan hidup (status kelangsungan hidup) dan kurang pada kualitas Anak (pendidikan dini usia)
  3. Anak usia dini (< 3 tahun) masih dalam pengasuhan orang tua atau keluarga
  4. Keluarga Miskin (karena adanya krisis ekonomi), kedua orangtua perlu bekerja. Pengasuhan di luar rumah menjadi kebutuhan.

Peluang

  1. Desentralisasi program pendidikan dan kesehatan
  2. Konsep yang jelas antara pelayanan posyandu dan penyelenggaraan PAUD
  3. Tenaga kesehatan yang sudah merata dan Tenaga Kader posyandu rata-rata 3 per posyandu, khusus untuk kader masalahnya adalah mereka tidak mempunyai dasar pendidikan guru.
  4. Semua dusun telah mempunyai posyandu
  5. Ada media yang siap digunakan
  6. Ada Dana Operasional terutama insentif kader posyandu maupun tendik
  7. Adanya Fasilitas Pengembangan SDM (Sumber Daya Dini) dini usia
  8. Solusi Terbaik untuk mempersiapkan SDM Dini Usia
  9. Solusi terbaik untuk mempersiapkan generasi muda penerus cita-cita bangsa

Kesimpulan

  1. Seiring dengan Pelayanan Gizi daan Kesehatan balita di Posyandu untuk peningkatan status gizi dan kesehatan yang optimal, seiring  itu juga muncul kemampuan anak untuk  Berpikir, Bersikap, Berkeyakinan Dan berperilaku
  2. Agar tidak salah mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) unggul maka anak harus DIDIK sejak DINI USIA untuk dapat  Berpikir dengan baik, Bersikap dengan baik, Berkeyakinan Dan berperilaku dengan baik dan benar.
  3. Kesemuanya hanya bisa dilakukan dengan mengintergrasikan kegiatan pelayanan gizi dan kesehatan anak POSYANDU dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tantangannya berat, namun demikian peluang terbuka lebar untuk mewujudkannya.

Camkan benar-benar kalimat berikut :

KECERDASAN  (Daya pikir dan cipta, cerdas emosi dan spritual) anak anda ditentukan  oleh KUAT dan BANYAKNYA
hubungan dan jaringan antar sel di dalam otak anak anda !

Disinilah pentingnya gizi-kesehatan  dan stimulasi  pendidikan yang diberikan

Disinilah pentingnya pengalaman pada SDM  DINI USIA.

Disinilah peran orangtua akan sangat menentukan.

PERBAIKAN GIZI-KESEHATAN dan STIMULASI PENDIDIKAN yang anda berikan kepada anak anda,  akan SANGAT menentukan apakah hubungan antar sel-sel otak anak akan diperkuat atau justru diputus dan dibuang.

Waktu TERPENTING dalam pertumbuhan dan perkembangan anak anda berjalan sangat cepat dan tidak akan pernah kembali lagi…….

It’s NOW or NEVER !

———————————————————————————–

Baca juga tulisan terkait

  1. Laporan Status Gizi dan Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu
  2. Stakeholder, istilah apakah itu ?
  3. Anak dan Hak Anak Memperoleh Pelayanan Kesehatan
  4. Catatan Perkembangan Posyandu
  5. Bedah Konsep Strategi RPJPM 2007-2012 Propinsi Sulawesi Barat

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

3 Responses to Pelayanan Posyandu di Kelompok PAUD, Tantangan dan Peluang

  1. inem ria says:

    Mohon diberikan info tentang artikel pelayanan pos paud terpadu

    arali2008 menjawab
    ada beberapa pedoman pelayanan pos PAUD terpadu yang selanjutnya disebut PAUD Integrasi Konprehensip yang telah disusun di Polewali Mandar khusus kesehatan telah saya publis di blog saya ini

  2. HANY MONOARFA says:

    makasih banyak pak…atas info2nya tentang epidemiologi dan info2 kesehatan lainnya…ditunggu postingan yang menarik lagi ttg kesehatan khususnya ttg epidemiologi…^_^

  3. I really appreciate your piece of work, Great post.

    arali2008 said
    thank you. your appreciate the my blog

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: