Gambaran Kesehatan Masyarakat Mamasa Prop. Sulawesi Barat

Polewali Mandar Sulawesi Barat.– Tulisan ini adalah catatan penulis tentang Gambaran Kesehatan Masyarakat Kabupaten Mamasa Propinsi Sulawesi Barat tahun 2008, yang empat tahun lalu telah resmi berpisah dengan Kabupaten Polewali Mandar (dulu Kab. Polewali Mamasa). Ditulis sebagai bahan perbandingan dengan gambaran pembangunan kesehatan yang di Kabupaten Polewali Mandar

Kabupaten Mamasa yang dulunya  sebagai  wilayah Kabupaten Polewali Mamasa pada tahun 2002 memisahkan  diri  dan dibentuk berdasarkan Undang – Undang No. 11 tahun 2002. Sebelum pisah terdiri dari 7 Kecamatan, pada tahun 2009 telah terdiri atas 15 kecamatan dengan 127 Desa,  39 Desa Persiapan 11 Kelurahan.  Kabupaten Mamasa  mempunyai luas Luas Wilayah sebesar  2984.90 Km. Memiliki jumlah Penduduk ± 124.433 jiwa. Batas – batas wilayah Kabupaten Mamasa yaitu  Sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamuju , sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Selatan, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Polman.

Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Obednego Depparinding dan wakilnya Ramlan Badawi, mempunyai VISI Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Mamasa yang madani dalam Ikatan Kondosapata Wai Sapelelean. Dengan empat strategi pembangunan. Pertama, Mewujudkan tata pemerintahan  yang baik atau biasa diistilahkan Good Governance. Kedua, Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Gerakan Pembangunan Berbasis Masyarakat (Gerbang Sismark). Ketiga, Mendorong berkembangnya dunia usaha dan para pelalku ekonomi. Keempat, Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan norma budaya dalam kehidupan bermasyarakat.

Keadaan penduduk

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk  dari tahun 2005-2008 mengalami peningkatan. Ketika Pisah degan Kabupaten Induknya,  secara total dengan Kabupaten Polewali Mamasa ( sekarang Polewali Mandar) yaitu pada tahun 2005 jumlah penduduk nya sebesar 121.027 jiwa.  Pada tahun 2006 berjumlah 122.340 jiwa, tahun 2007 berjumlah 123.382 jiwa, tahun 2008 berjumlah 124.433 jiwa.  Rata-rata penambahan penduduknya setiap tahunnya kurang  lebih 1.000 jiwa  pertahunnya

Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan Penduduk pada tahun 2008 dapat dilihat dari jumlah kematian  dan kesakitan  serta pelayanan kesehatan, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut.

Jumlah keseluruhan bayi yang lahir 1.645 bayi lahir, 11 diantaranya meninggal dunia (Lahir Mati), Jadi hanya sekitar 1.634 yang lahir hidup, 56 dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Dari Jumlah lahir hidup ini 25 meninggal dunia sebelum sampai usia 1 tahun (bayi) atau 15 per 1.000 kelahiran hidup. Masih dibawah  angka Nasional 40 per 1.000 kelahiran hidup.

Jumlah Penyakit TB Paru Positif 64 kasus, 100%  telah ditangani atau diobati 64, namun tingkat sembuh hanya mencapai 25 % atau hanya 16 orang dari keseluruhan kasus yang diobati. Seharusnya tingkat kesembuhan berada pada 85-100 %. Dan ini merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian lebih Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa.

Untuk penyakit malaria pada tahun 2008, Angka Prevalensinya 4.8 per 1.000 penduduk atau secara absolute Jumlah penderita Malaria Klinis ditemukan sebanyak 599 kasus , 100 % penderita dapat diobati 599. Angka prevalensi malaria ini kurang lebih sama dengan yang yang ditargetkan secara nasional yaitu 5 per 1.000 penduduk.

Jumlah penderita Pneumonia Balita 4.704, 100% balita yang ditangani dan diobati.  Dari keseluruhan balita (12.343 balita) yang ada di Kabupaten Mamasa  berarti ada 38 % yang menderita pneumonia. Demikian juga dengan jumlah penderita diare pada balita, jumlah kasus 3.749, 100% telah  ditangani 3.749. atau  namun demikian bial di presentasekan jumlah yang sakit ada sekitar 30% yang menderita diare  di Kabupaten Mamasa. Untuk gizi buruk ditemukan sebanyak 219 kasus atau 1.7 % dari  jumlah balita. Secara keseluruhan masalah pada anak balita masih merupakan masalah yang perlu mendapatkan prioritas karena anak disamping disamping sebagai penerus cita-cita bangsa juga anak  masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang perlu mendaapatkan perhatian yang serius agar  kelak besar tidak menjadi beban generasi  seumurnya.

Cakupan Pelayanan Kesehatan

Cakupan kunjungan Neonatus 1367, atau 49% dari sekitar 2.737   yang ditargetkan, atau telah mencapai 83,5% dari 1634  bayi yang lahir hidup. Sementara itu jumlah balita yang ditimbang untuk mengetahui pertumbuhan berat badan dari 10.176 terdaftar dan mempunyai KMS hanya sekitar 6.301  yang ditimbang (62%), yang Naik berat Badan sebanyak 2.615 balita atau sekitar 42%  dari balita yang ditimbang. Dan dari hasil penimbangan ditemukan ada 537 kasus yang BGM ( Bawah Garis Merah Pada KMS)

Data-data cakupana Pelayanan Kesehatan lainnya misalnya

  • Cakupan kunjungan Bumil K1 atau Kunjungan Pertama Selama Kehamilan didapatkan sebanyak 2.698 bumil atau sekitar 79%, Cakupan K1 ini tidak disertai dengan K4 yaitu kunjungan 4 kali selama kehamilan, masing-masing 1 kali pada smester pertama dan kedua dan dua kali pada smester  ketiga kehamilan  hanya mencapai 1.936 bumil atau sekitar 56,48% dari yang ditargetkan, dan selanjutnya cakupan persalinan tenaga kesehatan (Nakes) sebanyaj 1.634(49,86%) persalinan dan Pelayanan nifas sebanyak 1.420 (43,33%) ibu nifas.
  • Cakupan-cakupan lainnya adalah Jumlah PUS 10.330, KB Baru 1.498 (14,50%) akseptor, KB Aktif 7.995 (77,40%) akseptor. Cakupan UCI 28 (16%) desa/kelurahan dari 175 desa/kelurahan yang ada. Cakupan Imunisasi BCG 84,29%, DPT+ HB1 85%, DPT + HB3 83,48%, Polio 3 85 %, Campak 86 %. Dan Bumil yg mendapat tablet Fe1 78,70%, Fe3 48,22%

Sarana dan Tenaga Kesehatan

Kabupaten Mamasa sekarang  (tahun 2009) telah mempunyai  Rumha Sakit Umum 1 Rumah Sakit dan 1 Rumah Sakit Swasta ( Klinik Swasta),  Puskesmas sebanyak 15, Puskesmas Pembantu 76, Polindes 9 dan poskesdes 11 serta posyandu sebanyak 296 posyandu.

Tenaga kesehatan  yang mempunyai spesifikasi kesehatan  terdiri dari  15 orang tenaga medis, 11 tenaga kesehatan farmasi, 13 orang tenaga gizi, 6 orang tehnisi medis, 10 orang tenaga kesehatan sanitasi  dan 12 tenaga kesehatan masyarakat. Jumlah selueurhnya tenaga kesehatan dengan spesifikasi kesehatan berjumlah 243 orang.

Demikian beberapa catatan penulis tentang Gambaran Kesehatan Masyarakat Kabupaten Mamasa Propinsi SUlawesi Barat tahun 2008, yang empat tahun lalu telah resmi berpisah dengan Kabupaten Polewali Mandar (dulu Kab. Polewali Mamasa)

——————————————

arali2008

Opini dari Fakta Empiris

Seputar Masalah Epidemiologi  Gizi dan Kesehatan

di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

3 Responses to Gambaran Kesehatan Masyarakat Mamasa Prop. Sulawesi Barat

  1. Ronny says:

    selamat pagi….
    Saya Ronny ingin menanyakan, bolehkah saya minta alamat Dinas Kesehatan Kab. Mamasa dan nama Kepala DinKesnya?
    hal ini dikarenakan saya akan berkunjung kesana sekitar akhir juni…..
    trims 🙂

    @arali2008 menjawab
    Alamatnya Jalan kota Mamasa Kelurahan Mamasa Dinas Kesehatan Kab. Mamasa. Kepala Dinasnya : dr NICOLAS B. PULIO

  2. kristian says:

    dalam membuat perencanaan kesehatan saran saya untuk lebih mengembangkan perencanaan di bidang preventif jangan lebih banyak mengarah kepada kuratif.

    arali2008 menjawab
    sangat-sangat-sangat setujuh. Sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Istilah yang dulu dikenal dengan mengutamakan preventif dengan tidak mengabaikan kuratif, seperti yang anda katakan masih ada kecenderungan lebih mengarah ke kuratif. Pada kepres tersbut telah diganti dengan mengutamakan preventif bukan saja kuratif, jelas sudah ada pemisah antara preventif dan kuratif, serta tentunya pengembangan preventif lebih diintesifkan.

  3. teruskan visi dan misinya.
    go

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: