Kepedulian pada Persalinan Ibu Masih Sangat Rendah.

Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.– DTPS-MPS merupakan tim kabupaten pemecahan masalah terutama menjamin kehamilan yang aman dan bayi baru lahir, dibentuk untuk mengindentifikasi masalah-masalah kehamilan terutama persalinan non klinis, menyusun proposal, diimplementasikan dan mengevaluasi sampai dimana tujuan yang telah disusun dapat dicapai. Sehingga upaya-upaya yang telah dilakukan tim DTPS tidak akan berarti jika tidak ditindak lanjuti dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang telah disusun, misalnya saja Pertemuan rutin DTPS yang dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2009 sebagai pertemuan Triwulan Ke Empat tahun 2009. Tim DTPS-MPS Kab. Polewali Mandar, yang penulis juga sebagai anggota timnya, menyimpulkan; “kepedulian terhadap ibu hamil ketika mendekati persalinan masih sangat rendahnya”

Pertemuan yang dilaksanakan berkat kerja sama Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dengan Unicef bertempat di Ruang Pertemuan Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dengan tujuan mendapatkan gambaran pelaksanaan program DTPS-MPS yang terintegrasi dengan Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar yaitu gambaran status pelayanan kehamilan yang aman dan bayi baru lahir, status kesehatan dan status kelangsungan hidup yang dilihat dari jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Polewali Mandar.

Pertemuan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dr. H. Ayub Ali, MM. Dalam arahannya beliau mencoba menghubungkan keberadaan Bidan di Desa dan Kematian Ibu, dan beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Unicef dalam rangka menurunkan angka kematian ibu di Polewali Mandar.

Dr. Ayub mengatakan “periode September 2009, sekarang sudah ada 9 kematian ibu,  coba usahakan jangan ada lagi kematian dibulan Oktober sampai dengan akhir Desember 2009”. Lebih Lanjut dr. Ayub menjelaskan, data capaian sudah baik dalam pengertian system pencatatan dan pelaporan telah terolah dengan baik, sehingga semua kejadian pada ibu hamil dan bayi baru lahir dapat diketahui dengan cepat, apalagi dengan adanya kemitraan bidan dan dukun, dimana dukun dilarang untuk melakukan persalinan, tetapi harus dilaporkan kepada bidan, ini jelas sangat membantu dalam peningkatan kualitas pelayanan KIA. Masalahnya bidan bertambah lagi bebannya oleh karena fasilitas bidan mulai dari perumahan dan sarana dan prasarana yang ada harus disiapkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai bidan hanya tinggal di desa dengan rumah yang sangat sederhana, tidak cukup untuk dirinya apalagi untuk pelayanan kebidanan/persalianan, ini yang harus diperbaiki. Diungkap dengan jelas oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar.

Laporan dari Pengelola KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar menyebutkan bahwa Kematian ibu di Kabupaten Polewali Mandar yang terlaporkan sampai dengan tanggal 16 Oktober 2009 telah terjadi sebanyak 9 orang terdiri dari :

  1. Wilayah Puskesmas Binuang ditemukan sebanyak 1 ibu meninggal dengan penyebab Eklampsia
  2. Wilayah Puskesmas Massenga ditemukan sebanyak 1 ibu yang meninggal disebabkan oleh pendarahan
  3. Wilayah Puskesmas Wonomulyo ditemukan sebanyak 2 ibu yang meninggal, kedua ibu yang meninggal disebabkan karena pendarahan
  4. Wilayah Puskesmas Campalagian ditemukan sebanyak 1 ibu yang meninggal, disebabkan oleh pendarahan
  5. Wilayah Puskesmas Batupanga ditemukan kematian sebanyak 2 ibu, yang maisng-masing disebabkan oleh partus lama dan adanya penyakit bawaan
  6. Wilayah Puskesmas Tubbi Taramanu (Tutar) ditemukan 1 kematian ibu, disebabkan oleh pendarahan.
  7. Dan yang terakhir terjadi di wilayah Puskesmas Bulo 1 ibu meninggal dan disebabkan pendarahan.

Pendarahan masih merupakan kontribusi terbesar terhadap kematian ibu yaitu sebanyak 6 orang dari 9 Kematian ibu. Dan yang lebih mengkhawatirkan terjadi di lokasi kecamatan focus kerja sama dengan Unicef yaitu Binuang (1 ibu), Wonomulyo (2 ibu) dan Campalagian (1 ibu). Laporan Puskesmas juga masih ditemukan 84 Kejadian bayi lahir mati, dan 73 kematian neonatal dengan penyebab terbesar asfiksia, BBLR dan Kelainan bawaan janin.

Penyebab kematian ibu ini akan terlihat dengan jelas dari Data Pelayanan Kesehatan Maternal, pada periode September 2009 menunjukkan bahwa Kunjungan K1 telah mencapai 75,42% tidak sebanding dengan kunjungan K4 yang baru mencapai kisaran 57,33%, juga tidak sebanding dengan Deteksi Resiko Tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan yang hanya mencapai 11,64%. Dan tidak mengherankan jika kemudian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan) hanya mencapai 59%, kurang lebih sama dengan pelayanan K4, ibu hamil yang mengalami komplikasi dan nifas masing-masing hanya 60 % dan 53 % . Dan khusus untuk pelayanan Neonatus  hanya tercapai 58,6% dan resti neonatus hanya mencapai 27 %.

Dari data pelayanan Maternal tersebut jelas terlihat bahwa ibu-ibu hamil ketika mendekati persalinan pelayanan yang didapatkan dari tenaga kesehatan tidak menyeluruh, tidak merata dan tidak ada tindak lanjut. Tidak menyeluruh karena tidak semua ibu hamil mendapatkan pelayanan Tenaga Kesehatan. Tidak merata karena daerah tertentu, akses terhadap tenaga kesehatan tidak ditemukan. Dan tidak ada tindak lanjut karena kecenderungan penurunan cakupan tidak disertai dengan tindak lanjut baik tindak lanjut dari tenaga kesehatan juga tindak lanjut dari keluarga ibu hamil. Disini kepedulian terhadap ibu hamil ketika mendekati persalinan masih sangat rendahnya.

Jadi sebenarnya masalah sudah jelas, kurangnya tenaga bidan, luas wilayah dan peranan dukun serta anggaran yang kurang. Akibatnya kematian ibu terutama pendarahan tidak bisa dihindarkan karena terjadi beberapa saat sebelum dan sesudah ibu melahirkan baik ditolong bidan maupun ditolong oleh dukun.

Masalah dan penyebab seperti yang diuraikan diatas, kemudian didiskusikan oleh tim DTPS Kabupaten Polewali Mandar, disamping untuk mengenal lebih jauh progam-program kegiatan yang akan dilaksanakan juga untuk melatih kepekaaan setiap anggota begitu penting kepedulian dan keberpihakan serta data untuk bekerja dan berupaya untuk meningkatkan kualitas pekerjaan Pelayanan KIA terutama pertolongan dan pelayanan persalinan, karena ini semua pada akhirnya akan berdampak pada penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Diskusi di fasilitasi oleh Bidan Hj. Kamariah. Diskusi dimulai dengan pertanyaan “Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan cakupan persalinan atau lebih tepatnya kepedulian pada ibu-ibu ketika akan melahirkan?” Sekretaris Dinas Kesehatan (Bpk Aladin) menyatakan bahwa “Bidan PTT yang terangkat dua tahun terakhir (2007-2009) kurang memiliki keterampilan yang memadai untuk menjangkau sasaran dan melakukan persalinan, oleh karena itu sebelum ditempatkan ditempat kerja diperlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan misalnya Magang di Rumah Sakit.”

Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan (Bpk Haedar) Menyatakan bahwa “bidan bukan saja ditempat di Desa tetapi bidan juga harus mempunyai kemampuan penguasaan lapangan melalui koordinasi dengan berbagai pihak yang ada ditingkat Desa.”

Dari LSM Mandar Sehat (Sdr Dedi). Memberikan masukan “Bidan-bidan yang masih pendidikan D1 Kebidanan perlu disekolahkan. Amanat persalinan sangat diperlukan bagi ibu-ibu yang akan melahirkan terutama bagi ibu-ibu hamil yang mempunyau masalah dan perlu mendapatkan bantuan misalnya saja Adanya Donor, Tabulin dan lain-lain. Masyarakat juga harus dibiasakan mendapatkan sangsi bila ibu-ibu tidak melahirkan di bidan, sangsi bisa dibuat melalui peraturan desa.”

Pengelola KIA DInas Kesehatan ( bidan Maryam). Mengatakan “sangat diperlukan keterlibatan Departemen Agama dalam persalinan oleh tenaga kesehatan, misalnya pesan melalui Hotbah Jumat di Mesjid”

Dari Departemen Agama Polewali ( Bpk Jamaluddin) mengatakan “Badan Amil Zakat yang akan berfungsi di Polewali Mandar telah mempunyai kekuatan hukum berupa Perda BAZ Polewali Mandar, maka perlu dibuat petunjuk operasional tentang penggunaan dana BAZ untuk persalinan bagi mereka keluarga meskin yang tidak tertampung dalam anggaran Jamkesmas”

Bpk Hasir Amir, Mengatakan “Kematian ibu hamil harus ditinjak lanjuti berdasarkan penyebab,misalnya karena kurang kemampuan (keterampilan) bidan maka peningkatan keterampilam seyogyanya dilakukan, demikian juga untuk peralatan, bila kurang perlu pengadaan secepatnya. Dan untuk petugas harus diidentifikasi setiap petugas, bila ada pelanggaran kode etik pelayanan kebidanan perlu diberikan sangsi, demikian juga dengan kematian ibu dan janin perlu analisis terus-menerus dan ditindak lanjuti agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.”

Dr.Nurlina Dj. Mengatakan : “Agak rumit memang untuk menjelaskan kejadian kesakitan dan kematian ibu dan janin, karena pada dasarnya sudah diantisipasi misalnya melalui konseling awal, telah ada kesepakatan untuk dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan (bidan), namun ketika hendak melahirkan kesepakatan diabaikan, dan pertolongan persalinan kembali tidak dipersiapkan dengan baik. Kadang juga saran untuk rujuk, sering diabaikan oleh ibu dan keluarga yang akan bersalin. Diakui juga , peran bidan desa dan bidan puskesmas masih perlu selalu ditingkatkan, masalah anggaran untuk bidan desa dan bidan puskesmas untuk mengfasilitasi semua komponen yang terkait dengan persalinan sangat terbatas.”

Inti dari Diskusi adalah masalah dan penyebab yang bertumpuk pada saat ibu menjelang sesaat sebelum dan sesudah melahirkan harus dapat dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan bidan coordinator, Kader, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lokal, Perencanaan Puskesmas melalui minilokakarya dan juga tokoh agama/tokoh masyarakat. Karena diakui kegiatan penggerakan pengorganisian yang sangat lebih kalau dilihat dari data pelayanan cakupan tersebut diatas.

Setelah selesai diskusi, tim kemudian membuat Rencana Kerja Tindak Lanjut dari pertemuan triwulan ke empat DTPS-MPS Polewali Mandar tahun 2009 ini, dibuat berdasarkan sasaran program yaitu Tenaga Bidan, masyarakat dan Kerja DTPS yang diintegrasikan dengan Program KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandarm, yamh kesemuanya diarahkan pada peningkatan kepedulian terhadap ibu hamil ketika hendak melakukan persalinan.

Tenaga Bidan terutama yang baru terangkat (Bidan Baru), sebelum di tempatkan di didesa harus dimagangkan di Rumah Sakit. Bidan yang sudah lama bekerja, perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Biaya supervisi diupakan ditingkatkan volumenya melalui anggaran APBD. Masyarakat perlu didorong untuk membentuk Tim Audit Maternal Perinatal Desa. Adanya kelompok pemerhati Kesehatan Ibu dan Anak. Program KIA dapat lebih dimantapkan dengan adanya Desa Siaga Perlu juga adanya penyegaran kemitraan bidan dan dukun atau pertemuan tahunan bidan dan dukun dalam rangka menunjang program kemitraan bidan dan dukun. Dan Perlu diupayakan Dana APBD untuk menunjang kegatan DTPS Polewali Mamdar.

————————————————————————————————————————————————-
Oleh
DTPS-MPS Kabupaten Polewali Mandar
Drs. Hasir Amir Apt. (Dinkes dan Kab. Polman), dr. Nurlina Dj (Dokter Puskesmas Binuang), Hj. Ramlah (RSU Polewali), Arsad Rahim Ali (Epidemiologi gizi dan kesehatan), Dedy Irawan (LSM Mandar Sehat), Hj. Endang Ratih ( Seksi KIA Dinkes dan KB Polman), Haedar (Perencanaan Dinkes Polman), H. Kamariah Muhammad (IBI Polman), Sidrah.S.Pd (RSUD Polewali), St. Maryam, SKM (Kesga Polman), Jamaluddin (Depag.Polman), J. Hana (LSM), Muhdin (Depag Polman), Aladin (Dinkes Polman)
————————————————————————————————————————————————-
Baca juga Artikel terkait
  1. Hasil Audit Non Klinis Kematian Ibu dan Bayi
  2. Kematian Ibu dan Bayi terjadi disekitar Tenaga Kesehatan
  3. Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
  4. RUMAH SAKIT KIA ”IBU AGUNG” SIAP BEROPERASI
  5. Bakal Calon Wadah P2KP Polewali Mandar Telah Mati Sebelum Berkembang.
  6. Perdebatan Angka Kematian Ibu
  7. Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil.
  8. Kebutuhan Gizi Embrio dan Paradigma Baru Perbaikan Gizi Masyarakat
  9. Anak dan Hak Anak Memperoleh Pelayanan Kesehatan
  10. Capaian MDGs Peningkatan Kesehatan Ibu di Polewali Mandar
  11. Identifikasi Kematian Ibu Karena Pendarahan di Polewali Mandar
  12. P2KP Polewali Mandar dan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal
  13. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal II, P2KP Polewali Mandar
  14. Memprediksi Kematian Ibu dan Bayi di Polewali Mandar
  15. Tiga Unsur Utama Penyebab Langsung Kematian Ibu
————————————————————————————————————————————————–

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

2 Responses to Kepedulian pada Persalinan Ibu Masih Sangat Rendah.

  1. Izrael says:

    Can I make a suggestion? I think youve got something good here. But what if you added a couple links to a page that backs up what youre saying? Or maybe you could give us something to look at, something that would connect what youre saying to something tangible? Just a suggestion.

    arali2008 said
    OKey Bro!

  2. Nurfadlia Ekawati says:

    menurut saya sih masih Perlunya peningkatan kesedaran para tenaga kesehatan terhadap Gerakan Asuhan Sayang Ibu dan Sayang bayi Agar….!!! Hm…mm….. mKsh

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: