Penentuan Indikator Ke Enam (VI) MDGs Bagian Kedua

Polewali Mandar Sulawesi Barat.@arali2008— Sebagai tindak lanjut dari postingan-postingan penulis tentang pencapaian indikator MDGs Kabupaten Polewali Mandar  dan penjelasan definisi dan konsepnya, yang penulis jabarkan dari pedoman Tujuan dan target-target yang ada pada MDGs. Berikut ini penulis kembali menyajikan Definisi dan Konsep Indikator Ke VI MDGs  yaitu  Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya mempunyai 2 Target, Pertama : Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada 2015. Dan target Kedua adalah  Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015.

Untuk mencapai kedua target ini digunakan 2 indikator yaitu Indikator global dan Indikator lokal  untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan kecamatan. Berikut dijelaskan indikator dan konsep target pertama : Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015. Untuk penjelasan indikator dan konsep konsep target kedua akan disajikan pada postingan berikutnya.

Indikator Global

Indikator global  pada dasarnya  untuk  memantau penyebaran HIV/AIDS dan turunnya jumlah kasus telah ditetapkan,  indikator global yaitu: prevalensi HIV/AIDS ibu hamil yang berusia 15-24 tahun, penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi, angka penggunaan kondom, presentasi penduduk usia 15-25 tahun yang mempunyai pengetahuan yang benar tentang HIV/AIDS dan rasio kehadiran sekolah anak yatim piatu terhadap kehadiran sekolah anak bukan yatim piatu berusia 10-14 tahun.

Prevalensi HIV ibu hamil (HIV-bumil) yang berusia 15-24 tahun

Prevalensi HIV ibu hamil yang berusia 15-24 tahun adalah perbandingan antara ibu hamil berusia 15-24 tahun yang hasil tes darahnya positif mengidap  HIV terhadap semua ibu hamil pada kelompok usia yang sama yang dites sampel darahnya, dinyatakan dalam persentase.

Indikator ini digunakan untuk mengukur penyebaran epidemi HIV/AIDS.  Akses terhadap pengobatan ini masih sangat jarang dan belum ada vaksin yang tersedia.  Prevalensi HIV dimonitor pada kelompok dengan perilaku berisiko tinggi sangat sulit oleh sebab itu digunakan proksi indikator HIV ibu hamil.

Rumusnya

Prevalensi HIV ibu hamil yang berusia 15-24 tahun

Jumlah ibu hamil berusia 15-24 tahun
hasil tes darahnya positif HIV di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu

=   ————————————————— x 100%

Jumlah seluruh ibu hamil usia 15-24 tahun
yang dites darahnya di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu yang sama

Sumber data dapat di peroleh melalui Survei HIV/AIDS

Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi

Persentase penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi adalah perbandingan penduduk usia 15-24 tahun yang melakukan hubungan seks paling akhir dengan pasangan tidak tetap menggunakan kondom pada 12 bulan terakhir terhadap banyaknya penduduk pada usia 15-24 tahun yang melakukan hubungan seks dengan pasangan tidak tetap, dinyatakan dalam persentase.

Penggunaan kondom yang konsisten dengan pasangan tidak tetap akan mengurangi risiko penularan HIV/AIDS saat berhubungan seks.  Penggunaan kondom merupakan suatu ukuran untuk proteksi terkena HIV/AIDS.

Dalam catatan penulis Departemen Kesehatan telah bekerjasama dengan BPS melakukan  Survei Terpadu HIV dan Perilaku (STHP) ataupun Survei Surveilans Perilaku (SSP) pada kelompok berisiko di  beberapa Provinsi dan angka hasil survei tersebut dapat juga dipergunakan sebagai salah satu rujukan

Angka penggunaan kondom

Angka penggunaan kondom adalah perbandingan antara pasangan usia subur (PUS) yang memakai kondom pada saat melakukan hubungan seks terhadap semua PUS yang dinyatakan dalam persentase.

Angka penggunaan kondom digunakan untuk memonitor kemajuan penghambatan dan pembalikan penyebaran HIV/AIDS sebab pemakaian kondom adalah metode kontrasepsi yang efektif mengurangi penyebaran HIV/AIDS.  Karena angka penggunaan kondom diukur hanya pada wanita, maka pendekatan ini perlu di suplemen dengan indikator penggunaan kondom dalam hubungan seks dengan pasangan yang berisiko tinggi.

Untuk mendapatkan angka penggunaan kondom pada  pasangan yang beresiko tinggi sulit didapat, maka sebagai salah satu pendekatan untuk pemakaian kondom dalam rangka mencegah penularan HIV AIDS adalah dengan mengukur angka pemakaian kondom pada pasangan usia subur (PUS) tanpa melihat apakah pasangan tersebut beresiko atau tidak, tetapi diasumsikan bahwa pemakaian kondom tersebut dalam upaya mengaturkelahiran dan mencegah penularan HIV/AIDS (Dual protection).

Sumber datanya dapat diperoleh melalui pencatatan jumlah PUS 15-49 tahun yang menjadi akseptor kontrasepsi kondom di tingkat kecamatan/kabupaten .

Cara penghitungan Angka pemakaian kontrasepsi kondom pada PUS 15-49 tahun di wilayah kecamatan/kabupaten  adalah

Persentase penduduk berumur 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS (PPK-HIV/AIDS)

Persentase penduduk berumur 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS (PPK-HIV/AIDS) adalah perbandingan penduduk usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang bahaya penyakit HIV/AIDS terhadap penduduk kelompok usia yang sama, dan dinyatakan dalam persentase.

Pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS, meliputi bahaya penyakit yang merusak kekebalan tubuh dan cara pencegahan penularannya.

Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur efektifitas keberhasilan penyebarluasan informasi, pendidikan, program komunikasi, dan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS

Rumusnya adalah

Persen penddk
umur 15-24 th punya pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS
Jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang mempunyai
pengetahuan komprehensif tentang bahaya penyakit HIV/AIDS
di satu wilayah pada waktu tertentu

=   ————————————————– x 100%

Jumlah penduduk usia 15-24 tahun
di satu wilayah pada waktu yang sama

Sumber datanya dapat diperoleh melalui  Survei HIV/AIDS

Catatan pemulis  Depkes bekerjasama dengan BPS sudah pernah melakukan  Survei Terpadu HIV dan Perilaku (STHP) ataupun Survei Surveilans Perilaku (SSP) pada kelompok berisiko di  beberapa Provinsi dan angka hasil survei tersebut dapat juga dipergunakan sebagai salah satu rujukan.

Rasio kehadiran sekolah anak yatim piatu (RKS-YP) terhadap kehadiran sekolah anak bukan yatim piatu berusia 10-14 tahun

RKS-YP terhadap kehadiran sekolah anak bukan yatim piatu berusia 10-14 tahun adalah perbandingan banyaknya anak sekolah yatim piatu yang kehilangan ibu atau bapak atau keduanya karena HIV/AIDS sebelum berusia 15 tahun terhadap anak sekolah pada kelompok umur yang sama yang tidak yatim piatu, dan dinyatakan dalam persentase.

Indikator kehadiran sekolah anak yatim piatu dapat digunakan untuk memonitor program bantuan pendidikan untuk anak-anak yang yatim piatu karena orang tuanya menjadi korban HIV/AIDS.

Rumusnya adalah

RKS-YP terhadap KS-nonYP
berusia 10-14 tahun
Jumlah kehadiran sekolah anak yatim piatu  10-14 tahun
di satu wilayah  pada kurun waktu tertentu

=   ———————————————- x 100%

Jumlah kehadiran sekolah anak bukan yatim piatu
berusia 10-14 tahun di satu wilayah pada kurun waktu yang sama

Sumber datanya dapat diproleh  melalui Survei HIV/AIDS

Indikator lokal

Indikator lokal  digunakan untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan kecamatan, mempunyai Target  Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada 2015, indikatornya dapat dijelaskan sebagai berikut

Prevalensi HIV dan AIDS

Rumusnya adalah

Prevalensi HIV
dan AIDS
Jumlah pasien HIV dan AIDS
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

=   ——————————————– x 100.000

Jumlah penduduk di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama

Sumber datanya dapat diperoleh melalui Survei HIV dan AIDS serta Laporan rutin. Sebenarnya data ini tidak ada di Kecamatan dan terbatas sampai Kabupaten/Kota saja dan itupun tergantung  apakah dalam wilayah Kabupaten/Kota tersebut sudah ada Layanan VCT (Voluntary Counselling and Testing), bila belum ada layanan VCT maka data dapat diperoleh di Dinkes Propinsi yang umumnya.

====================================

Artikel Terkait :

  1. Indikator Kelima MDGs  Peningkatan Kesehatan Ibu
  2. Indikator Ke Empat MDGs Menurunkan Angka Kamatian Anak
  3. Identifikasi Kematian Ibu Karena Pendarahan di Polewali Mandar
  4. Capaian MDGs  Penurunan Kematian Anak Di Polewali Mandar
  5. Capaian MDGs  Peningkatan Kesehatan Ibu di Polewali Mandar

========================================

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

2 Responses to Penentuan Indikator Ke Enam (VI) MDGs Bagian Kedua

  1. Menarik juga informasinya. semoga bermanfaat..

    @arali2008 menjawab
    terima kasih atas kunjungannya

  2. thanks mau berkenalan,pingin seperti blog abang,biar setoran lancar…he he

    @arali2008 menjawab
    yaaa aku ingin berkenalan, trims setorannya untuk wordpress…..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: