Identifikasi Kematian Ibu Karena Pendarahan di Polewali Mandar
September 16, 2009 1 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.– Angka Kematian Ibu atau jumlah kematian ibu di kabupaten Polewali Mandar masih cenderung fluktuatif dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 yaitu tahun 2005 ditemukan 18 kematian kemudian naik ditahun 2006 yaitu sebanyak 22 kematian, tahun 2007 turun menjadi 15 kematian dan tahun 2008 naik lagi menjadi 17 kematian. —— lihat gambar disamping, untuk memperjelas klik saja gambarnya–—— Bahkan sampai dengan bulan Agustus 2009 ini telah ditemukan kematian ibu sebanyak 8 orang. Diperkirakan tiap 4-6 minggu kedepan akan terjadi 1 kematian ibu, atau tepatnya diakhir tahun 2009 diperkirakan 12 kematian ibu.
Jumlah Kematian ibu di Polewali Mandar ini bila dibandingkan dengan Standar Nasional (MDGs 2015) yaitu 250 per 100.000 kelahiran hidup dikali dengan kelahiran hidup tahun 2007 di Polewali Mandar sebesar 6.985 kelahiran hidup maka diperoleh jumlah batasan kematian sebesar 17 ibu. Dengan target MDDs di turunkan sampai 3/4nya berarti sekitar 5 kematian ibu diakhir tahun 2015. Ini berarti jumlah jumlah kematian di Polewali Mandar sebanyak 15 kematian masih berada diatas batasan MGDs 2015. Ditahun 2008 dengan kelahiran hidup 6.839 maka diperoleh jumlah batasan sebesar 17 kematian, masih berada diatas batasan Target MDGs. Jumlah kematian Ibu ini kalau di interpretasikan perwaktu maka hampir tiap 4-6 minggu telah terjadi 1 kematian ibu (maternal) di Kabupaten Polewali Mandar. Normalnya jumlah kematian harus diturunkan sampai dengan posisi NOL kecuali kematian ibu akibat kecelakaan.
Kematian ibu yang fluktuatif ini —– walaupun terlihat cenderung turun——- menunjukkan bahwa keadaan ibu (Ibu hamil, Ibu bersalinan dan Nifas) memiliki banyak masalah di Polewali Mandar, bukan saja masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, masalah pengetahuan, perilaku, sosial budaya, peranan dukun, masalah transportasi dan masalah-masalah ibu lainnya. Oleh karenanya sangat diperlukan identifikasi yang mendasar guna dapat dijadikan dasar untuk upaya-upaya penanggulangan yang lebih komprehensif.
Hasil identifikasi yang mendasar ternyata penyebab tingginya jumlah kematian ibu ini sebagian besar di sebabkan oleh pendarahan, ditemukan sebelum melahirkan “7 bulan – partus” maupun setelah melahirkan “0-7 hari” misalnya saja ditahun 2008 pendarahan ditemukan sebesar 64%, sisanya adalah keracunan kehamilan (toxemia 5%), abortus 5% sisanya 26% adalah infeksi dan penyebab lainnya, kesemuanya berhubungan langsung dengan bidan (71 bidan desa) dan petugas kesehatan (provider) yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan juga karena adanya faktor penyulit misalnya ketidak lengkapan alat dan bahan, adanya dukun dan lain-lain, sehingga bidan dan petugas kesehatan lainnya tidak dapat bekerja secara maksimal dalam menjamin kehamilan yang aman.
Gambaran Analisis Kausalitas Kematian Ibu karena pendarahan, hasil diskusi Tim DTPS -MPS yang dipimpin oleh penulis disebabkan oleh 4 faktor yang berkontribusi langsung (penyebab Langsung) terhadap terjadinya pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian. Keempat faktor itu adalah :
Pertama : Retensio placenta dan atau atonia uteri
Adalah Plasenta yang sulit atau terlambat dikeluarkan pada rahim seorang ibu yang baru saja melahirkan (karena lengket dan tak berkontraksi) yang kebanyakan terjadi pada mereka yang 4 T (terlalu muda, terlalu sering melahirkan, terlalu banyak melahirkan dan terlalu tua) Apabila dipaksakan keluar atau dibiarkan, pengeluaran darah atau pendarahan akan terus terjadi, bila tidak segera ditangani maka nyawa ibu sulit untuk dipertahankan karena kehabisan darah, walaupun ditangani dengan memaksakan plasenta keluar, darah akan semakin cepat keluar, ibu bisa kolaps, bahkan bila bertahan bisa terjadi infeksi. Infeksi juga merupakan salah satu penyebab kematian ibu.
Kedua : Stok Darah Kurang.
Kematian ibu karena pendarahan, ini artinya pendarahan pada ibu maternal ( ibu hamil, ibu bersalin dan ibu masa nifas) sering terjadi, dan diantara mereka sangat membutuhkan darah ketika terjadi obortus, saat persalinan maupun masa nifas. Ketiadaan donor, kantong darah dan stok darah dengan golongan darah yang sesuai pada unit pelayanan kesehatan ataupun pada unit tranfusi darah (bank darah) akhirnya nyawa merekapun melayang.
gambar dibawah ini kurang jelas, untuk memperjelas klin saja pada gambarnya
Ketiga : Terlambat Mengambil Keputusan
Biaya yang kurang, ketidak tahuan tentang faktor resiko pendarahan, keluarga maupun kerabat dan adaanya pengaruh dukun maka ibu maupun suaminya ataupun orang yang berpengaruh tidak dapat berbuat apa-apa ketika seorang ibu yang akan melahirkan sudah mulai menunjukan tanda-tanda kedaruratan (pendarahan) persalinan. Dan ketika terjadi pendarahan semua panik mencari tranportasi, belum sempat didapat tranportasinya, nyawapun melayang.
Keempat : Terlambat sampai Kefasilitas Pelayanan Kesehatan
Ketiadaan tranportasi, jarak kepelayanan kesehatan yang seharusnya dapat ditempu dengan 25-20 menit akhirnya dapat ditempu dengan 2-3 jam , keluarga ataupun kerabat yang tidak menyiapkan kendaraan ketika seorang ibu akan melahirkan akan lambat tiba di sarana pelayanan kesehatan, ketika tiba seorang ibu sudah kepayahan/kelelahan kehabisan energi, tidak serta merta persalinan dilakukan, kondisi seorang ibu harus diperbaiki terlebih dahulu, namun sebelum pulih ibupun meninggal dunia, dan walaupun kondisi ibu segera pulih, janin sudah tidak bisa diselamatkan, kematian janin dalam rahim dalam kasus seperti ini sering terjadi. bahkan yang tertinggi dari seluruh kematian yang ada di Polewali Mandar.
Kelima : Terlambat Mendapat Pelayanan.
Ketiadaan paket pelayanan obstetrik neonatus emergensi dasar di puskesmas, alat dan bahan pelayanan kesehatan habis pakai yang kurang, kualitas terutama pengetahuan dan keterampilan petugas yang rendah serta jumlah petugas (bidan) yang kurang. Merupakan penyebab-penyebab tidak langsung dari terlambatnya pelayanan yang diberikan unit pelayanan kesehatan (puskesmas) kepada ibu-ibu maternal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar
Kesimpulan dan tindak lanjut.
Identifikasi Kematian ibu karena pendarahan di Polewali Mandar dan diketahuinya kausalitas penyebab kematian ibu karena pendarahan ini, tentunya akan sangat berguna bagi yang berkepentingan (Stakeholder) penentu kebijakan, pelaksanan (provider Kesehatan) dan mereka (ibu) penerima langsung dari dampak ini, kiranya bila dilakukan intervensi secara bersama-sama dengan menentukan prioritas masalah dan solusi strategi dalam upaya-upaya penanggulangan kematian Ibu di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat, bukan hal yang mustahil kematian ibu di kabupaten Polewali Mandar dapat diturunkan khususnya kematian ibu karena pendarahan.
========================================
Baca juga Artikel terkait
- Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil
- Cara Praktis Mendeteksi Gizi Buruk dengan Berat Badan- Ideal Anak Balita
- Pola Pertumbuhan Berat Badan Ideal Anak Balita
- Pemberian Kapsul Vitamin A pada balita di Polewali Mandar
- Ada Gizi Buruk Di Tengah-tengah Kelebihan Berat Badan Orang Dewasa
- Perdebatan Angka Kematian Ibu
- Hasil Audit Non Klinis Kematian Ibu dan Bayi
- Mama Aku Mau Mati
——————————————————————–
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
What’s up Dude… I am not much into reading, but somehow I read lots of ur post on your homepage. It’s amazing how interesting your blog is. I will be coming by once in a while.