Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas

Pengelolaan Obat Puskesmas

Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas

Polewali Mandar Sulawesi Barat.– Telah dilakukan pertemuan penguatan logistik. Kerja sama Pemda Polewali Mandar Dengan Unicef Tanggal 8 September 2009. Disini penulis ditugaskan sebagai fasilitator untuk memberikan penguatan pengelolaan obat dan alat habis pakai program di Puskesmas sekabupaten Polewali Mandar pada petugas Kesehatan Ibu dan Anak dan pengelola Obat Puskesmas.

Dalam fasilitasi, penulis mengarahkan pada pencapaian Tujuan Petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan pengelola Obat Puskesmas dapat melakukan menajemen logistik yang ditandai dengan, adanya Pemesanan, Penyimpanan, Pengeluaran dan Pengawasan/ pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu.

Pertemuan ini juga merupakan tindak lanjut dari Pelatihan Manajemen Logistik yang dilaksanakan pada bulan Oktober tahun lalu (2008) yang juga juga difasilitasi penulis, sehingga untuk pertemuan penguatan ini pada dasarnya untuk melihat sampai dimana hasil pelatihan manajement logistik yang hampir satu tahun berjalan.

Pertanyaan kunci dalam pertemuan penguatan logistik ini adalah. Apakah Dalam jangka waktu satu tahun pasca Pelatihan Manajemen Logistik Penunjang Program KIA, Puskesmas dalam hal ini petugas KIA dan pengelola Obat Puskesmas telah melaksanakannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan sebagaimana disebutkan diatas?

Melihat tujuan yang akan dicapai diatas maka Ada empat hal yang akan didiskusikan yang sekaligus juga dapat memberikan gambaran pengelolaan obat di Puskesmas sekabupaten Polewali Mandar, mulai dari apa yang telah dilakukan, masalah yang ditemukan dan solusi yang dapat dilakukan oleh puskesmas maupun solusi bantuan yang diharapkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar. Empat point diskusi itu adalah

  1. Pemesanan ( mendapatkan obat, bahan habis pakai dan alat )
  2. Penyimpanan (mencatat,memberi label, menaruh peralatan dalam tempat persediaan atau penyimpanan
  3. Pengeluaran (menghabiskan bahan habis pakai, memelihara dan memperbaiki peralatan yang tidak habis pakai
  4. Pengawasan dan pemeliharaan (mengawasi peralatan habis pakai, memelihara dan memperbaiki peralatan tidak habis pakai)

Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas

Pemesanan

Pada Topik bahasan tahapan pemesanan dimana yang ditekankan disini adalah bagaimana mendapatkan obat, bahan habis pakai dan alat.  Hasilnya Apa yang telah dilakukan Puskesmas pada dasarnya telah sesuai dengan permintaan obat/bahan habis pakai, sesuai dengan kebutuhan baik di Puskesmas Pembantu maupun di Puskesmas, puskesmas juga telah memperhatikan pemakaian bulan yang lalu dan sisa stok yang ada.. Dalam hal pemesanan obat dan bahan habis pakai program KIA telah juga menyerahkan Laporan Pengeluaran dan Laporan Penggunaan Obat (LPLPO) KIA kepada pengelola gudang obat Puskesmas dan selanjutnya diteruskan ke bagian Obat Dinas Kesehatan Kabupaten (Polewali Mandar).

Namun dalam pelaksanaannya masih sering ditemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan pemesanan. Masalah tersebut diantaranya: Sering ditemukan penerimaan obat tidak sesuai dengan permintaan sehingga Puskesmas kadang terjadi kekosongan obat, Kadang juga Puskesmas mengalami keterlambatan penerimaan obat bahan habis pakai setelah permintaan dilakukan, Masalah lainnya adalah ada obat dan bahan habis pakai yang tidak tersedia digudang obat puskesmas misalnya Mg So4, Abbocath, Kapsul Yodium dan lain-lain.

Solusi dari permasalahan dari puskesmas sangat tepat untuk ditindaklanjuti yaitu Stok obat digudang sebaiknya ditambah sesuai dengan kebutuhan, sebaiknya juga pihak kabupaten menyediakan obat sesuai kebutuhan misalnya Stok vitamin B6 yang kosong ketika vitamin ini sangat dibutuhkan. Dan Petugas harusnya lebih cepat dan tepat dalam menyiapkan obat yang diminta. Intinya semua tergantung pada pengelola yaitu pengelola obat dan pemberi pelayanan. Pengelolaan harus tepat, baik dan benar yaitu tepat jumlah, dan tepat jenisnya

Penerimaan dan Penyimpanan

Setelah Pemesanan, kemudian obat dan bahan habis pakai diterima oleh puskesmas selanjutnya pengelola obat puskesmas melakukan tahapan penerimaan dan penyimpanan, Yang yang telah dilakukan oleh Puskesmas adalah Mencatat pada buku stok gudang obat Puskesmas termasuk di dalamnya registrasi resep obat harian Puskesmas, disamping itu juga puskesmas telah memberikan label sesuai dengan instruksi petugas farmasi Kabupaten. Dalam hal peralatan puskesmas telah menempatkan peralatan sesuai dengan jenis menurut abjat dan kondisinya.

Sementara itu masalah yang dihadapi Puskesmas dalam hal Penyimpanan adalah pada buku pencatatan terutama buku stok kadang tidak tercatat, adanya resep yang tidak tercatat, label pada kaleng obat sering terlepas, hilang dan atau tercecer, dan yang terpenting adalah tidak adanya rak penyimpanan peralatan yang memadai dan ruang gudang penyimpanan yang sempit (tidak layak).

Solusi dari permasalahan penyimpanan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas adalah Petugas yang berhalangan diwajibkan untuk melimpahkan tugasnya kepada petugas lainnya. Perlu adanya perhatian pada masing-masing petugas terutama dalam hal jasa dari pelayanan kesehatan yang di terima puskesmas. Sebelum obat didistribusikan, perlu pemeriksaan label yang teliti. Dan perlu mengganti label yang lepas sesuai dengan instruksi petugas farmasi. Dalam hal menempatkan peralatan, diperlukan perbaikan tempat penyimpanan yang memadai, hal ini berhubungan dengan sebagian puskesmas mempunyai gudang obat yang tidak layak (Sekali lagi Gudang Obat Puskesmas  di Kabupaten Polewali Mandar TIDAK LAYAK).

Pengeluaran

Setelah proses penyimpanan dan selanjutnya obat dan bahan habis pakai akan masuk pada tahap Pengeluaran. Yang telah dilakukan Puskesmas dalam tahap pengeluaran adalah pemakaian obat dipesan pada saat akan digunakan, setiap alat yang rusak disimpan dan digudangkan, alat HB sahli tidak digunakan. oxytoxin yang digunakan sudah kurang efektif lagi. Beberapa alat tidak digunakan dan digudangkan, ditemukan juga beberapa obat tidak terpakai atau tidak dibutuhkan.

Masalah yang ditemukan dalam tahap pengeluaran adalah ada obat-obat tertentu ketika dibutuhkan tidak tersedia di bagian gudang Puskesmas. Tidak tersedia biaya pemeliharaan dan perbaikan alat, sehingga kadang alat HB Sahli tidak digunakan karena tidak dilengkapi dengan Reagen dan bidan tidak dilatih cara penggunaan alat tersebut, obat Oxytoxin yang ada juga tidak digunakan secara efektif. Masih  ada beberapa alat yang digudangkan, seperti alat resusitasi karena tidak  diketahui cara penggunaannya, juga yang terpenting adalah obat hampir kadaluarsa. Sebenarnya solusi yang ditawarkan oleh Puskesmas sudah dapat dijadikan masukan bagi pengelola obat Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, solusi tersebut adalah Pengelola Program KIA diharuskan untuk memesan obat terutama obat-obat khusus KIA dan Program KIA harus mempunyai stok yang dikelola sencara mandiri. Setiap alat yang rusak seharusnya ada pergantian secepatnya dan ada biaya pemeliharaan, pengadaan reagen dan pelatihan petugas (penggunaan HB sahli dan alat resusitasi), Pengadaan kulkas agat efektifitas obat terjaga. Dan setiap alat didrop harus disertai dengan pelatihan cara penggunaannya.

Pengawasan dan Pemeliharaan

Dan selanjutnya tahap yang terakhir adalah pengawasan dan pemeliharaan untuk obat dan bahan habis pakai. Pengawasan ternyata telah dilakukan satu minggu sekali dengan memperhatikan adanya Label, Ketersediaan stok, masa berlaku ( tanggal kadaluarsa), perubahan bentuk/warna obat khususnya obat injek dan tablet, kebersihan tempat penyampaian obat, suhu tempat obat, sirkulasi stok obat baru dan lama. Masalah yang sering ditemukan adalah Ketersediaan obat kadang ada kadang tidak ada, masa berlaku obat kadang mendekati tanggal kadaluarsa, penyimpanan obat rata-rata menggunakan suhu kamar, belum semua miliki lemari ( lemari es khusus untuk obat)

Solusi dari permasalahan yang ditemukan pada tahap pengawasan dan pemeliharaan obat yang dikemukakan puskesmas adalah memperbaiki perencanaan kebutuhan tiap puskesmas, memperhatikan masa kadaluarsa obat yang masih dipuskesmas dan tidak menerima obat yang masa berlakunya hampir habis.  Dinas Kesehatan agar dapat menyiapkan lemari pendingin khusus obat-obat yang harus berada pada suhu dingin misalnya oxytoxin, ergometrin dan lain-lain

Untuk Pemeliharaan dan perbaikan bahan/alat tidak habis pakai, yang dilakukan adalah memakai alat sesuai petunjuk pemakaian, tensi, timbangan kadang digunakan oleh program lain, ukuran panjang badan tidak tersedia di KIA, sehingga saling pinjam, memakai sterilisator sederhnya yakni menggunakan panci atau dandang, memakai tempat tidur yang sudah kurang layak pakai, memanfaatkan alat-alat instrumen yang ada sesuai dengan kebutuhan. Masalah yang ditemukan adalah kadang petugas kesehatan tidakmenggunakan alat sesuai dengan bahan yang ada, tensi, timbangan yang lebih dari satu program dipakai berganti-ganti menyebabakan keamanan alat tidak terjamin, alat sterilisastor dipuskesmas belum ada, bagi puskesmas yang ada sterilisatornya daya listriknya tidak mencukupi, sebagian puskesmas masih memakai tempat tidur yang tidak memenuhi standar, alat instrumen yang tersedia kadang tidak berfungsi normal, alat yang ada kadang tidak digunakan. Solusinya adalah profesionalisme tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam hal pemeliharaan alat kesehatan, penyediaan alat untuk masing-masing program agar stok dan keamanannya dapat dijamin, penambahan daya listrik puskesmas agar mampu digunakan alat-alat yang ada, pengadaan tempat tidur KIA bagi yang sangat membutuhkan, mengganti alat yang tidal layak pakai, dan pengadaan sesuai kebutuhan.

Setelah semua proses diskusi dari semua tahap pengelolaan obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan di Puskesmas Kabupaten Polewali Mandar, dengan fokus apa yang telah dilakukan, masalah yang ditemukan dan solusi yang bisa dilakukan puskesmas serta solusi yang diharapkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar rampung, selanjutnya penulis mengharapkan pihak pihak yang berkepentingan dilingkup Dinas Kesehatan misalnya saja Seksi Farmasi, Seksi Sarana dan Saran Kesehatan, Bagian UPT Laboratorium Kesehatan dan bagian yang berkepentingan lainnya  misalnya saja puskesmas  sebagai pelaksana pelayanan pengelolaan obat kiranya dapat menindak lanjuti hasil pertemuan ini, karena tidak akan ada artinya hasil suatu pertemuan kalau tidak bisa ditindak lanjuti oleh mereka yang berkepentingan. Tugas penulis sebagai fasilitator pertemuan, sebagai seorang epidemiologi ahli hanya berusaha menganalisis situasi, mencari penyebab dan solusi yang ditawarkan.

===================================

Baca artikel terkait :

  1. Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas
  2. Mengitung Kebutuhan Obat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas
  3. Bagaimana Mengelola Data Pelayanan Kesehatan Dasar ?
  4. Sistem Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
  5. Pemberian Vitamin A pada Balita Di Polewali Mandar
  6. Dana GF-ATM tersendat, Cakupan CDR TB-Paru turun dratis.

———————————————————————-

Blogger @arali2008

Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatandi Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia

Tentang Arsad Rahim Ali
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang Nutritionist, Epidemiolog Kesehatan, Perencana Pembangunan Kesehatan (Daerah), Citizen Jurnalist Blog, Pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----seputar masalah epidemiologi gizi, kesehatan dan Pembangunan Kabupaten di wilayah kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Dapat memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan (Daerah) di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Negara Republik Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29 Februari 2008.

One Response to Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas

  1. fadielajah says:

    realita yg menyedihkan ya mas, karena pada pelaksanaannya hanya mnguntungkan segelintir orang saja.

    @arali2008 menjawab
    Yach! Begitu fakta empirisnya dan baru terungkap dalam suatu forum pertemuan pertemuan petugas puskesmas dan petugas Kabupaten sekabupaten Polewali Mandar, yang terpenting apakah teman-teman kesehatan mau ataupun tidak untuk memperbaikinya. Sekali lagi penulis hanya membantu menyingkap situasi, masalah dan upaya tindak lanjutnya pengelolaan obat di Puskesmas Kabupaten Polewali Mandar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: