Indikator Goals Kelima MDGs Peningkatan Kesehatan Ibu
September 5, 2009 7 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat.– Untuk melengkapi Postingan penulis tentang capaian MDGs Peningkatan Kesehatan Ibu di Polewali Mandar, berikut ini penulis menyajikan deifinis dan konsep Indikator Goals kelima MDGs, Yaitu peningkatan kesehatan ibu dengan target menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya sampai tahun 2015. Menurut pedoman MDGs ada dua indikator untuk menurunkan target ini yang harus diperhatikan yaitu
- Indikator global untuk memonitoring pencapaian
- Indikator lokal untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan kecamatan
Indikator global untuk menurunkan angka kematian ibu yaitu angka kematian ibu, Proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih dan angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur 15-49 tahun. Sedangkan monitoring lokal Kabupaten/Kota dan Kecamatan digunakan proksi indikator yang dapat menggambarkan angka kematian ibu, digambarkan dengan indikator program yang dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, antara lain cakupan kunjungan K4, dan cakupan pelayanan nifas.
Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100 000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan.
Indikator ini dapat dilakukan pada daerah yang kelahiran hidupnya minimal 100.000. Bagi yang < 100.000 kelahiran hidup dianjurkan untuk menghitung jumlah absolute kematian ibu saja atau menggunakan indicator antara misalnya persalinan tenaga kesehatan.
Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, `pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
Definisi Operasionalnya adalah Kematian Ibu Kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Rumus yang digunakan adalah
Sumber datanya dapat diperoleh dari Survey dan atau Catatan kematian Ibu hamil atau melahirkan pada bidan, dokter atau sarana kesehatan
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
Proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih atau cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan adalah perbandingan antara persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, seperti dokter, bidan, perawat, dan tenaga medis lainnya dengan jumlah persalinan seluruhnya, dan dinyatakan dalam persentase.
Mengukur kematian ibu secara akurat adalah sulit, kecuali tersedia data registrasi yang sempurna tentang kematian dan penyebab kematian. Oleh karena itu sebagai proksi indikator yang digunakan adalah proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih.
Definisi Operasional dari pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah pertolongan persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu dapat diperkirakan dengan formula: 1,1 x CBR kabupaten/kota x jumlah penduduk di wilayah kerja.
Rumus untuk pertolongan persalinan adalah
Sumber datanya dapat diperoleh dari Catatan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas dan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur 15-49 tahun (PUS)
Angka pemakaian kontrasepsi KB (Keluarga Berencana) pada PUS (Pasangan Usia Subur) adalah perbandingan antara PUS yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi dengan jumlah PUS biasanya dinyatakan dalam persentase.
Indikator ini berguna untuk mengukur perbaikan kesehatan ibu melalui pengaturan kelahiran. Indikator ini juga digunakan sebagai proksi untuk mengukur akses terhadap pelayanan reproduksi kesehatan yang sangat esensial.
Indikator lokal untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan kecamatan
Cakupan kunjungan K4
Definisi Operasionalnya adalah Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Rumusnya adalah
Sumber datanya dapat di peroleh dari Catatan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas dan atau Program Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Cakupan Komplikasi kebidanan yang Ditangani
Definisi Operasionalnya dapat diuraikan dengan pengertian Ibu Hamil dengan Komplikasi yang Ditangani adalah Ibu hamil dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerinta/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal emergensi Komprehensif)
Sumber datanya dapat diperoleh dari Laporan Audit Maternal dan Perinatal (AMP) dan atau Laporan Puskesmas dan RS termasuk pelayanan yang dilakukan swasta
Cakupan Pelayanan Nifas
Definisi Operasionalnya adalah Ibu nifas adalah ibu nifas 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standa.
Rumusnya adalah
Sumber datanya dapat diperoleh dari Kohort LB3 Ibu PWS-KIA dan ataua Laporan Puskesmas dan Rumah Sakit (RS) termasuk pelayanan yang dilakukan swasta
Angka pemakaian kontrasepsi pasangan usia subur usia 15-49 tahun.
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan ibu di suatu wilayah adalah dengan mengukur tingkat angka pemakaian kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kematian ibu hamil dan melahirkan adalah kondisi 4 (empat) terlalu, yaitu jarak kelahiran dengan persalinan persalinan sebelumnya kurang dari 24 bulan (terlalu dekat), melahirkan anak lebih dari 4 anak (terlalu sering atau terlalu banyak), melahirkan pada usia di atas 35 tahun (terlalu tua), dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun (terlalu muda) dan terlalu tua. Dengan pemakaian kontrasepsi secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya faktor resiko kematian yang pada akhirnya dapat menjaga kesehatan dan keselamatan ibu dari kematian yang disebabkan oleh persalinan.
Persentase pemakaian kontrasepsi menurut SDKI tahun 2002-2003 sebesar 60 persen ini menunjukkan bahwa 6 diantara 10 wanita menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Angka ini dapat menjadi tolok ukur untuk menilai pencapaian peserta KB di tingkat kecamatan dan kabupaten.
Cara Penghitungan
Persentase pemakaian kontrasepsi pada PUS 15-49 tahun di suatu wilayah kecamatan atau kabupaten adalah
Indikator global untuk menurunkan angka kematian ibu ini yaitu angka kematian ibu, Proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih dan angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur 15-49 tahun, dan juga monitoring lokal Kabupaten/Kota dan Kecamatan dengan proksi indikator yang dapat menggambarkan angka kematian ibu, dengan indikator program yang dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, antara lain cakupan kunjungan K4, dan cakupan pelayanan nifas. Bila dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi dan konsisten yang terus-menerus, maka bukan hal yang mustahil tujuan dari MDGs Peningkatan Kesehatan Ibu dapat tercapat ditahun 2015.
=========================================

Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi Dan Kesehatan di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat
Silakan baca tulisan lainnya pada link berikut : https://arali2008.wordpress.com/2010/09/15/kematian-ibu-tinggi-atau-rendah/
1). Jadi rumus AKI dengan konstanta 100rb itu tdk boleh digunaan kalau KH nya masih kurang dari 100rb? 2). Gmn cara membandingkan dg region lain? 3).Indikatornya kan berbunyi Angka Kematian Ibu. bukan jumlah. Apa bisa kita jawab dengan jumlah kalau ditanya Angka? 4) Bagaimana kita menjelaskan bahwa kematian ibu di daerah tersebut tinggi atau rendah?
—
TulisannyA bagus,kajiannya ckup tajam..sngt membntu sbg tmbhn
literatur.
It’s always nice when you can not only be informed, but also entertained! I’m sure you had fun writing this article.Excellent entry! I’m been looking for topics as interesting as this. Looking forward to your next post.
terima kasih nambah lagi wawasanku tentang kesehatan ibu dan bayi
Salam Takjim
Angin mamiri telah membawa jemari dan inspirasiku, jauh dari ibukota negara DKI Jakarta, aku terdampar membaca postingan saudaraku setanah air menjadikan tambahan nuansa ilmu dalam catatan khusus untuk ku persembahkan kepada kaum hawa, semoga berkenan dengan kehadiran ku
Salam Takjim Batavusqu
akhirnya saya temukan blog untuk epidemiologi. salam kenal.
konsentrasi pekerjaan saya epidemiologi ( surveilans ).