Kepemimpinan dan Promosi Jabatan Kepala Dinas Kesehatan Polewali Mandar
Februari 2, 2009 Tinggalkan komentar
POLEWALI.–Yang menarik adalah pimpinan hanya memakai orang-orang yang bisa bekerja cepat, disiplin dan menghasilkan yang terbaik. Orang-orang itu adalah mereka yang tidak menjabat eselon III dan IV, mereka bekerja bukan karena pimpinannya tetapi mereka bekerja semata-mata untuk kepentingan pembangunan kesehatan di Polewali Mandar. Mereka bekerja tidak mengejar jabatan, apalagi yang namanya ”uang”, kadang mereka dimarahi, disalahkan karena terlambat beberapa menit saja menyelesaikan pekerjaannya, tetapi mereka bangga ketika pekerjaan mereka berhasil diemban oleh pimpinan.
Sebuah Catatan Kenangan oleh Arsad Rahim Ali
Pada hari Selasa Tanggal 20 Januari 2009. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar (dr. H. Achmad Azis. M.Kes) dilantik oleh Gubernur Propinsi Sulawesi Barat (Bpk. H. Anwar Adnan Saleh), sebagai Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat, menggantikan dr. H. Suparman, yang dimutasi menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Propinsi Sulawesi Barat. Dua Hari berikutnya, Kamis, 22 Januari 2009. Staf Ahli Bupati Polewali Mandar dr.H. Ayub Ali, MM dilantik menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar oleh wakil Bupati Polewali Mandar Bpk Najamuddin Ibrahim, MM. Selanjutnya pada hari Sabtu, 31 Januari 2009. dilakukan lepas sambut di Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar.
Malam Selasa (19-1-2009) sebelum dr. H. Achmad Azis. M. Kes, dilantik menjadi Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat. Beliau mengumpulkan semua staf, beliau begitu gembira, karena diundang ke propinsi untuk menghadiri suatu acara yang belum jelas, tetapi beliau yakin ini adalah acara pelantikan, tetapi sebagai jabatan apa, beliau belum tahu. Intinya meeting malam tersebut adalah Beliau sangat gembira dan besok pagi beliau berangkat dengan mengikutkan beberapa staf. Sementara stafnya lainnya dibuat bingung, apa ini benar telah terjadi mutasi atau tidak, staf hanya menunggu keesokan harinya, dan ternyata benar hari Selasa, 20 Januari 2009 jam 15.00 Beliau dilantik menjadi Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat.
Selanjutnya pada hari senin, tanggal 26 Januari 2009. di Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dilakukan serah terima kerja antara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar yang baru dr. H. Ayub Ali MM dengan Kepala Dinas Kesehatan Lama dr. H. Achmad Azis. M.Kes, Tidak ada yang istimewa dalam serah terima kerja ini, yang terlihat hanya kegembiraan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat dan ketenangan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar.
Pada hari Sabtu, 31 Januari 2009, lepas sambut secara resmi antar dr. H. Ayub Ali, MM dengan dr. H. Achmad Azis M.Kes, sekaligus juga dilakukan serah terima darma wanita Antara ibu Hartini Achmad Aziz dengan Ibu Ayub Ali. dilakukan di ruang pertemuan Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, acara begitu meriah. Ada satu pertanyaan yang muncul di pikiranku (penulis) tentang kedua pejabat ini, pertanyaan itu adalah ”Apa perbedaan kepemimpinan dr. H Achmad Azis dengan dr. H Ayub Ali, MM?” kemudian pikiranku mencoba menyelusuri cara-cara mereka memimpin selama ini.
Kepemimpinan Dr. H. Achmad Azis. M. Kes
Dr. H. Achmad Azis M.Kes memimpin Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar selama 9 tahun (1999-2009). Tidak ada teori yang bisa penulis jadikan rujukan untuk membahas kepemimpinan Kepala Dinas ini, Penulis hanya bisa melihat bagaimana beliau memecahkan masalah dan merencanakan kegiatan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya yang ada, penulis hanya bisa menyimpulkan bahwa sumber daya, mulai dari tenaga, dana, peralatan (yang bergerak maupun tidak bergerak) dan sumber daya lainnya, semuanya dibawah kendali beliau sebagai eselon II. Nyaris pejabat dibawahnya eselon III kurang diberikan wewenang, sementara eselon IV mereka langsung dikendalikan.
Yang menarik adalah pimpinan hanya memakai orang-orang yang bisa bekerja cepat, disiplin dan menghasilkan yang terbaik. Orang-orang itu adalah mereka yang tidak menjabat eselon III dan IV, mereka bekerja bukan karena pimpinannya tetapi mereka bekerja semata-mata untuk kepentingan pembangunan kesehatan di Polewali Mandar. Mereka bekerja tidak mengejar jabatan, apalagi yang namanya ”uang”, kadang mereka dimarahi, disalahkan karena terlambat beberapa menit saja menyelesaikan pekerjaannya, tetapi mereka bangga ketika pekerjaan mereka berhasil diemban oleh pimpinan.
Ketika beliau memimpin rapat, biasanya beliau memulainya dengan uraian tugas pokoknya yang begitu berat dan orang-orang yang dibawahnya harus mendukung, kadang rapat berjalan berjam-jam hanya untuk menampung keluhan-keluhan agar tidak terjadi komflik berkepanjangan dan kadang tidak disertai tindak lanjut.
Ketika berkunjung ke puskesmas, tiga sampai empat staf diikutkan, namun ketika sampai di puskesmas, staf tidak dilibatkan. Beliau melakukan itu semua karena beliau sangat cerdas, disiplin dan pekerja keras. Hanya yang kurang pada beliau adalah tidak ada pengkaderan dan pendelegasian wewenang, sehingga nampak ketika beliau di mutasi menjadi kepala Dinas Kesehatan Propinsi, baru terlihat kesibukan untuk mendelegasikan sumber daya yang ada. Beliau bekerja karena tugas pokoknya sebagai penanggung jawab dalam pembangunan kesehatan di kabupaten Polewali Mandar yang harus dikuasai dan dilaksanakan secara disiplin. Keberhasilan dari terlaksananya tugas pokok itu artinya kebanggaan, kemakmuran dan karir untuk beliau sebagai seorang pimpinan.
Kepemimpinan dr. H. Ayub Ali MM
Masih terlalu dini untuk menilai kepemimpinan dr. H. Ayub Ali MM, tetapi yang sangat jelas berbeda jauh dengan pimpinan sebelumnya (dr. Achmad Azis. M.Kes) adalah pendelegasian wewenang, dr Ayub pandai mendelegasikan wewenang. Jadi kedepan kepemimpinan dokter Ayub semua tergantung dari pejabat dibawahnya yaitu eselon III dan IV lingkup Dinas Kesehatan dan jaringan unit pelaksana tehnisnya. Bila stafnya terutama eselon III dan IV dapat bekerja dengan baik, ini akan menutupi kekurangan yang ditinggalkan oleh pimpinan sebelumnya, pembangunan kesehatan akan berjalan, bergerak seirama antara semua komponen stakeholder (masyarakat, provider dan mereka yang menjadi pejabat). Ini sangat penting karena tahun 2009 dan tahun 2010 merupakan tahun terakhir untuk mencapai target-target dari Standar Indikator Indonesia sehat 2010.
Manggala Karya Bakti Husada yang didapat Kabupaten Polewali Mandar tahun 2007 sebagai pengharggaan tertinggi di bidang pembangunan kesehatan akan semakin bermakna. Namun kesalahan sedikit saja dari stafnya yang telah diberikan wewenang penuh, merupakan kekurangan atau kejelekan untuk beliau, hal ini dapat terlihat ketika beliau menjadi direktur RSUD Polewali, karena kesalahan stafnya ( dokter ahlinya dalam melayani pasien) beliau dijelek-jelekan, didemo untuk turun dari jabatan direkturnya.
Bagaimana dengan orang-orang yang bekerja cepat, disiplin dan menghasilkan yang terbaik pada kepemimpinan sebelumnya dan sekarang pindah kepada kepemimpinan baru. Inilah yang akan menjadi masalah besar kedepan, karena mereka tidak memiliki jabatan eselon III maupun eselon IV. Dan mereka juga tidak akan mendapatkan kepuasaan ketika hasil pekerjaan mereka diembang oleh kepemimpinan baru, sementara mereka mempunyai kepedulian yang besar terhadap pembangunan kesehatan di kabupaten Polewali Mandar. Mungkin untuk sementara mereka akan istirahat dan disibukan dengan kegiatan-kegiatn profesionalismenya.
Yang jelas kepemimpinan dr. Ayub Ali akan menutupi kekurangan yang ditinggalkan pimpinan sebelumnya. Pimpinan sebelumnya ketika bekerja semata-mata karena tugas pokok, tetapi untuk kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar yang baru ( bpk dr. H. Ayub Ali, MM) semua dilakukan semata-mata pengabdian kepada masyarakat dan selalu ingin memperhatikan petugas kesehatan yang telah melayani masyarakat. Jadi keberhasilan dari pengabdian beliau adalah kebanggaan, kemakmuran dan karir staf serta kesejahteraan masyarakat.
Tugas Pokok atau Pengabdian
Mutasi jabatan dan kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar adalah suatu peristiwa yang sangat menarik untuk diapresiasi terlepas dari adanya kekurangan dan kelebihan pejabat lama maupun baru yaitu pimpinan yang lama selalu menekankan pada pelaksanaaan tugas pokok jabatannya sementara pimpinan yang baru dengan pengalamannya selalu menekankan pengabdian.
Tugas Pokok merupakan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan langsung dalam hal ini adalah Bupati sebagai perwakilan bangsa dan negara, sedangkan pengabdian adalah merupakan tanggung jawab induvidu pejabat tersebut kepada bangsa dan negara termasuk tentunya masyarakatnya. Mana yang baik, “apakah melaksanakan tugas pokok atau melaksanakan pengabdian?” Semua tergantung dari Pilihan staf. Melaksanakan tugas pokok dan pengabdian masing-masing ada kelebihannya dan ada kekurangannya atau sekalian kedua-duanya.
Artikel lain yang perlu ANDA TAHU
- Bedah Konsep Strategi RPJPM 2007-2012 Propinsi Sulawesi Barat
- Tampa Arah Kunjungan Pertama Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat di Dinas Kesehatan Polewali Mandar
- Perdebatan Angka Kematian Ibu
- Selamat Jalan BKKBN Polewali Mandari
- Peran Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Penyediaan Air Bersih Pedesaan
- Aku Pusing ! Sistem Organisasi Terganggu
—————————————————–
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Your Comments to My Posts