Derajat Kesehatan diantara Pengambil Keputusan dan Provider
November 17, 2008 3 Komentar
Polewali Mandar Sulawesi Barat.– Ternyata upaya penurunan kematian ibu dan bayi di kabupaten Polewali Mandar dari tahun 2006 -2008 sebagai gambaran ukuran derajat kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar sudah menunjukkan hasil yang membaik, di bantah sendiri —– saya ulangi “dibantah” —— oleh para provider kesehatan di daerah ini.
Hal ini diketahui dari Hasil dialog Survei interaktif tanggal 10 November 2008 di Aula pertemuan Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 44 tanggal 12 November 2008 yang di amati oleh Lembaga Kajian kawasan Barat Sulawesi (LK2BS) Bpk Surgawan Askari, mempertemukan para eselon II dan III sebagai narasumber dan para provider kesehatan sebagai peserta (57 petugas).
Hasil survei interaktif menunjukkan 65 % menyatakan “tidak setuju” bahwa derajat Kesehatan masyarakat di Polewal Mandar telah membaik. Apakah provider kesehatan mengerti tentang derajat kesehatan atau ketidak setujuan ini sebagai protes atas ketidak puasan terhadap eselon II dan III yang tidak memperhatikan apa yang telah mereka provider buat?”.
Narasumber dari dialog interaktif ini yaitu para pejabat eselon II dan III dilingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar cenderungan menilai para provider kesehatan tidak mengerti tentang “Derajat Kesehatan Masyarakat“, mereka cenderung tidak percaya bahwa derajat kesehatan masyarakat Polewali Mandar yang dikatakan oleh provider itu tidak membaik, para narasumber cenderung mengurui bahwa
“Apakah Provider Kesehatan mengetahui bahwa Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat dapat dilihat dari Angka Kematian ibu dan bayi serta Angka Harapan hidup,” jika ketiga angka-angka tersebut turun ( AKI dan AKB) dan Angka harapan hidup naik, otomatis derajat kesehatan telah membaik,” demikian garis besar komentar para eselon II dan III tersebut
Provider Kesehatan, entah karena digurui atau karena dipengaruhi, seakan mereka menyesal mengatakan bahwa derajat kesehatan di Polewali Mandar “tidak membaik”. Tapi bagi penulis ini adalah suatu fakta (kenyataan bahwa pengambil kebijakan maupun provider kesehatan memang belum mengerti dengan benar atau tidak terlalu familiar tentang Derajat Kesehatan Masyarakat, baik secara kuantitaf maupun secara kualitatif.
Memang benar derajat kesehatan masyarakat itu dapat dilihat dari penurunan Angka kematian ibu dan bayi dan ini dipengaruhi oleh indikator-indikator :
- Kesehatan lingkungan,
- pelayanan kesehatan,
- perilaku dan
- kependudukan,
Dengan melihat ke empat indikator bukan berarti dengan penurunan kematian ibu dan bayi otomatis derajat kesehatan telah membaik. Kalau Provider menyatakan belum membaik karena memang mereka selama ini terlibat langsung dengan masyarakat yang tentunya indikator-indiaktor pengaruh diatas mereka yang lebih banyak tahu, jadi kalau mereka mengatakan derajat kesehatan masyarakat belum membaik itu artinya indikator-indikator pengaruh dari derajat kesehatan masyarakat memang belum membaik sehingga mereka menjawab ” tidak setujuh” derajat kesehatan masyarakat telah membaik di kabupaten Polewali Mandar walaupun faktanya telah terjadi penurunan Angka Kemtaian Bayi (AKB) dan angka Kematian Ibu (AKI) serta peningkatan Angka Harapan hidup sejak lahir.
Pertanyaannya adalah Mengapa Indikator Derajat Kesehatan Masyarkat yang dilihat dari Angka Kemtaian Bayi (AKB) dan Angka Kematain Ibu (AKI) telah turun tapi Indiktor pengaruh yang oleh Provider mengatakan belum membaik?.
Jawabnya adalah itu hanya penurunan sesaat karena intervensi yang dilakukan selama ini hanya pada tingkat output saja yaitu menjamin kehamilan dan persalinan yang aman dan bayi terus hidup serta sehat. intervensi tidak dilakukan pada faktor-faktor atau indikator-indikator utama yang mendukung penurunan kematian ibu dan bayi tersebut.
Intervensi yang tidak dilakukan pada bagaimana memperbaiki kualitas kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat dan pengelolaan keluarga berencana yang terencana, sebagai indikator-indikator dasar dari derajat kesehatan masyarakat, setidaknya itu menurut teori Blum, tentunya tidak akan mempengaruhi penurunan kematian ibu, bayi, peningkatan imunitas bayi dan adanya status gizi yang baik.
Seandainya ini dilakukan ——— yaitu intervensi pada faktor lingkungan, pelayanan kesehatan, perilaku dan perencanaan keluarga ———– dan memberikan hasil yang optimal maka penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi, peningkatan imunitas bayi dan adanya status gizi baik pada balita, akan memberikan dampak yang permanen 3 tahun bahkan untuk 5 sampai 10 tahun kedepan, bukan sesaat yang hanya melihat 2-3 tahun saja dan kemudian kita mengatakan derajat kesehatan masyarakat Polewali Mandar telah membaik.
Begitulah wajah Pejabat Struktrual Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dan Para Provider Kesehatannya (Para pemberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat) dalam menyingkapi Derajat Kesehatan Masyarakatnya, Masyarakat Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat.
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemiologi Gizi dan Kesehatan
di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia
Ping-balik: “Pejabat” | oetoesan melajoe
Keep away from people who try to belittle your ambitions. Small people always do that, but the really great make you feel that you, too, can become great.
So sad
@arali2008 menjawab
yach! sangat menyedihkan untuk teman-teman saya, tidak bisa sefaham antara pimpinan dan mereka yang berkerja dimasyarakat.
btw link nya mana.